" Bu, Sandi ke rumah Wahyu dulu ya ", pamit Sandi pada ibunya yang baru memasak untuk makan malam di dapur.
" Pulangnya jangan malam malam San ", pesan Bu Murti.
Sandi hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan rumah. Saat itu jam menunjukkan pukul lima sore. Wahyu adalah teman sekelas Sandi. Karena tugas dari sekolah mau tak mau Sandi harus ke rumah Wahyu yang jaraknya lumayan jauh sekitar 10 kilometer.
Tok Tok Tok...
" Wahyu..", panggil Sandi sambil mengetuk pintu. Tak lama kemudian pintu terbuka.
" Wahyu nya ada Bu?" tanya Sandi pada Bu Hana, ibunda Wahyu.
" Wahyu nya baru ke warung San. Tunggu aja bentar lagi juga pulang. Masuk dulu yuk ", ajak Bu Hana.
" Di sini saja Bu ", ucap Sandi.
" Ya udah duduk dulu gih ", ucap Bu Hana.
Sandi mengangguk kemudian duduk di kursi yang ada di teras.
" Ibu tinggal masuk ya San ", ucap Bu Hana.
" Eh iya Bu ", sahut Sandi.
Lalu Bu Hana masuk ke dalam.
Benar saja tak lama kemudian Wahyu pulang. Saat melihat ada sahabatnya Wahyu langsung tersenyum.
" Udah lama San?" tanya Wahyu.
" Belum kok, baru aja datang ".
Wahyu duduk di samping Wahyu kemudian mengeluarkan isi plastiknya, beberapa camilan untuk menemani mereka mengerjakan tugas.
" Aku masuk dulu ya mau ambil tas ", ucap Wahyu. Sandi hanya mengangguk. Wahyu pun langsung masuk ke dalam rumahnya.
Singkat cerita setelah tugas selesai Sandi tak langsung pulang. Jam juga baru menunjukkan pukul setengah delapan malam. Jam sembilan nanti baru Sandi pamit pulang.
" Kamu pulang malam gak takut apa?" tanya Wahyu.
" Takut apaan coba " ucap Sandi.
" Emang kamu belum dengar isu yang lagi tenar ya?" tanya Wahyu.
" Emang isu apaan sih? Aku kok belum dengar", ujar Sandi penasaran.
" Tadi sewaktu aku di warung ada tetanggaku yang kemarin malam lewat jalan X jalan raya utama itu, katanya dia di Pepet oleh seorang pengendara motor mio merah tapi wajahnya hancur. Katanya sih usut punya usut itu arwah gentayangan korban kecelakaan yang ada di jalan itu ", cerita Wahyu.
" Kalo isu itu sih aku juga dengar dari tetanggaku. Tapi aku tak percaya sama hantu atau arwah begituan ", ucap Sandi sambil terkekeh.
" Aku lebih takut sama begal ", imbuh Sandi.
" San kamu makan di sini saja ya ?" tanya Bu Hana yang muncul di teras.
" Gak usah Bu. Di rumah sudah di masakin ibuku kasihan kalo gak di makan ", ucap Sandi.
" Ya sudah deh ", sahut Bu Hana lalu beliau kembali masuk ke dalam rumah lagi.
Sandi dan Wahyu pun melanjutkan obrolannya.
Jam sembilan malam Sandi pun pamit pulang.
" Hati hati di jalan ", ucap Bu Hana.
" Iya Bu Assalamualaikum ", ucap Sandi.
" Waalaikumsalam ", sahut Bu Hana dan Wahyu bersamaan.
Sandi pun bergegas menjalankan motornya meninggalkan rumah sahabatnya itu. Saat sudah memasuki di jalan raya utama, jalan nampak lengang.
" Tumben jalan sudah sepi padahal masih jam sembilan ", gumam Sandi.
Saat di pertengahan jalan Sandi merasa seolah ada yang mengikuti. Bulu kuduknya pun merinding. Di lihatnya kaca spion,benar saja ada yang mengikutinya.
" Jangan jangan begal yang mengikuti ku ", gumam Sandi. Dia pun menambah kecepatan motornya sambil sesekali melirik ke arah spion. Motor yang mengikutinya pun melakukan hal yang sama membuat Sandi semakin takut. Sandi pun berniat akan berhenti di depan rumah orang depan sana.
Saat hendak sampai di depan rumah warga motor yang mengikuti Sandi pun melewati motor Sandi.
Sandi pun menoleh, betapa terkejutnya dia. Motor yang sedari tadi mengikutinya kini sudah berada di sampingnya. Dan motor tersebut bukan motor begal melainkan motor Mio merah yang di kendarai arwah berwajah rusak. Arwah itu menatap Sandi sambil menyeringai membuat motor Sandi oleng dan akhirnya....
Krosak Bruk!!
Motor Sandi jatuh, tubuh sandi pun ikut jatuh hingga terguling di pinggir. Warga yang sedang berada di pos ronda saat mendengar ada motor jatuh langsung menghampiri jalan raya. Mereka pun bergegas menolong Sandi.
Warga membawa Sandi ke pos ronda dan mengobati luka yang ada di tangan serta kaki Sandi.
" Mas ini di minum dulu ", ucap Salah satu warga sambil menyodorkan segelas air putih.
" Terima kasih pak ",ucap Sandi sambil menerima gelas itu lalu meminum isinya sampai habis.
" Mas ini dari mana mau kemana?" tanya Pak RT setempat.
" Saya dari kampung S pak mau mau pulang ke kampung W ", ucap Sandi.
" Oalah lha ngomong ngomong kok mas nya bisa sampai jatuh itu bagaimana ceritanya?"
Sandi pun menceritakan kejadian tadi yang menyebabkan dia jatuh. Warga yang menolong Sandi manggut-manggut.
" Ternyata gara gara dia lagi ", ucap salah satu warga.
" Maksudnya gimana ya pak?" tanya Sandi.
" Udah sering ada orang jatuh mas gara gara lihat pengendara motor Mio merah itu ",jawab Pak RT.
Sandi hanya diam mendengar jawaban Pak RT.
" Jadi si mio merah itu dulu korban kecelakaan mas di jalan yang tadi tempat Mas nya jatuh. Dia meninggal di tempat karena terlindas truk tronton tepat di wajah membuat wajahnya hancur tak berbentuk. Entah kenapa sekarang kok malah jadi gentayangan suka memperlihatkan diri pada orang orang yang lewat di jalan itu ", ucap Pak RT lagi.
" Mungkin karena keluarganya sudah lepas tangan saat mengurus jenasahnya ", celetuk salah seorang warga.
" Maksudnya keluarganya tidak mau menguburkan jasadnya gitu?" tanya Sandi.
" Iya. Keluarganya tak mengakui jika dia itu anggota keluarganya. Dan lepas tangan tak mau mengurus pemakamannya. Makanya dia di makamkan oleh warga sini ", sahut Pak RT.
Sandi hanya manggut manggut.
" Bapak bapak terima kasih banyak ya sudah menolong saya. Kalau begitu saya pamit pulang lagian sudah jam setengah sebelas malam. Takut ibu saya mencari saya ", ucap Sandi.
" Mas sandi bisa naik motor?" tanya Pak RT.
" Insya Allah saya masih bisa naik motor Pak ", ucap Sandi.
" Hati hati Mas ", ucap Pak RT dan beberapa orang yang menolongnya.
Sandi mengangguk kemudian naik ke atas motornya.
" Assalamualaikum ", ucap Sandi.
" Waalaikumsalam ".
Sandi pun bergegas melajukan motornya meninggalkan pos ronda.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
" Kamu jam segini kok baru pulang sih Le? Dan itu tangan sama kakimu kenapa bisa lecet lecet gitu? Kamu berantem?" tanya Bu Murti.
Sandi duduk di ruang tamu di ikuti Bu Murti.
" Tadi Sandi jatuh di jalan Bu sewaktu mau pulang ", jawab Sandi.
" Loh kok bisa sampai jatuh?" tanya Bu Murti.
Sandi pun menceritakan kejadian yang di alaminya tadi.
" Besok lagi jika ada tugas sekolah kamu ngerjainnya sepulang sekolah saja biar gak kejadian seperti tadi lagi ", ucap Bu Murti.
" Iya Bu. Sandi juga takut jika keluar malam lagi ", ucap Sandi.
"Ya udah sana makan terus tidur ", ucap Bu Murti. Sandi pun mengangguk lalu bergegas ke dapur.
( SEKIAN )
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments