Setelah seminggu menikah Sasa ikut Yoga tinggal di rumah orang tua Yoga karena masa cuti Yoga sudah habis. Kedatangan Yoga dan Sasa di sambut oleh kedua orang tua Yoga dan juga adik serta ipar Yoga.
" Sekarang rumah bakalan rame Bu ketambahan Mbak Sasa ", ucap Pipit adik ipar Yoga sambil tersenyum.
" Iya Pit jadi sekarang kalau siang rumah gak sepi lagi jika kalian pergi bekerja ", ucap Bu Salamah.
Sasa pun hanya tersenyum simpul.
" Ya udah sana kalian istirahat dulu. Pasti kalian capek habis perjalanan jauh ", ucap Bu Salamah kepada Yoga dan Sasa.
Sasa dan Yoga pun mengangguk. Setelah berpamitan Yoga dan Sasa pun masuk ke dalam kamar untuk istirahat.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Singkat cerita..
Jam menunjukkan pukul lima pagi. Setelah sholat subuh Sasa bergegas menuju dapur untuk memasak. Di dapur tampak Pipit dan Bu Salamah sudah bertempur dengan alat alat masak.
" Selamat pagi.." sapa Sasa.
" Pagi juga Sa ", sahut Bu Salamah.
" Mbak Susan gimana tidurnya tadi malam? Nyenyak?" tanya Pipit.
" Alhamdulilah nyenyak Pit ", sahut Sasa.
" Aku dulu waktu tidur di sini pertama kali malah gak bisa tidur. Kebiasaan tidur di kamar sendiri terus tidur di kamar orang lain jadi rasanya gimana gitu ", kata Pipit sambil terkekeh.
" Iya tapi setelah itu tidurnya kayak kebo ", timpal Bu Salamah.
Mereka bertiga pun tertawa.
Disaat Sasa,Bu Salamah dan Pipit sedang masak sambil bersenda gurau, Yoga masuk ke dapur lalu duduk di kursi meja makan.
" Bu katanya semalam Mbak April liat keranda berjalan sendiri di depan situ ", ucap Yoga.
" Mbak April tetangga baru yang rumahnya depan rumah kita itu?" tanya Pipit.
" He'em ", jawab Yoga.
" Kamu tau darimana? " tanya Bu Salamah.
" Barusan aku sama bapak pergi jalan jalan ketemu sama Mbak April dan suaminya. Mereka dari pasar lalu cerita sama aku dan Bapak ", ucap Yoga.
" Siapa ya yang akan meninggal?" Tanya Bu Salamah.
Yoga dan Pipit pun hanya mengangkat bahu.
" Emang apa hubungannya Bu keranda berjalan sama orang meninggal?" tanya Sasa penasaran.
" Ya kalo ada keranda berjalan sendiri itu pertanda akan ada orang meninggal di kampung kita ", kata Bu Salamah menjelaskan.
" Keranda nya berjalan sendiri?" tanya Sasa.
" Iya ".
Sasa hanya manggut manggut saja. Dalam hati dia tak percaya dengan hal hal begituan apalagi sama yang namanya hantu.
" Sayur,tempe,sama ayamnya sudah matang tolong ini di bawa ke meja makan. Setelah itu kalian mandi terus sarapan ", ucap Bu Salamah.
Pipit dan Sasa pun mengangguk lalu mereka membawa mangkuk sayur dan piring berisi tempe dan ayam ke meja makan. Lalu mereka pun bergegas mandi.
Setelah mandi seluruh anak dan mantu Bu Salamah dan Pak Budi pun berkumpul di meja makan untuk sarapan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jam menunjukkan pukul sembilan malam. Sasa duduk di teras rumah menunggu suaminya pulang kerja. Kebetulan hari ini Yoga masuk shift siang jadi pulang malam jam sembilan dari pabrik tempatnya bekerja.
" Belum tidur Sa? " tanya Bu Salamah kepada menantunya.
" Belum Bu. Nunggu Mas Yoga pulang ", sahut Sasa.
" Bentar lagi juga pulang. Biasanya setengah sepuluh dia sampai rumah. Kamu gak dingin nunggu di luar?" tanya Bu Salamah lagi.
" Tidak Bu ", jawab Sasa sambil menggelengkan kepala.
" Ya udah Ibu masuk kamar dulu ya. Jangan lupa nanti pintu di kunci ".
" Iya Bu ".
Bu Salamah pun masuk ke dalam.
Sasa mengeluarkan ponsel dari saku celana kolornya kemudian dia pun main game yang ada di ponselnya untuk mengusir rasa bosannya saat menunggu Yoga pulang. Saat sedang asik bermain game,tiba tiba angin semilir menerpa Sasa. Bersamaan dengan itu tengkuk Sasa merasakan merinding.
" Ini kenapa sih kok tumben aku merasakan merinding seperti ini?" gumam Sasa.
Lalu dia mengelus tengkuknya. Sayup sayup Sasa mendengar lolongan anjing menambah kesan menyeramkan.
" Aaaauuuuuuuuuuuuu", Suara lolongan anjing itu semakin keras.
Sasa menatap jam di layar ponselnya. Pukul sembilan malam lebih sepuluh menit.
" Baru pukul sembilan lebih dikit kok ada suara lolongan anjing sih? Bikin suasana serem aja. Lama lama kok takut aku duduk di sini sendirian,lebih baik aku masuk saja lah", gumam Sasa.
Sasa pun berdiri lalu melangkah menuju pintu. Saat hendak menutup pintu Sasa melihat ada keranda jalan sendiri di jalan kampung depan rumah. Mata Sasa langsung terbelalak melihat pemandangan di depannya.
" Astaghfirullah..", jerit Sasa.
Bu Salamah dan Pak Budi yang mendengar jeritan Sasa langsung keluar dari kamar dan menghampiri Sasa.
" Kamu kenapa Sa?" tanya Pak Budi dan Bu Salamah bersamaan.
" Pak Bu.. Sasa lihat.."
" Lihat apa?" tanya Pak Budi.
" Lihat keranda jalan sendiri pak barusan ", ucap Sasa. Suaranya bergetar karena saking takutnya.
" Mana?" tanya Pak Budi
" Itu tadi lewat jalan itu ke arah barat ", kata Sasa.
Pak Budi pun langsung berlari ke jalan kampung dan membututi keranda yang jalan sendiri. Bersamaan dengan itu Yoga pulang dari kerja.
" Bapak mau kemana kok lari lari?" tanya Yoga.
" Itu bapakmu ngejar keranda yang jalan sendiri biar tau berhenti di mana",sahut Bu Salamah.
" Loh ada keranda berjalan sendiri lagi?" tanya Yoga.
" Iya tapi kali ini istrimu yang lihat", jawab Bu Salamah.
" Benarkah itu Sa?"
Sasa hanya mengangguk saja karena dia masih syok ketakutan.
" Yog, ajak istrimu masuk. Sepertinya dia masih syok ", kata Bu Salamah.
" Ibu gak masuk?"
" Nanti tunggu bapakmu".
Yoga pun menggandeng istrinya masuk ke dalam kamar.
" Mas ", panggil Sasa saat mereka sudah berada di dalam kamar.
" Ada apa Sa?"
" Emang bapak sama ibu gak takut sama keranda itu?" tanya Sasa.
" Orang orang di sini termasuk ibu sama bapak tidak takut lihat keranda itu karena itu hanya pertanda akan ada orang meninggal saja bukan hal yang menakutkan. Tapi bagi warga yang baru tinggal di sini seperti kamu sudah pasti takut", ucap Yoga.
" Iya mas. Aku baru kali ini lihat hal begituan. Apalagi tadi saat keranda itu akan menampakkan wujudnya ada suara lolongan anjing yang sangat panjang ", ucap Sasa.
" Sudahlah tak perlu di pikirin. Sekarang kita istirahat saja ".
Sasa pun mengangguk lalu sepasang suami istri itu merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Keesokan harinya saat keluarga Bu Salamah dan Pak Budi sedang sarapan di meja makan..
" Tadi malam gimana pak? udah ketemu sama kerandanya?" tanya Bu Salamah.
" Iya Bu. Kerandanya berhenti di depan rumah Mbah Siswo ", sahut Pak Budi.
" Waduh jangan jangan Mbah Siswo yang..." belum sempat Yoga meneruskan kata katanya terdengar pengumuman berita duka dari masjid.
" Assalamualaikum wr wb berita lelayu. Innalilahi Wa inalillahi rojiun Telah meninggal dunia Bapak Siswo usia 85 tahun jenasah akan di makamkan pada hari ini di TPU kebun mangga pukul dua siang.Demikian pengumuman berita lelayu atas perhatiannya di ucapkan banyak terima kasih wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatu ".
" Ternyata benar keranda berjalan sendiri di malam hari itu pertanda akan ada orang meninggal dunia ", gumam Sasa.
( SEKIAN ).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Jufra Siti
bisa begitu kerandanya
2023-08-10
2