Nabila nyaris tidak bisa tidur pada malam hari itu karena gadis itu begitu gugup untuk berjumpa kembali dengan Jimmy pada esok hari di hotel di kota Shanghai.Ia dan Fina saat ini masih berada di hotel di kota Hangzhou untuk menikmati hari liburan terakhir mereka di kota tersebut.
"Kota Hangzhou sungguh keren bila terlihat di malam hari dengan cahaya lampu yang sangat menerangi setiap sudut pinggiran danau barat dan sekitarnya. Gua yang kemarin kita kunjungi sangat keren banget dalamnya." kata Fina yang masih melihat video hasil rekamannya di hpnya.
"Ya, aku paling suka bangunan yang melindungi langit-langit gua itu luarbiasa keren." kata Nabila yang ikutan melihat video tersebut yang telah di unggah dan dikirim ke medsos pribadi Fina.
"Ohya, Bila. Bagaimana ya kabarnya Afei di kota Suzhou?" Fina tiba-tiba membicarakan tentang Afei di depan Nabila yang asyik menonton video liburan mereka di hp milik Fina.
"Entahlah, kau mungkin bisa melihat wechatnya untuk mengetahui kabarnya." jawab Nabila yang juga sibuk dengan memikirkan Jimmy melalui Weibo untuk mengetahui aktivitas pemuda ini di medsos khusus China itu.
"Siapa ya cewek cantik di foto ini?" tanya Fina di sofa depan televisi sambil melamun pada layar hpnya yang kini menampilkan gambar beranda di aplikasi wechat.
Nabila menoleh untuk melihat foto Afei yang di dampingi oleh gadis cantik di sebuah bioskop di kota Suzhou di layar hp Fina.Gadis itu tak mau saudari sepupunya merasa sedih segera jawab dengan sikap acuh tak acuh.
"Mungkin adik atau kakaknya." jawab Nabila.
"Oh, moga saja.Ah.. " kata Fina memeluknya dan memilih untuk menutup hp lalu pergi tidur di atas tempat tidur di dekat jendela.
Nabila menghela napas dalam-dalam untuk hati dan pikirannya bisa kembali merasa tenang dan bahagia dengan kembali memikirkan Jimmy Wu cowok ganteng yang membuatnya selalu rindu tanpa disadari olehnya.
*****
Kota Shanghai, China.
Jimmy terlihat membuka laptop untuk mengetik kerjaannya yang sangat banyak itu. Pemuda ini nyaris tak ada waktu untuk makan, minum dan tidur karena kesibukannya itu.Ia bahkan tak tahu kalau Mamanya selalu meneleponnya untuk cari tahu kabarnya dari asistennya.
"Jimmy, tolong kau jawab wechat dari Mamamu sebentar saja." kata Lin Yi mendatanginya di ruang kerjanya di kantornya pada jam dua belas malam hari pada hari selasa.
"Emm.. " gumam Jimmy dari balik laptopnya.
"Baiklah,Aku mau pulang sekarang karena aku sudah ngantuk banget." kata Lin Yi menaruh map kerja di meja kerja Jimmy sebelum berjalan ke arah pintu.
Jimmy mengambil hpnya lalu menjawab pesan dari wechat Mamanya yang menanyakannya itu. Ia tersenyum sayang melihat foto Mamanya yang selalu cantik baginya.
"Mama sayang, putramu selalu sehat dan tak pernah lalai untuk menjaga kesehatannya.Jadi, tolong Mama tak khawatir lagi." tulis Jimmy di hpnya.
Kling!
Pesan dari wechat seorang teman wanita yang pernah menjadi masa lalunya itu datang dan ia segera menghapus pesan tersebut untuk hatinya tidak merasakan sakit kembali.
"Dari Sandra? " tanya Luhan muncul di depannya dari tumpukan berkas kerjanya.
"Ya." jawab Jimmy lesu.
"Untuk apa siluman kucing itu muncul lagi ke dalam kehidupanmu?" tanya Luhan yang tampak kesal usai mendengar bahwa mantan pacarnya itu menghubunginya kembali.
"Tidak tahu karena pesannya langsung ku hapus dan nomor wechat ku blokir." jawab Jimmy nada biasa saja.
"Bagus.Kau harus membuangnya ke laut.kata Luhan sambil melanjutkan pekerjaannya di dekat Jimmy.
Jimmy menguap lalu memilih untuk pergi tidur di sofa dalam kantornya dan terbangun di pagi hari dengan raut wajahnya begitu segar dan tampan sampai mempesona Lin Yi yang baru saja tiba di kantor untuk membawakan secangkir kopi untuk dirinya dan Luhan.
"Pagi, Lin Yi. Terimakasih atas kopi ini." sapa Jimmy nada ramah kepada asistennya dan juga teman baiknya sendiri sambil menerima cangkir kopi dan menyeruput dengan nikmat sekali.
"Kopi untukmu juga, Luhan." kata Lin Yi dengan senyuman manis kepada Luhan yang manis.
"Wah, kau baik sekali, Lin Yi." kata Luhan dengan senyuman bahagia mendapatkan secangkir kopi favoritnya dari Lin Yi si gadis rambut keriting dan pirang yang cantik seperti aktris Dilreba Dilmurat yang menjadi salah satu dari artis China yang di idolakan oleh Luhan.
Jimmy menaruh cangkir kopi di meja lalu pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap menemui Nabila di hotel gadis asal Indonesia itu akan menginap selama beberapa hari di kota ini, dan ia sendiri sudah tak sabar untuk melihat sendiri senyuman paling manis di wajah mungil Nabila.
"Aku pergi dulu ya, kawan?!"seru Jimmy usai ia merapikan dirinya lalu meninggalkan kantornya.
" Eh, semangat sekali dia itu.."kata Lin Yi yang tersenyum senang melihat senyuman semangat di bibir Jimmy saat pemuda ini melewati pintu untuk keluar dari kantor.
Luhan mengangkat wajahnya dari balik laptop di depannya lalu menarik lengan Lin Yi untuk gadis itu mendekat ke arahnya lalu ia dapat mencium bibir gadis manis ini.
"Lin Yi, aku sungguh mencintaimu lho. Apakah kau masih tak mau menerimaku sebagai pacar kamu yang paling manis sedunia?" tanya Luhan yang menatap lembut Lin Yi usai mencium bibir gadis manis ini.
"Aku masih mengharapkan balasan dari Jimmy atas perasaan cintaku yang tulus semenjak kami lulus kuliah di universitas luar negeri." kata Lin Yi yang membuat Luhan merasakan sakit hati tapi pemuda ini tetap tersenyum tenang.
"Oh, baiklah tak apa." kata Luhan sambil kembali melanjutkan pekerjaannya sebagai wakil Jimmy.
Lin Yi pergi dari kantor Jimmy untuk melanjutkan pekerjaannya di ruangan sekretaris tanpa lihat bagaimana ekspresi muka Luhan saat ini ketika ia keluar dari kantor teman baik mereka.
"Aku takkan pernah menyerah untuk meraih hati kamu, Lin Yi." batin Luhan.
Jimmy mengendarai mobil sport menuju ke arah barat kota Shanghai dengan kecepatan tinggi di jalan raya sehingga ia dapat tiba di hotel tempat menginap Nabila dan Fina dengan tepat waktu.
"Nabila.. " panggil Jimmy saat melihat gadis itu turun dari bus pariwisata sambil mengangkat koper dari bagasi.
"Jimmy.. Wah tepat waktu sekali.. " kata Nabila yang kini dibantu oleh Jimmy untuk mengangkat koper ke dalam hotel.
"Ya, supaya Aku tahu dimana kamar hotel untuk kamu dan Fina." Jawab Jimmy sambil menekan tombol lift.
"Fina,kenapa kamu terlihat lesu? " tanya Jimmy menoleh ke arah Fina yang berdiri di samping Nabila di depan lift.
" Capek. "jawab Fina nada singkat sambil jalan ke dalam lift bersama dengan Jimmy dan Nabila yang saling tersenyum manis satu sama lainnya.
Bersambung!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments