Bogem mentah

Siang hari ketika Lala tengah beristirahat setelah membersihkan lantai dua dari mansion milik majikannya, terdengar suara gaduh dari arah depan. Bergegas Lala berlari menuju ke jendela untuk mencari tahu keadaannya. Dan mendadak kedua bola matanya membulat ketika dia melihat mantan suaminya kembali berulah di depan pagar.

" Tuan tidak ada!" sahut Pak Salim dengan keras.

" Aku tidak peduli, pokoknya aku pengen ketemu!" bentak mantan suami Lala.

"Terus kamu mau ketemu sama siapa kalau Tuannya nggak ada? Memangnya kamu mau ada perlu apa sama majikan saya? Nanti kalau pulang saya sampaikan!" seru Pak Salim.

"Aku mau minta uang!" jawab lelaki tersebut dengan enteng hingga membuat Pak Salim menggelengkan kepala.

"Dasar orang nggak waras, minta uang seenak jidat! Di kira nyari uang tuh gampang apa?" gumam Pak Salim dalam hati.

Meski sempat beradu mulut, pada akhirnya Pak Salim mampu membuat lelaki itu meninggalkan tempat. Tanpa menunggu kedatangan sang majikan, Pak Salim pun lekas menelpon Gavin. Dia sampaikan kepada majikannya jika mantan suami Lala kembali mengamuk ke rumah karena minta uang. Sontak hal itu membuat Gavin tercengang.

"Minta uang? Emang aku ini emaknya apa?" tanya Gavin dalam hati. Dia tidak habis pikir dengan apa yang dia dengar.

"Kok ada ya, orang seperti itu? Pantas saja Lala menghindar dari dia," seketika pikiran Gavin mengarah kepada Lala. Akan tetapi, dengan cepat dia membuang pemikiran itu.

"Mikirin apa aku ini? Bodo amatlah, itu urusan mereka!" gumam Gavin seraya mengusap wajahnya dengan kasar. Gara gara berita yang di sampaikan oleh Pak Salim itu, membuat Gavin sempat hilang konsentrasi pada pekerjaannya.

Mentari sudah mulai condong ke barat, dan waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Gavin sedang berada di perjalanan pulang dari kantor. Ketika dia hendak berbelok ke arah rumahnya, mendadak dia menginjak rem dengan keras karena dia melihat ada orang yang berdiri tepat di depan mobilnya secara tiba tiba.

Ctttt.ctttttt...

Setelah berhenti, Gavin lekas membunyikan klakson agar orang itu pergi. Namun rupanya, dia malah mendekat ke kaca kemudi untuk menyapa Gavin. Orang tersebut tak lain adalah mantan suami Lala yang dari tadi menunggu kedatangan Gavin.

Tok..tok..tok..

Lelaki itu mengetuk kaca jendela, tetapi Gavin enggan membuka karena dia tahu jika laki laki itu mau minta uang.

"Dasar, di kasih hati minta jantung!" umpat Gavin sembari tetap duduk di kursi kemudi tanpa membukakan pintu.

Karena merasa tidak di tanggapi, lelaki itu semakin keras mengetuk pintu kaca. Dan hal itu membuat membuat Gavin emosi. Tanpa banyak bicara, pria itu keluar dari mobil lalu memberi bogem mentah kepada mantan suami Lala tersebut. Meski awalnya ada rasa takut jika lelaki tersebut mengamuk, tetapi Gavin sudah tersulut amarah serta kesabarannya pun sudah habis. Bahkan dia tidak memberi kesempatan pada lawannya untuk melawan.

Tubuh mantan suami Lala pun tersungkur ke jalanan, dan ketika dia terlihat sungguh tak berdaya, barulah Gavin meraih dompet dari sakunya, kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu. Uang uang tersebut lantas dia lempar ke wajah lelaki itu.

"Ini uang untukmu, setidaknya ada perjuangan yang harus kamu lakukan untuk mendapatkan uang. Bukan hanya dengan meminta dan meminta!" seru Gavin, lalu kembali masuk ke dalam mobil. Meski harus kehilangan sejumlah uang, tetapi setidaknya hatinya lega dan tidak keberatan. Sementara mantan suami Lala, perlahan mulai bangkit untuk memungut uang yang sudah di lempar oleh Gavin.

Ternyata kejadian itu di tangkap oleh mata Lala dari celah pagar besi tersebut. Tentu dia begitu terpesona dengan keberanian majikannya serta kagum dengan caranya menghadapi mantan suaminya. Namun, senyum yang sempat terukir di bibir Lala tersebut mendadak meredup kala dia mengingat kata kata kasar dari sang majikan.

"Please Lala, jangan berlebihan. Jangan kePEDEan! Jika kamu terus begitu, kamu akan mempermalukan dirimu sendiri!" gumam Lala dalam hati.

"Tuan udah masuk Neng," Ujar Pak Salim secara tiba tiba, dan berhasil membuat Lala terkejut. Rupanya, yang memberi tahu tentang pertengkaran antara majikannya dengan lelaki gila itu kepada Lala adalah Pak Salim.

"Emm,i i-iya Pak. Saya akan segera masuk," sahut Lala, kemudian dia lekas melangkah ke dalam rumah, sebelum majikannya tersebut memanggilnya.

Ketika Lala baru saja membuka pintu dan hendak masuk, di sambut oleh satu pertanyaan.

"Dari mana saja kamu?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!