Ting..
Hp Agus berbunyi, ada pesanan makanan masuk.
" Des mas pergi dulu ya. Mas dapet orderan g*food nih ", ucap Agus.
" Iya mas hati hati ", ucap Desti.
Agus segera memakai jaket g*jek nya lalu pergi meninggalkan rumah.
Sesampai di resto yang di tuju, Agus pun segera reservasi pesanannya. Sambil menunggu pesanannya dia pun bergabung dengan driver ojol lain yang sedang menunggu pesanan juga.
" Dapat antrian nomer berapa mas?" tanya Agus pada salah satu driver ojol.
" Dapet pesanan nomer 20 mas. Kalau mas sendiri nomer berapa?"
Agus langsung menunjukkan nomer nota yang di pegangnya, nomer 23.
" Cuma khusus g*food atau g*ride juga?" tanya Dani driver yang Agus tanya tadi.
" Aku g*ride juga mas tapi hari ini baru sepi banget g*ride nya ", jawab Agus.
" Di kirim ke daerah mana pesanannya?" tanya Dani lagi.
Agus langsung menyebutkan sebuah alamat. Tampak Dani terkejut mendengar alamat yang di sebut Agus tadi.
" Kenapa mas? Kok seperti terkejut gitu?" tanya Agus.
" Ah eh eng enggak kok ",jawab Dani tergagap.
" Dia bayar pakai g*pay ya?" tanya Dani.
Agus hany mengangguk. Agus yang masih penasaran pun menanyakan lagi kenapa Dani sepertinya terkejut mendengar dia menyebutkan alamat costumernya. Dani menghela nafasnya dalam dalam kemudian berbicara setengah berbisik kepada Agus.
" Maaf ya mas bukan maksudku menakut nakuti kamu. Kemarin malam temanku dapat orderan makanan yang di antar ke alamat yang sama dengan alamat costumer mas nya. Tapi ternyata alamat tersebut hanya sebuah lahan kosong yang di tumbuhi ilalang ", jawab Dani.
" Hah? seriusan mas?" tanya Agus.
Dani mengangguk.
" Ya semoga saja costumer mas nya bukan hantu tapi manusia ", ucap Dani.
Lalu Dani berdiri ke arah pelayan resto yang sudah menyebut nomer antriannya untuk mengambil pesanan.
" Mas aku duluan ya ", pamit Dani pada Agus.
" Iya mas hati hati ", ucap Agus.
Dani hanya mengangguk lalu mengambil motornya dan pergi meninggalkan Resto. Sepeninggalan Dani, Agus terus kepikiran jawaban Dani tadi.
" Gimana ya kalo ternyata alamat costumer ku sama kayak alamat costumer temennya Dani kemarin ",gumam Agus.
" Ah semoga saja ini benar benar manusia ", gumam Agus lagi.
" Nomer antrian 23 ", panggil seorang pelayan resto.
Agus berdiri lalu mengambil pesanannya. Setelah mengambil pesanannya Agus pun bergegas melesat ke alamat tujuan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
" Mana ya alamatnya", gumam Agus.
Agus pun mulai chat costumer nya.
[ Kak, alamat tepatnya di mana ya?] tanya Agus lewat chat.
Tak berapa lama chat balasan pun masuk.
[ Kakak lurus saja sekitar 100 meter nanti ada pohon mangga sampingnya].
Agus pun langsung melajukan motornya sesuai petunjuk costumernya. Tapi alamat yang di tuju adalah sebuah lahan kosong sesuai seperti apa yang Dani bilang. Agus bergegas menelepon costumernya tapi nomer yang di tuju tidak aktif. Agus mencoba menelepon kembali tapi tetap sama nomer yang di tuju tidak aktif.
" Bagaimana ini?" gumam Agus.
Tiba tiba ponsel Agus berbunyi. Ada chat dari costumernya.
[ Kak,kok bengong sih. Pesanannya di taruh aja di bawah pohon mangga].
[ Oke ] balas Agus.
Bergegas Agus turun dari motor dan meletakkan makanan pesanan di bawah pohon mangga. Setelah itu Agus kembali lagi ke motornya.
" Hi hi hi hi hi hi ", terdengar suara wanita tertawa dari pohon mangga. Agus mendongak ke atas dan...
" Astaghfirullah!!" teriak Agus saat melihat sosok kuntilanak duduk di dahan besar pohon mangga.
" Hi hi hi hi hi ", kuntilanak itu tertawa lagi dengan suara nyaring.
Agus bergegas tancap gas karena saking takutnya.Motor Agus pun pergi meninggalkan tempat itu tapi motor Agus kembali lagi ke tempat tadi. Sampai empat kali motor Agus hanya muter muter area tersebut dan kembali lagi ke tempat kuntilanak itu padahal Agus hafal jalan di situ tapi entah kenapa kok motornya hanya mengitari kebun tersebut. Dalam hati Agus pun membaca ayat kursi dan dia pun terbebas dari jeratan kuntilanak tersebut, sekarang dia sudah sampai di jalan besar. Dalam hati Agus bernafas lega bergegas Agus langsung melajukan motornya menuju rumah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tok tok tok..
" Des..Desti!!" panggil Agus sambil mengetuk pintu. Desti yang sedang menonton tv pun bergegas membuka pintu. Di lihatnya Agus berdiri di ambang pintu.Tapi mata Desti terbelalak saat melihat motor Agus yang terparkir di halaman rumahnya.
" Astaghfirullah ya Allah !!" seru Desti.
Bergegas Desti menarik tangan Agus agar segera masuk lalu menutup dan mengunci pintu rumah.
" Kamu kenapa Des?" tanya Agus saat melihat wajah Desti pucat dan ketakutan.
" Mas..kamu gak merasa memboncengkan seseorang?" tanya Desti saat mereka sudah berada di dalam kamar.
Agus hanya menggelengkan kepala.
" Ada kuntilanak mas di boncengan motormu", ucap Desti membuat Agus terperanjat.
" Masa sih?" tanya Agus.
Desti mengangguk. Agus pun langsung bergegas menceritakan kejadian yang menimpanya tadi kepada istrinya.
" Berarti dia ikut kamu pulang Mas. Lebih baik sekarang Mas panggil kyai Mahmud buat mendoakan mas dan motor mas biar gak di gangguin kuntilanak itu lagi ", ucap Desti.
Agus pun mengangguk setuju lalu bergegas ke rumah Kyai Mahmud.
Tak berapa lama Agus dan Kyai Mahmud sudah sampai rumah Agus.
" Astagfirullah Gus", ucap Kyai Mahmud.
" Ada apa Kyai?" tanya Agus.
" Siapa kamu? Kenapa kamu ikut Agus?" Kyai Mahmud berbicara sendiri di hadapan motor Agus. Kyai Mahmud berhenti sejenak lalu melanjutkan berbicara.
" Kamu pergi dari sini!!" perintah Kyai Mahmud lalu Kyai Mahmud pun mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. Agus pun ikut mengangkat tangannya berdoa.
" Sekarang makhluk itu sudah pergi Gus. Gimana ceritanya kamu bisa di ikuti makhluk itu?" tanya Kyai Mahmud saat mereka sudah duduk di teras rumah.
Agus pun bercerita kepada Kyai Mahmud. Dan Kyai Mahmud hanya manggut manggut.
" Lain kali kamu hati hati Gus ", pesan Kyai Mahmud.
" Iya Kyai, terima kasih sudah mau mengusir kuntilanak tersebut ", ucap Agus.
" Sama sama Gus. Ya sudah aku pulang dulu ya ", pamit Kyai Mahmud.
Agus mengeluarkan sebuah amplop kepada Kyai Mahmud tapi Kyai Mahmud menolak amplop tersebut.
" Lebih baik amplop ini kamu infakkan saja ke mesjid ", ucap Kyai Mahmud.
" Baik Kyai ", sahut Agus.
" Ya sudah aku pulang dulu Assalamualaikum".
" Waalaikumsalam hati hati Kyai terima kasih banyak sudah membantu saya ", ucap Agus.
Kyai Mahmud mengangguk kemudian pergi dari rumah Agus. Setelah Kyai Mahmud tak terlihat lagi Agus bergegas masuk menemui istrinya di kamar.
" Gimana Mas sudah?" tanya Desti.
" Alhamdulilah Sudah Des. Tak ada lagi yang mengganggu ku ", jawab Agus.
Desti pun bernafas lega begitupun Agus.
( SEKIAN )
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments