Jimmy memarkirkan mobilnya di parkiran depan gedung perkantoran di salah satu dari kawasan perekonomian di kota Shanghai.Pemuda tampan itu membuka pintu mobilnya dan melangkah sepasang sepatunya ke jalanan menuju ke arah gedung pencakar langit di depannya.
"Selamat pagi Tuan muda Jimmy." sapa security di depan pintu masuk ke gedung tersebut.
"Ya, selamat pagi juga untuk kalian semua." jawab Jimmy tersenyum ramah kepada semua security dan sejumlah karyawannya.
Jimmy menerima laporan dari Lin Yi begitu pria ini tiba di kantornya yang berada di lantai tujuh dari gedung perkantoran tersebut lalu membuka laptopnya sambil menerima secangkir kopi dari sekretaris pribadinya itu yang sangat cekatan di dalam bekerja dengannya.
Di sebuah kota tua yang sangat cantik untuk di kunjungi oleh para wisatawan asing maupun lokal terdapat seorang gadis cantik bertubuh mungil berdiri di jembatan yang pernah menjadi lokasi syuting serial televisi Mainland' Kabut Cinta'. Gadis itu terlihat bersemangat untuk ikut serta dalam berfoto bersama dengan Luhan dan rombongan tur.
"Luhan, tempat ini keren sekali." kata Nabila yang tersenyum riang gembira melihat pemandangan alam di kota wisata tersebut.
"Syukurlah kalau kamu suka tempat wisata kota tua yang terkenal di seantero kota Shanghai." kata Luhan yang menawarkan sebotol minuman soda rasa buah leci di atas jembatan.
"Ohya Luhan jajanan apakah itu yang dijual oleh para penjual makanan di daerah ini?" tanya Fina menoleh ke arah penjual makanan di pinggiran kota tua kepada Luhan.
"Bakpao dan aneka satay." jawab Luhan segera mengajak kedua orang gadis itu dan rombongan tur ke arah lokasi tersebut dengan senyum cerah dan ramah.
Nabila dan Fina segera berburu jajanan tersebut dan berbelanja untuk oleh-oleh mereka.Nabila juga membeli minuman kaleng susu yang amat terkenal rasanya yang manis dan segar.
"Susu huanghuang...! " seru Fina.
"Juhi pedas..! " seru Nabila.
"Ada manisan kamboi.. Buah gula-gula..!" seru yang lainnya.
Luhan mengirim foto dan video mereka kepada Jimmy yang saat ini sedang bekerja di kantor untuk melaporkan bahwa ia bekerja dengan baik untuk menjaga rombongan tur yang dipandunya itu.
"Nabila suka banget makan jajanan Juhi pedas dan satay buah manisan." kata Luhan di wechat pribadinya kepada Jimmy.
"Beli semua yang disukainya nanti uangmu akan ku ganti." kata Jimmy di wechat kepada Luhan.
"Hmm ya,bos." jawab Luhan melalui wechat-nya kepada Jimmy yang telah mengirimkan uang untuk membayar jajanan dan oleh-oleh yang di inginkan oleh Nabila.
Luhan pun menutup hpnya usai memberikan isi laporannya kepada Jimmy bosnya yang sangat cerewet itu lalu segera mengikuti gadis cantik ini melihat-lihat aneka jajanan paling terkenal di daerah tersebut.
"Setelah dari sini, kita akan pergi ke mana?" tanya Fina menoleh kepada Luhan yang sedang memayungi Nabila karena cuaca panas sekali di daerah tersebut.
"Ke restoran untuk makan siang dahulu sebelum kita mengunjungi Shanghai tower sampai sore hari lalu pulang ke hotel." jawab Luhan segera.
"Shanghai tower seharusnya kita kunjungi pada malam hari saja untuk kita bisa melihat seluruh pemandangan malam hari di kota Shanghai." kata Fina yang melihat jadwal wisata di hpnya.
"Ya,kau bisa mengunjungi tempat itu lagi setelah mengunjunginya bersama dengan kami semua." kata Luhan nada acuh tak acuh kepada Fina.
"Emm, dasar cowok judes." kata Fina nada pelan di telinga Nabila.
Gadis sepupunya itu menggeleng-geleng kepala melihatnya selalu berdebat dengan Luhan yang dijadikan sebagai pengganti Afei cowok ganteng asal China yang pertama kali mempesona Fina.
"Luhan dan Afei sama-sama gokil dan tipe kamu banget lho." kata Nabila yang menggunakan alis untuk menggoda gadis sepupunya yang cantik dan centil itu.
"Ah, kau bisa saja, Bila.Aku ini bukanlah cewek gampangan untuk di raih oleh cowok gokil dan konyol itu."kata Fina mencubit pipi Nabila sambil masuk ke bus pariwisata.
Rombongan tur telah duduk rapi usai diabsen di depan pintu mobil oleh Luhan untuk memastikan bahwa tak ada seorangpun rombongan tur yang belum hadir.
" Bila, ayo kita cobain jajanan ini sambil nunggu jam makan siang."kata Fina yang sudah ambil satu bungkus jajanannya lalu menikmatinya di dalam perjalanan di dalam bus pariwisata.
Nabila menatap heran dengan Luhan yang telah memaksanya untuk membeli semua jajanan dan oleh-oleh yang dilihatnya di daerah kota tua dan tak mengizinkannya untuk membayar biaya dari oleh-oleh itu.
"Hmm, sungguh aneh tuh cowok." kata Nabila di dalam hatinya sambil memandangi jalanan dari kaca jendela bus pariwisata.
Lalu Nabila membayangkan sosok Jimmy yang tampan dan teringatlah ia akan janjinya untuk pergi ke keliling kota Shanghai pada sore hari ini dengan Jimmy dan Fina usai cowok ganteng itu pulang kerja.
"Ahh,Aku harus cari baju yang cocok untuk sore hari ini aku pergi bersama Jimmy." kata Nabila di samping Fina yang sibuk makan jajanan.
"Ya, kau pakai baju yang kemarin kita beli di kota Hangzhou." kata Fina memberikan ide yang baik untuk Nabila.
"Hmm,bajunya kesannya murah dan kurang pas deh." kata Nabila menolak ide Fina.
"Ya, kau ada baju warna pink yang waktu itu kita beli di kota Dali. Bukankah baju itu sangat pas dan cantik untuk kau pakai." kata Fina yang telah membuka hpnya untuk membantu Nabila pilih baju paling cocok untuk sore hari ini.
"Aha, kau benar sekali, Fina. Baju ala suku Miao." kata Nabila dengan sepasang matanya yang kini bersinar-bersinar dengan ide dari Fina.
"Ah, Bila.Apakah kau menyukai Jimmy?" tanya Fina secara tiba-tiba sambil menatap lekat-lekat kepada Nabila.
"Ya, Aku suka dia cuma Aku belum tahu apakah aku jatuh cinta kepadanya karena aku masih ada luka pada cinta pertamaku." jawab Nabila nada getir kepada Fina.
"Kau masih belum bisa move on dari mantanmu yang berengsek." kata Fina merangkul Nabila.
Nabila menganggukkan kepalanya dengan sinar matanya yang redup menahan tangisannya saat ia kembali teringat tentang masa lalunya yang menyebabkannya memutuskan untuk liburan ke luar negeri cukup lama.
"Bagaimana dengan Papa dan Mamamu yang telah menyetujui hubunganmu dan Jimmy yang sebenarnya adalah kesalahpahaman saja?" tanya Fina nada hati-hati kepada Nabila yang kini benar-benar menangis di rangkulan Fina.
"Entahlah, Fina. Inilah yang membuatku pusing sendiri tapi Aku harus bisa menjelaskannya pada kedua orangtuaku secepatnya sebelum mereka semakin salah paham terhadap Aku dan Jimmy." jawab Nabila nada tegas sambil menghapus air matanya dengan saputangan.
Bersambung!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments