Bab 14.

Jimmy menaruh laptopnya di atas meja kerjanya di kantor cabang dari salah satu perusahaannya di beberapa kota di China.Ia memandang tajam seluruh rekan setimnya atau relasinya yang telah menunggu presentasinya.

"Coba kalian lihat monitor di proyektor di depan kalian." kata Jimmy nada serius kepada semua relasinya.

Para relasinya mengamati layar proyektor yang memperlihatkan produk ikan, cumi-cumi dan kerang yang diambil dari kapal laut dan di taruh di gudang sebelum di cek dan di kirim ke pasar dan supermarket.

"Cumi-cumi yang ada di kotak warna merah itu berasal dari laut dalam samudera Hindia yang memiliki banyak manfaatnya bagi manusia yang akan menyukai makanan laut itu." kata Jimmy yang menunjukkan layar dengan senter kecil dari hpnya.

"Lalu apa yang menyebabkan Anda ingin jumpa denganku, Pak Jimmy? " tanya seorang pria usia empat puluh lima tahun dengan sikap arogan.

"Menanyakan soal kasus ikan salmon yang telah kau kirim ke gudang kota Guizhou yang ternyata semuanya bermasalah." jawab Jimmy dengan senyuman ramah namun tatapan matanya luar biasa marah kepada Andy Leung rekan kerjanya itu.

"Oh,Anda mendapatkan laporan tersebut dari siapa dan darimana sumbernya?" tanya Andy Leung yang terlihat gugup mendengar amarah di suara bos mudanya itu.

"Kau tak perlu tahu dari siapa dan darimana aku tahu tentang laporan tersebut, Pak Andy Leung. Kamu hanya perlu keluar dari perusahaanku di mulai hari ini juga tanpa kompensasi resmi dari ku." jawab Jimmy yang memanggil security ke ruang rapat untuk mengeluarkan Andy Leung dari sana.

"Pak Jimmy.. Tolong jangan Anda memecatku..!" teriak Andy Leung yang menangis karena di pecat oleh bosnya.

Jimmy tak menghiraukan pria ini dengan fokus kembali pada rapatnya dengan para relasinya di ruang rapat yang membuat para relasinya pun terlihat gemeteran melihat cara kerjanya yang luar biasa tegas dalam menangani kasus Andy Leung itu.

*****

Kota Hangzhou, China.

Fina menatap Nabila dengan teguran atas sikap saudarinya terhadap Alung yang sudah baik hati mengajaknya makan siang bersama di restoran dengan maksud hati pria tampan itu ingin sekali bersahabat dengannya.

"Bila,kenapa kau begitu tak suka dengan Alung?" tanya Fina yang bertolak pinggang kepada gadis mungil sepupunya itu.

"Dia kurang sopan terhadapmu yang menjadi tamunya dan hal ini menunjukkan bahwa dia bukanlah tipe cowok baik-baik."jawab Nabila di depan bus pariwisata sambil menunggu semua rombongan tur yang dipandu oleh Alung telah berkumpul semua.

Fina yang ingin membantah perkataan dari gadis mungil di depannya itu hanya bisa menelan kata- kata yang ingin dikeluarkannya itu karena ia bisa melihat kebenaran dari perkataan Nabila dengan logikanya sendiri.

" Alung, harus di ganti dengan Afei atau orang lain sebagai pemandu wisata di kota Hangzhou karena dia bersikap tak sopan kepada kita yang menjadi tamunya dengan ia meninggalkan kita di tempat wisata yang tak pernah kita kenal."kata salah seorang dari rombongan tur mereka yang juga mengeluhkan masalah kinerja Alung sambil naik ke tangga menuju ke dalam bus pariwisata.

"Tuh,kau dengar mereka juga telah menilai Alung tak profesional dalam kerjanya."kata Nabila nada bijak kepada Fina sambil mengikuti rombongan tur naik ke dalam bus.

" Iya, ya.Aku minta maaf kepadamu untuk sikap tak dewasa ku tadi."kata Fina tersenyum kecil.

Alung pun diganti dengan pemandu wisata lain yang bernama Shi Chuan seorang gadis manis dan ramah sekali untuk kegiatan wisata lainnya di kota Hangzhou.

"Wahh.. Hotelnya bagus banget.. " kata Fina yang menatap pemandangan alam dari kamar hotel.

"Ya, kamar mandinya pun bersih dan airnya juga bening dan banyak." kata Nabila usai mengecek kamar mandi di hotel itu.

"Kebiasaan kamu itu tiap kali wisata ke China adalah mengecek kamar mandi khususnya toilet dengan detail banget." kata Fina tersenyum geli sendiri dengan kebiasaan dari Nabila.

"Ya, supaya tak ada ranjau darat." jawab Nabila sambil terkekeh.

Nabila duduk di sofa depan televisi yang telah di aktifkan oleh Fina yang langsung menonton film favoritnya sambil menunggu jam makan malam bersama di restoran di lantai bawah hotel dan kegiatan belanja bebas.

"Kasihan sekali ceweknya harus berkorban terus menerus untuk cowoknya yang super ngeselin banget." kata Fina yang mengomentari film yang sedang di tonton oleh gadis itu sendiri.

"Ya,kalau aku jadi cewek bakalan nyerah aja dah dan cari cowok lain." kata Nabila yang juga ikut merasa kesal melihat drama televisi yang saat ini sedang ditonton olehnya bersama Fina.

Fina menoleh ke meja kecil yang penuh dengan makanan ringan dan minuman kaleng aneka rasa lalu mengambil satu untuk dimakannya dan ia kembali fokus pada televisi di depannya.

"Hmm, bagaimana kabar cowok itu ya?" pikir Nabila sambil mengamati hpnya di ranjang.

"Jika kamu merindukannya sebaiknya kamu itu meneleponnya saja." kata Fina tanpa melihat ke arah Nabila.

"Tidak." kata Nabila yang tampak gengsi untuk menelepon lebih dahulu.

"Mmm,baiklah.Kau tunggu saja sampai kiamat sekalipun dia takkan pernah mau menelepon kau lebih dahulu karena dia juga tipe cowok yang tak pernah menghargai perasaan wanitanya." kata Fina nada sarkastis.

"Jimmy.. " kata Nabila nada kaget lihat layar hp di ranjang telah menunjukkan foto cowok yang sedang dipikirkan olehnya.

"Ehh, aku salah menilainya dong." kata Fina yang juga terkejut dengan suara hp Nabila.

"Hmm,dia berbeda dengan cowok lainnya." kata Nabila melirik sepupunya dengan senyum cerah di bibirnya lalu mengambil hpnya untuk jawab telepon dari cowok ganteng itu.

"📱Halo,Jimmy.Apakabarmu beberapa hari ini?" sapa Nabila nada ramah.

"📱Halo juga, Bila.Baik.Kabarku baik cuma aku sangat sibuk banget ngurusin kerjaanku.Kalau kamu gimana liburanmu di kota Hangzhou?" sapa balik Jimmy nada sopan.

"📱Baik juga, Oh ya besok pagi rombongan tur kami akan pindah ke kota Shanghai untuk jadwal liburan terakhir kami di China." kata Nabila yang telah memberikan jadwal liburannya kepada pria tampan di seberang sana.

"📱Shanghai?Kalau begitu kau dan Fina akan ku jemput di stasiun MRT atau kau ingin kita jumpa di hotel tempat kalian menginap selama kalian liburan di kota Shanghai." kata Jimmy yang amat sopan selalu terhadap siapapun termasuk pada Nabila.

"📱Di hotel saja." kata Nabila yang merasakan debaran jantungnya mendengar suara lembut dan sopan Jimmy.

"📱Baiklah, kau kirim saja alamat hotel kalian ya usai kalian sampai di kota Shanghai." kata Jimmy sebelum mengakhiri percakapan dengan Nabila.

Nabila melayangkan senyuman manis kepada Fina yang tersenyum kecil melihat sepupunya ini betapa beruntung sekali bisa kenal dan menjalin hubungan persahabatan bahkan berpacaran dengan cowok seperti Jimmy.

Bersambung!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!