Kisah ini di ceritakan oleh nenek author dan kejadian ini terjadi sekitar tahun 1940an saat nenek author sebut saja Mbah Iyem masih berusia 17 tahun. Kisah ini di alami oleh Ibu tiri dari Mbah Iyem sebut saja Mbok Darmi. Tapi biarpun cuma ibu tiri Mbok Darmi begitu menyayangi Mbah Iyem seperti anaknya sendiri.
" Iyem..Iyem!!" panggil Mbok Darmi.
Iyem yang sedang duduk di dipan ruang tamu bergegas menghampiri ibu tirinya itu.
" Ada apa mbok?" tanya Iyem.
" Simbok sepertinya mau melahirkan,perut simbok sakit sekali. Simbok minta tolong panggil bapakmu di pos ronda ya suruh panggil Mbah Dibyo ", ucap Mbok Darmi lirih.
Iyem pun mengangguk kemudian bergegas keluar rumah mencari bapaknya dengan membawa lampu teplok.
" Pak..bapak!!" Iyem memanggil manggil bapaknya. Pak Sumo yang sedang mengobrol dengan Pak Atmo di pos ronda segera menghampiri anaknya.
" Ada apa Yem?" tanya Pak Sumo.
" Simbok pak.."
" Simbok mu kenapa?"
" Simbok mau melahirkan. Bapak di suruh manggil Mbah Dibyo ", jawab Iyem.
" Ya udah ayo kita ke rumah Mbah Dibyo ", ajak Pak Sumo.
" Kang aku pergi dulu ya ", pamit Pak Sumo kepada Pak Atmo.
" Iya Mo hati hati ", sahut Pak Atmo.
Pak Sumo mengangguk kemudian menggandeng tangan Iyem meninggalkan pos ronda.
Sampai di kebun pisang mereka pun berpapasan dengan Mbah Dibyo.
" Mbah.." panggil Pak Sumo.
" Ada apa Mo?" tanya Mbah Dibyo.
" Tolong istri saya Mbah. Istri saya mau melahirkan ", ucap Pak Sumo.
" Ya udah ayo kita ke rumahmu sekarang ", kata Mbah Dibyo.
Pak Sumo mengangguk kemudian berjalan mendahului Mbah Dibyo sedangkan Iyem berjalan di belakang Mbah Dibyo. Iyem yang berjalan menunduk tak sengaja memandang kaki Mbah Dibyo yang tak menyentuh tanah. Kakinya berjalan beberapa centimeter di atas tanah.
" Kaki Mbah Dibyo tak menyentuh tanah berarti itu bukan Mbah Dibyo asli tapi..",Iyem tak melanjutkan gumaman nya. Iyem yang ketakutan pun segera berlari mendahului Mbah Dibyo dan Pak Sumo.
" Loh Iyem..Iyem kamu kenapa lari lari Nduk?" teriak Pak Sumo.
" Biar cepat sampai rumah Pak kasihan simbok sendirian ", teriak Iyem beralasan.
Pak Sumo pun tak bertanya lagi.
" Mbok.." panggil Iyem.
Mbok Darmi tak menjawab panggilan Iyem mulutnya hanya mengeluarkan suara rintihan kesakitan. Iyem bergegas masuk ke kamar Mbok Darmi.
" Bapakmu mana Yem?" tanya Mbok Darmi lirih.
" Bapak baru di jalan dengan Mbah Dibyo Mbok. Bentar lagi mereka sampai ", jawab Iyem sembari mengelap keringat yang keluar dari dahi Mbok Darmi.
Benar saja tak berapa lama Pak Sumo dan Mbok Dibyo datang ke kamar Mbok Darmi.
" Kalian keluar dulu ya ", ucap Mbok Dibyo.
Pak Sumo mengangguk kemudian mengajak Iyem keluar dari kamar. Mereka pun menunggu di ruang tamu.
" Pak ",panggil Iyem.
" Ada apa Nduk?" tanya Pak Sumo lalu menatap Iyem.
" Mbok Dibyo itu bukan manusia Pak ", ucap Iyem.
Pak Sumo langsung terkekeh mendengar ucapan Iyem.
" Beneran ini pak. Bapak kok malah terkekeh sih?!" Iyem mengerucutkan mulutnya.
" Hus kamu ini ngomong opo toh Nduk?" tanya Pak Sumo masih terkekeh.
" Ya udah kalo bapak tak percaya ", ucap Iyem.
Tak berapa lama terdengar tangisan bayi di kamar. Pak Sumo dan Iyem pun merasa lega. Bergegas bapak dan anak itu masuk ke dalam kamar. Mbok Darmi tersenyum menatap suami dan anak tirinya itu.
" Anak kita laki laki Pak ", ucap Mbok Darmi lirih karena masih lemas habis melahirkan.
" Alhamdulilah ", ucap Pak Sumo.
" Loh Mbah Dibyo mana?" tanya Iyem.
" Loh emangnya kalian tidak ketemu Mbah Dibyo tadi? Mbah Dibyo barusan keluar ", ucap Mbok Darmi.
Pak Sumo dan Iyem saling berpandangan. Mereka tak melihat sosok Mbah Dibyo keluar. Jika Mbah Dibyo keluar otomatis berpapasan dengan mereka karena pintu hanya ada satu dan itu pun di depan tapi mereka tak berpapasan dengan Mbah Dibyo.
" Iyem bilang apa pak", ucap Iyem.
" Pak, Simbok kok merasa aneh ya dengan Mbok Dibyo ", ucap Mbok Darmi.
" Aneh gimana Mbok?" tanya Pak Sumo.
" Mbok Dibyo wajahnya pucat sekali sentuhan tangannya tuh dingin banget pak kayak mayit ", sahut Mbok Darmi.
" Mungkin Mbah Dibyo lagi sakit Mbok. Kita berpikir positif saja ", kata Pak Sumo.
Mbok Darmi pun kemudian terdiam.
" Besok pagi bapak mau ke rumah Mbah Dibyo mau nganter beras sebagai ucapan terima kasih karena sudah membantumu melahirkan. Mau di antar sekarang gak enak,udah jam setengah 12 malam ", kata Pak Sumo.
" Iya pak ", ucap Mbok Darmi.
" Iyem kamu buruan tidur Nduk udah malam ", kata Pak Sumo.
" Bentar lagi pak aku masih pengen lihat adik ku dulu ", ucap Iyem.
Mbok Darmi tersenyum melihat Iyem.
" Oiya Bu Ari Ari bayi nya mana? Biar bapak bersihkan dan bapak kubur malam ini juga", ucap Pak Sumo.
Mbok Darmi pun langsung teringat dengan ari ari bayinya. Tadi Mbah Dibyo tidak mengatakan dimana dia meletakkan ari Ari nya.
" Aku tak tau Ari Ari nya di mana Pak. Tadi Mbah Dibyo tidak bilang di mana beliau meletakkannya ", sahut Bu Darmi.
Pak Sumo pun mencari Ari Ari anaknya di bantu Iyem tapi hasilnya nihil. Ari Ari itu tidak ketemu.
" Coba besok pagi bapak saat mengantar beras tanya sama Mbah Dibyo sekalian ", usul Mbok Darmi.
" Baiklah".
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan harinya Pak Sumo berjalan ke rumah Mbah Dibyo.
" Mau kemana Mo?" sapa Pak Lurah yang kebetulan berpapasan dengan Pak Sumo.
" Ini pak mau ke rumah Mbah Dibyo ", ucap Pak Sumo.
" Loh ngapain ke rumah Mbah Dibyo?"
" Nganter beras Pak,semalam beliau sudah membantu istri saya melahirkan ", sahut Pak Sumo.
Pak Lurah dan Pak Aji saling berpandangan.
" Emang kamu tak tau tentang Mbah Dibyo Mo?" tanya Pak Aji.
" Mbah Dibyo sudah meninggal dua bulan yang lalu Mo saat kamu dan istrimu menginap di rumah keluargamu di kota ", timpal Pak Lurah.
Tubuh Pak Sumo pun langsung menegang, kaget? Jelas iya. Sangat kaget malahan.Bagaimana bisa orang yang sudah meninggal membantu istrinya melahirkan?
" Berarti benar apa yang di bilang Iyem ", gumam Pak Sumo.
Pak Sumo pun langsung pamit pulang. Dengan tergesa gesa beliau berjalan ke rumahnya.
" Mbok..mbok..", panggil Pak Sumo.
Mbok Darmi yang sedang menyusui bayinya di temani Iyem pun langsung menyahut.
" Ada apa Pak?"
Pak Sumo langsung masuk ke kamar. Beliau pun langsung menceritakan apa yang di bilang Pak Lurah tadi. Mbok Darmi pun tak kalah terkejutnya dengan Pak Sumo.
" Kan Iyem sudah bilang Pak semalam. Bapak gak percaya sih ", ucap Iyem.
" Berarti Ari Ari anak kita itu..."
Ada yang tau Ari Ari adiknya Mbah Iyem kemana??
Sampai sekarang masih jadi tela teki.
( SEKIAN)
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments