Lala tidak bisa banyak berkilah, karena jika dia harus angkat kaki pada hari itu juga, maka dia akan kesulitan mencari tempat bersembunyi.
"Baik Tuan. Saya menurut." jawab Lala sembari menundukkan kepala.
"Ya sudah, sekarang tolong belikan aku barang barang ini di supermarket. Kemaren ada yang kelupaan!" titah Gavin.
"Se-sekarang Tuan?" Tanya Lala dengan gugup.
"Iya. Tapi ingat, kamu harus naik angkot. Jangan naik taksi!"
Seketika wajah Lala memucat, dia begitu khawatir jika sampai bertemu dengan mantan suaminya. Akan tetapi, dia juga tidak punya banyak cara untuk menolak permintaan majikannya.
Dengan penuh keraguan Lala keluar dari rumah majikannya. Tidak lupa dia menggunakan pakaian agar tidak mudah di kenali oleh siapapun. Usai memastikan bahwa Lala sudah berangkat menjalankan perintahnya, Gavin segera masuk ke dalam kamar.
Dua jam sudah Lala pergi meninggalkan rumah dan tak kunjung kembali. Hal itu sempat membuat Gavin kepikiran.
"Kemana perginya tuh orang? Lama sekali nggak pulang pulang? Jangan jangan dia kabur bawa lari duit belanja?" Gavin mencoba menerka nerka.
Namun, ternyata yang terjadi di luar sana berbeda dengan yang ada di pikiran Gavin. Lala saat itu justru sedang bersembunyi di bawah lorong jembatan karena mantan suaminya tengah mengejarnya. Bahkan, Lala sempat menerima satu tamparan keras di pipinya.
"Hei, kemana kamu? Keluarlah!" bentak laki laki itu.
Lala tetap terdiam di tempatnya, karena kejadian itu sering kali terulang sehingga dia tahu apa yang akan terjadi jika dia keluar pada saat itu. Meski ada banyak orang yang melihat, mereka belum tentu mau membantu Lala karena yang ada mereka justru ikut mendapat buah tangan dari mantan suaminya tersebut.
Ketika suasana sedikit aman, Lala segera keluar dari persembunyiannya lalu lari sekencang nya untuk pulang menuju rumah sang majikan sebelum langkahnya di ketahui oleh mantan suaminya. Namun sayang, pergerakan kakinya tercium oleh pria yang mengejarnya sehingga Lala semakin kencang untuk berlari.
Dengan membawa kantong plastik putih berisi barang belanjaan yang di perintahkan oleh majikannya, Lala berlari terbirit birit. Sementara pria yang tengah mengejarnya tidak berhenti berteriak menyeru nama Lala hingga mereka masuk ke kawasan mansion milik Gavin.
"Buka pagarnya pak, cepat!" teriak Lala kepada penjaga gerbang ketika berada di depan pagar.
Karena sudah mengenal wajah Lala, penjaga itu pun lekas membukakan pagar untuk Lala lalu mempersilahkannya masuk.
"Cepat kunci kembali pagarnya Pak!" titah Lala kemudian dengan nafas tersengal. Penjaga itu pun lekas menuruti perintah Lala karena dia sendiri juga di buat panik dengan kedatangan Lala yang tiba tiba. Tentu saja sebagai petugas keamanan, dia harus siap siaga jika ada sesuatu yang terjadi secara tiba tiba.
"Kamu kenapa lari terburu buru seperti itu? Siapa yang mengejar kamu?" tanya penjaga tersebut ketika sudah mengunci kembali pagar besi tersebut.
"Besok saja ceritanya Pak. Sekarang saya harus segera masuk!" jawab Lala sembari berlari menjauh dari penjaga gerbang tersebut. Namun sayang, ketika berlari serta kurang memperhatikan jalan, dia terjatuh karena menabrak seseorang.
Buuughhh...
"Astaga... Ma-maaf Tuan...."
"Oh My God! Apa apaan ini? Lihat ini, bajuku basah semua!"
Wajah Gavin terlihat begitu menyeramkan ketika dia dapati bajunya basah terkena minuman yang dia bawa, setelah bertabrakan dengan Lala. Bukan hanya basah dan kotor, sialnya lagi minuman tersebut masih tergolong panas.
"Kamu, ikut saya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
inayah machmud
kasihan lala punya mantan suami yg suka kdrt,,, sudah jd mantan pun masih ganggu lala. ..
2023-07-09
0