"Iya Neng, sumpah. Kalau nggak di perintah sama Tuan, saya mana berani memasukkan orang sembarangan Neng," ungkap Pak Salim kemudian.
Lala pun tercengang mendengar jawaban Pak Salim. Dalam hatinya bertanya, untuk apa majikannya melakukan hal itu?
"Oh begitu ya Pak. Ya sudah, Pak Salim silahkan kembali bertugas. Maaf sudah mengganggu," ujar Lala.
"Iya Neng. Ya sudah, kalau begitu bapak kembali ke posko. Nanti kalau ada apa apa, neng bisa telpon dari telpon rumah untuk menghubungi saya," sahut Pak Salim.
"Emm, itu juga perintah dari Tuan Pak?" tanya Lala penasaran.
"Oh, tidak Neng. Kalau ini kemauan saya sendiri. Permisi," jawab Pak Salim, kemudian dia lekas melangkah kembali ke posko tempatnya berjaga.
Setelah Pak Salim kembali ke posko, Lala segera menutup pintu jendela sekaligus tirainya. Dalam hatinya masih di selimuti pertanyaan, kenapa majikannya melakukan hal itu?
"Sepertinya dia memang sengaja ingin mencelakai diriku, " ucap Lala dalam hati. Dia mencoba menerka isi kepala sang majikan. Tetapi, beberapa detik kemudian, dia kembali bergumam.
"Tapi, jika dia memang sengaja ingin mencelakai ku, mengapa dia mengobati ku?" sangkal Lala dalam hati. Dia benar benar di buat gusar dengan tindakan Gavin.Mencoba menerka nerka, tetapi tetap juga tidak menemukan jawaban apa apa. Dan mendadak, kepalanya terasa pusing karena luka di pelipisnya belum kering sempurna. Dia pun lekas menuju ke kamar untuk beristirahat.
Ketika Lala hendak melangkah, terdengar suara telepon rumah berbunyi.
"Halo selamat pagi," jawab Lala.
"Halo Neng, ini Pak Salim. Itu Neng, Nyonya Vina menyuruh saya menanyakan nomor ponsel Neng," sahut Pak Salim. Rupanya, setelah gagal menyuruh Gavin, Vina ganti meminta bantuan Pak Salim. Tanpa banyak berpikir, Lala pun kemudian menyebutkan nomor ponselnya kepada Pak Salim.
Setelah mendapatkan nomor ponsel Lala, Pak Salim mengakhiri panggilannya.
Lala kembali melangkah ke kamar untuk beristirahat karena kepalanya masih terasa pusing. Dan baru saha tiga puluh menit dia merebahkan tubuhnya di kasur, terdengar ponselnya berdering. Dan terlihat foto sang majikan muncul di layar ponselnya.
"Nyonya Vina," cakap Lala dengan terkejut. Saat itu dia mendadak panik, dia tidak berani menerima panggilan video dari Vina karena wajahnya yang lebam dan ada bekas luka pasti akan menimbulkan pertanyaan.
"Duh, bagaimana ini?" Lala nampak begitu panik. Karena terlalu lama membiarkan panggilan tersebut, panggilan pun berhenti. Tetapi, beberapa detik kemudian ponselnya kembali berbunyi.
"Jatuh, iya. Aku bisa katakan kalau aku jatuh dan terbentur dinding," mendadak Lala menemukan satu alasan jika majikannya bertanya mengenai keadaannya. Setelah merasa yakin dengan alasan yang akan dia berikan, perlahan Lala menekan tombol hijau pada ponselnya lalu panggilan video pun terhubung.
"Halo Lala, kenapa lama sekali menerima telponnya? Kamu sedang sibuk ya? Astaga... wajah kamu kenapa?" tanya Vina dengan panik, ketika baru menyadari bahwa pada pelipis Lala ada bekas luka. Bahkan sebagian wajahnya nampak lebam berwarna biru.
"Emm, itu Nyonya, saya habis jatuh di kamar mandi," jawab Lala terpaksa berbohong.
"Jatuh? Kamu yakin? Apa Gavin sudah menganiaya kamu?" terka Vina. Dia sempat menuduh putranya sendiri karena memang dari awal kedatangan Lala, Gavin serta suaminya tidak menyukainya.
"Oh, tidak Nyonya. Bukan. Bukan Tuan pelakunya. Tuan tidak melakukan apa apa, " sangkal Lala dengan segera. Tentu saja dia tidak mau jika kembali melibatkan Gavin dalam masalah itu. Karena, jika sampai Vina beranggapan Gavin adalah pelakunya, maka Lala akan kembali mendapat masalah dengan Gavin.
" Apa kamu yakin? Sebab saya tidak yakin, habis ini saya akan segera menghubungi Gavin!"
Tuut...tuuut...tuut... panggilan pun terputus karena Vina lekas menutupnya.
"Nyonya, nyonya, Tuan Gavin tidak bersalah Nyonya... Halo Nyonya," sia sia sudah Lala berteriak menyerukan kembali pembelaannya kepada Gavin. Sepertinya dia benar benar akan kembali mendapat masalah, jika Vina benar benar menginterogasi putranya.
"Astaga, kenapa jadi rumit begini?" keluh Lala sembari memejamkan mata. Dia tetap berusaha menjelaskan kepada Vina melalui pesan, bahwa Gavin tidak melakukan apa apa.
"Semoga saja Nyonya percaya, dan tidak keburu menghubungi Tuan Gavin," pinta Lala dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments