14. Tangisan di tengah malam

Rombongan Wulan yang akan melaksanakan KKN di desa X sudah tiba. Desa yang terbilang cukup terpencil jauh dari hiruk pikuk keramaian. Penerangan pinggir jalan kampung pun masih minim.

" Desanya kok seram sih ", ujar Denis.

" Itu karena minim penerangan Den jadi kelihatan seram ", sahut Wulan.

" Iya juga ya ", jawab Denis sambil mengangguk angguk.

" Ini tempat tinggal kalian selama KKN di sini. Tapi maaf cuma tempatnya cuma seperti ini", ucap Pak Lurah.

" Gak apa apa pak. Kami sangat berterima kasih kepada bapak karena sudah mencarikan tempat untuk tinggal kami selama KKN ", ucap Retno.

Tempat yang akan di tinggali Wulan cs memang terbilang seadanya. Cuma rumah dari anyaman bambu yang hanya tersedia dua kamar,dapur dan ruang tamu. Untuk keperluan mandi,BAB ,BAK mereka akan menumpang di kamar mandi umum yang berjarak seratus meter dari rumah penginapan Wulan cs.

" Kalo begitu Bapak tinggal dulu,kalian istirahatlah. Nanti selepas Dhuhur istri dan anak saya akan kesini membawakan makan siang untuk kalian ", ucap Pak Adi.

" Terima kasih banyak Pak hati hati di jalan ", ucap Wulan.

Pak Lurah Adi kemudian keluar meninggalkan mereka.

" Berhubung kamar cuma dua jadi cowok kamar yang di samping dapur sedang cewek yang di samping ruang tamu. Sekarang kita istirahat dulu yang mau tidur silahkan yang mau duduk di sini saja silahkan ", ucap Retno.

Denis, Aldan, Dimas,dan Sendi pun bergegas masuk ke kamar. Begitu juga Retno,Wulan, Maira dan Elis. Para wanita itu pun juga masuk ke dalam kamar.

Kamar yang mereka tempati juga hanya berdindingkan anyaman bambu,bahkan untuk pembatas antara kamar dan ruang tamu hanya memakai triplek.

Setelah Dhuhur istri Pak Adi dan putrinya datang ke tempat menginap Wulan cs mengantar makan siang.

" Tapi maaf cuma seadanya ", ucap Bu Nurul.

" Ini lebih dari seadanya Bu. Sebelumnya kami semua mohon maaf sudah merepotkan keluarga Ibu ", ucap Aldan.

" Ah tidak sama sekali nak. Kami sekeluarga malah senang bisa membantu kalian. Oh iya saya permisi pulang duluan ya. Ibu mau pergi kondangan ke kampung sebelah sama Bapak. Tapi kalian gak usah khawatir Nilam di sini kok jadi jika kalian sudah selesai makan biar di beresin sama Nilam ", ucap Bu Nurul lalu wanita paruh baya itu beranjak pergi.

" Mbak Nilam maaf ya kami merepotkan ", ucap Elis.

" Ah enggak kok mbak santai saja ", ucap Nilam sambil tersenyum.

" Oh iya kalau kalian pas selama tinggal di sini dengar suara atau melihat hal aneh jangan takut ya ", imbuh Nilam.

Sontak Wulan dan kawan kawannya menatap Nilam dengan penuh tanda tanya.

" Maaf Mbak Nilam maksudnya gimana ya?" tanya Retno.

Nilam menatap para KKN dengan tatapan serius.

" Bukan maksud saya buat nakut nakutin kalian cuma saya kasih tau saja jika banyak warga sini yang sering mendengar tangisan di tengah malam ", ucap Nilam.

" Tangisan tengah malam?" tanya Sendi.

Nilam menganggukkan kepalanya.

" Tangisan itu berasal dari rumah kosong di sebelah rumah ini ", imbuh Nilam.

" Waduh kok serem sih ", ucap Maira dan Elis serempak.

" Kalau kalian mendengar tangisan itu pura pura saja tak mendengar, jangan takut atau ribut. Jika kalian takut atau ribut suara tangisan itu makin kenceng ", ucap Nilam.

Nilam menghela nafasnya dalam dalam.

" Pokoknya kalian tak usah takut. Kalian sudah kan yang makan? Kalo sudah sini peralatan makannya biar saya bersihkan ", ujar Nilam.

Lalu Nilam mengumpulkan peralatan makan di bantu Wulan dan Retno. Setelah semuanya sudah bersih Nilam pun pamit pulang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tak terasa KKN Wulan dan teman temannya berjalan lancar. Mereka pun tak mendengar suara tangisan yang pernah di bicarakan Nilam sewaktu mereka baru saja tiba di tempat itu. Dua hari lagi mereka pun akan kembali ke kota karena KKN sudah berakhir. Dan malam ini mereka berencana mengadakan perpisahan dengan para warga di gedung balai desa.

Jam tujuh malam acara perpisahan pun di mulai. Mulai dari sambutan sambutan ketua KKN yaitu Wulan dan sambutan dari para pamong desa sampai rangkaian berbagai acara pun berjalan dengan lancar. Sampai akhirnya jam setengah dua belas malam acara pun usai.

Selesai acara Wulan dan kawan kawan pun membersihkan gedung balai desa di bantu beberapa muda mudi desa.

" Mbak dan mas semua berani kan pulang tempat menginap?" tanya Dewi salah satu muda mudi desa.

" Berani dong. Kita kan orang delapan ", jawab Retno sambil tersenyum.

" Kalau tidak berani mending kalian tidur di balai desa saja ", usul Pak Lurah Adi.

" Berani kok Pak ", sahut Denis.

" Karena bersih bersihnya sudah kelar yuk kita pulang bareng saja ",ajak Pak Lurah.

Mereka pun mengangguk. Lalu mereka berjalan beramai ramai menuju rumah masing masing. Hingga akhirnya tinggal Wulan cs yang belum sampai tempat mereka menginap selama ini.

" huhuhu ", terdengar bunyi tangisan seorang perempuan dari dalam rumah kosong.

Sontak Wulan dan teman-temannya pun berhenti.

" Hei kalian dengar itu nggak?" tanya Denis.

" Iya iya kami mendengar suara orang menangis itu", ucap Maira.

" Hu huhuhu ", suara tangis itu semakin kencang.

" Pulang saja yuk takut aku ", ucap Elis.

" Iya mending pulang aja ", timpal Maira.

" Dimas sendi kalian antar Elis dan Maira pulang ya. Sedangkan aku dan lainnya mau masuk ke rumah kosong itu ", ucap Retno.

Dimas dan Sendi pun mengangguk. Lalu mereka berempat pun balik ke rumah tempat mereka menginap. Sedangkan Denis, Aldan, Wulan dan Retno masuk ke dalam rumah kosong itu. Sampai di dalam rumah kosong itu mereka tidak menemukan ada siapa-siapa. Suara tangisan itu pun hilang tak bersuara lagi.

" Halo.. Assalamualaikum ", ucap Aldan.

Sepi tak ada sahutan.

" Siapa di dalam yang menangis?" tanya Retno.

Braakk!!

Pintu rumah kosong itu tertutup dengan sendirinya membuat Wulan dan teman-temannya terlonjak kaget. Tiba tiba muncul sesosok kuntilanak muncul di hadapan mereka.

" Si siapa kamu?" tanya Wulan.

" Hi hi hi hi ", kuntilanak itu tertawa.

" Kenapa kamu sering menangis mengganggu warga di sini?" tanya Denis lantang.

" aku ingin meminta tolong kepada warga di sini tapi mereka ketakutan mendengar suaraku ", ucap kuntilanak itu.

" Kamu mau minta tolong apa?" tanya Aldan.

" Jasadku terpendam di tanah yang ada di dapur rumah ini aku ingin minta tolong keluarkan jasadku dan kuburkan aku selayaknya ", ucap kuntilanak itu lalu menghilang dari hadapan Wulan dan teman-temannya. Wulan dan teman-temannya pun bergegas pergi dari rumah kosong itu menuju tempat mereka menginap. Lalu Mereka pun beristirahat dan akan memberitahukan ucapan kuntilanak itu kepada pamong desa esok hari.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan harinya Wulan dan teman-temannya menemui Pak Lurah Adi dan menceritakan kejadian semalam. Dengan sikap Pak Lurah Adi pun mengundang para warganya untuk berkumpul di balai desa. Setelah para warga sudah berkumpul di balai desa Pak Lurah Adi pun menceritakan kejadian semalam yang menimpa Wulan dan teman-temannya. Pak Lurah Adi meminta tolong kepada para warga untuk menggali tanah yang ada di dapur rumah kosong itu dan para warga pun bergotong-royong menggali tanah itu. Dan benar saja di dalam tanah itu ada kerangka manusia. dan usut punya usut ternyata wanita itu adalah korban pembunuhan yang terjadi beberapa tahun lalu oleh pemilik rumah kosong itu. Berkat Wulan dan teman-temannya pemilik rumah kosong itu pun ditangkap polisi dan setempat tidak diganggu oleh kuntilanak menangis itu lagi.

( SEKIAN..)

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 01 Tinggal Di Kos Angker
2 02. Ruko Tempatku Bekerja Ternyata Angker
3 03 Ruko Tempatku Bekerja Ternyata Angker (2)
4 04 Bertemu dengan orang yang sudah meninggal.
5 05 Keranda Berjalan
6 06 Pengalaman Di Bus Malam
7 07. Rumah Baru
8 08 Rumah baru ( 02 )
9 09 Costumer ghaib
10 10. Pengalaman berkunjung ke lereng gunung merapi
11 11. Pengalaman sopir ambulans
12 12. Pengalaman sopir ambulans ( part 2 )
13 13. Kisah horor satpam rumah sakit.
14 14. Tangisan di tengah malam
15 15. Bocah mirip Aldi itu bukan manusia
16 16. Si motor Mio merah
17 17. Kisah Driver Ojol
18 18. Kisah Driver ojol part 2
19 19. Melahirkan di bantu dukun beranak ghaib
20 20. Pesugihan warung soto di kantin
21 21. Pesugihan
22 22. Pesugihan ( Dahlia meninggal )
23 23. Pesugihan ( Kematian Bu Wati )
24 24. Ku kira hanya kain putih ternyata...
25 25. Kesaksian Tumbal Pesugihan yang Lolos.
26 26. Kesaksian Tumbal Pesugihan yang Lolos
27 27. Ada apa sebenarnya di kios ku?
28 28. Gara gara datang bulan.
29 29. Si tukang ketuk pintu kamar kos.
30 30. Si tukang ketuk pintu kamar kos.
31 31. Kisah di toilet pabrik baju.
32 32. Saat di Rumah Sakit
33 33. Di boncengan sepeda itu..
34 34. Wanita di dalam mobil.
35 35. Asisten Rumah Tangga
36 36. Kejadian di kereta malam.
37 37. Di rumah orang tua.
38 38. Tas biru di dalam mobil sedan.
39 39. Kisah seram sepulang dari bekerja.
40 40. Arwah korban Santet
41 41. Arwah korban santet
42 42. Kisah mistis dukun beranak.
43 43. Kisah seorang perias jenasah.
44 44. Kisah dokter forensik.
45 45. Arwah karyawan pabrik.
46 46. Pengalaman horor di hotel
47 47. Gara gara mimpi
48 48. Pengumuman.
Episodes

Updated 48 Episodes

1
01 Tinggal Di Kos Angker
2
02. Ruko Tempatku Bekerja Ternyata Angker
3
03 Ruko Tempatku Bekerja Ternyata Angker (2)
4
04 Bertemu dengan orang yang sudah meninggal.
5
05 Keranda Berjalan
6
06 Pengalaman Di Bus Malam
7
07. Rumah Baru
8
08 Rumah baru ( 02 )
9
09 Costumer ghaib
10
10. Pengalaman berkunjung ke lereng gunung merapi
11
11. Pengalaman sopir ambulans
12
12. Pengalaman sopir ambulans ( part 2 )
13
13. Kisah horor satpam rumah sakit.
14
14. Tangisan di tengah malam
15
15. Bocah mirip Aldi itu bukan manusia
16
16. Si motor Mio merah
17
17. Kisah Driver Ojol
18
18. Kisah Driver ojol part 2
19
19. Melahirkan di bantu dukun beranak ghaib
20
20. Pesugihan warung soto di kantin
21
21. Pesugihan
22
22. Pesugihan ( Dahlia meninggal )
23
23. Pesugihan ( Kematian Bu Wati )
24
24. Ku kira hanya kain putih ternyata...
25
25. Kesaksian Tumbal Pesugihan yang Lolos.
26
26. Kesaksian Tumbal Pesugihan yang Lolos
27
27. Ada apa sebenarnya di kios ku?
28
28. Gara gara datang bulan.
29
29. Si tukang ketuk pintu kamar kos.
30
30. Si tukang ketuk pintu kamar kos.
31
31. Kisah di toilet pabrik baju.
32
32. Saat di Rumah Sakit
33
33. Di boncengan sepeda itu..
34
34. Wanita di dalam mobil.
35
35. Asisten Rumah Tangga
36
36. Kejadian di kereta malam.
37
37. Di rumah orang tua.
38
38. Tas biru di dalam mobil sedan.
39
39. Kisah seram sepulang dari bekerja.
40
40. Arwah korban Santet
41
41. Arwah korban santet
42
42. Kisah mistis dukun beranak.
43
43. Kisah seorang perias jenasah.
44
44. Kisah dokter forensik.
45
45. Arwah karyawan pabrik.
46
46. Pengalaman horor di hotel
47
47. Gara gara mimpi
48
48. Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!