Bab 12.

Nabila membuka sepasang matanya ketika ia mendengar suara bel dari meja kecil di dekat tempat tidur dalam hotelnya.Gadis manis dan imut ini menggeliat sejenak untuk meluruskan kedua lengannya dan merenggangkan tubuhnya di tempat tidur sebelum turun dari tempat tidur.

"Bila, ayo bangun dan cepat rapikan dirimu." kata Fina yang membungkukkan badan untuk melihat gadis manis yang tersenyum centil kepadanya.

"Hehehe ya.. " kata Nabila yang berlari ke kamar mandi.

Fina sudah berdandan secantik mungkin untuk acara perpisahan dengan Afei karena hari ini adalah hari terakhir Afei memandu mereka di kota Suzhou sebelum mereka dan rombongan tur dari Indonesia pergi berlibur ke kota lainnya di China.

"Bila,ayo cepat kamu mandinya nanti kita bisa ketinggalan rombongan tur kita." kata Fina yang mulai resah gelisah melihat jam di dinding telah menunjukkan pukul enam tiga puluh menit.

"Ya, Fina tunggu sebentar..!" sahut Nabila dari dalam kamar mandi.

Fina yang sudah rapi memilih untuk mengambil biskuit dari tas untuk sarapan paginya sambil menunggu hpnya full baterai dan menanti Nabila selesai berpakaian dan berdandan sesuai ciri khas saudarinya itu.

"Sudah.. " kata Nabila yang bergegas mengambil tas dan kopernya.

Mereka berlarian ke lift untuk menuju ke lantai lobi hotel untuk berkumpul bersama rombongan tur mereka yang semuanya sudah menunggu di ruangan tersebut.

"Afei.. Barang-barang kami bagaimana?" tanya salah seorang dari anggota tur mereka kepada Afei saat pemuda tampan asal China ini telah datang ke hotel.

"Taruh saja di depan pintu masuk hotel karena akan ada tim kami yang akan membawakan koper kalian ke bus pariwisata kita di luar sana." jawab Afei sambil mengecek semua anggota tur yang dipandunya.

"Afei, apakah kami boleh sarapan pagi dahulu di restoran dalam hotel ini? " tanya Nabila yang memegangi perutnya yang sudah minta di isi makanan.

"Oh, tentu saja boleh, silakan yang mau sarapan pagi bisa sarapan pagi di restoran di dalam hotel ini karena makanan dan minuman untuk sarapan pagi kalian sudah disiapkan sejak tadi pagi." jawab Afei tersenyum ramah kepada Nabila dan rombongan tur mereka.

Nabila duduk di kursi menghadapi meja bundar yang menyediakan makanan untuk sarapan pagi berupa semangkuk bubur, piring cakwe, piring mantao,segelas susu kacang dan aneka sarapan pagi lainnya.

"Mari kita segera sarapan pagi." kata Nabila yang segera menikmati sarapannya.

"Fina, kenapa kau tak makan sarapan pagimu? " tanya Nabila sambil menyendok bubur dan ia masukan ke mulutnya.

"Aku sudah sarapan biskuit tadi di kamar." jawab Fina yang memilih untuk sarapan minum susu kacang kedelai.

"Ah, ya sudah kau bawa saja beberapa mantao untuk bekal pergantian kita ke kota Hangzhou." kata Nabila sambil memasukkan beberapa butir mantao ke dalam tasnya.

"Aku mau juga ah.. " kata Fina terkekeh melihat saudarinya mengambil banyak makanan yang bisa dijadikan bekal makanan mereka.

"Kalau kalian berdua masih kurang untuk stok makanan kalian? Aku masih ada kok." kata Afei di dekat mereka sambil memberikan beberapa butir telur rebus dan mantao juga kue mochi di meja kepada Nabila dan Fina.

"Hehehe terimakasih Afei kau tahu saja." kata Nabila dan Fina yang nyengir lebar kepada Afei di dekat mereka.

Lalu sekitar pukul tujuh pagi mereka pergi dari restoran untuk naik ke bus yang sudah terparkir di luar pintu masuk utama ke hotel dan setelah itu bus pariwisata melaju dengan kecepatan tinggi menuju ke jalan raya.

*****

Kota Shanghai, China.

Seorang pria usia dua puluh lima tahun berdiri di atas dermaga dan berbicara dengan seorang pria usia dua puluh delapan tahun dan seorang wanita usia dua puluh satu tahun sambil melihat ke arah kapal laut yang berlabuh di pelabuhan di kota tersebut.

"Ikan apakah yang sudah di masukan ke gudang kita? " tanya gadis cantik yang menatap dengan serius kepada buku yang di pegang oleh Jimmy.

"Ikan tuna yang berasal dari laut Amerika Utara." jawab Jimmy yang memeriksa tiap peti ikan yang di turunkan dari kapal laut dagangnya ke dalam gudang.

"Kalau cumi-cumi di peti yang ada di bagian atas kapal laut akan kita kirim ke pasar untuk segera di pasarkan." kata Luhan rekan kerjanya kepada karyawan mereka.

"Ada tiram segar juga nih. Apakah kamu tak mau untuk mencoba untuk makan tiram segar ini?" tanya Lin Yi gadis cantik yang bekerja sebagai sekretaris pribadi Jimmy sambil melirik ke arah kantor mereka di daerah tersebut.

"Wah, boleh juga tapi Aku belum bisa sarapan pagi dengan menu tiram segar." kata Jimmy di tangga untuk turun dari dermaga.

"Kenapa? " tanya Luhan dengan penasaran pada Jimmy yang sangat unik ini.

"Karena lambungku bisa dingin." jawab Jimmy di dekat pintu masuk ke dalam kantornya.

"Oh, kalau begitu kamu mau sarapan pagi menu apa? " tanya Luhan yang membukakan pintu untuk Jimmy dan Lin Yi.

"Sup miso hangat." jawab Jimmy sambil duduk di kursi yang menghadapi meja bundar warna coklat di tengah ruangan kantornya.

"Wah, kebetulan sekali di meja sudah ada menu yang kau inginkan." kata Lin Yi tersenyum manis kepada Jimmy sambil menunjuk ke mangkuk di meja yang berisi sup miso.

"Ya, karena kamu sudah mengenal pola makan sehatku dengan baik, Lin Yi." kata Jimmy tertawa senang dengan kinerja sekretaris pribadinya itu.

"Ya, sama-sama Bos muda-ku yang tampan." kata Lin Yi yang membantu pemuda tampan ini mengambil mangkuk lalu menuangkan sup miso ke mangkuk kecil yang kemudian diberikan pada Jimmy.

"Wah, terimakasih atas layanan hebat ini." kata Jimmy menerima mangkuk itu lalu menikmati sarapannya.

"Lin Yi, kau semakin lama semakin cantik saja deh sampai Aku berdebar kencang di dekatmu." kata Luhan tanpa rasa malu mengungkapkan rasa hatinya kepada Lin Yi yang merona merah di kedua pipinya.

"Ah, kau bisa saja merayu Aku untuk dapat gaji yang lebih besar dari Jimmy." kata Lin Yi dengan senyum malu- malu kepada Luhan.

"Hahaha kau pikir aku cowok ganteng yang suka memanfaatkan kolega baikku untuk kepentingan pribadi ku sendiri." kata Luhan tertawa renyah.

Jimmy hanya tersenyum-senyum mendengarkan perdebatan kedua orang temannya itu sambil makan sarapan paginya dan melihat file yang baru masuk ke layar laptopnya di meja bundar di depannya.

"Hmm, Tuan Andy Leung ini sungguh membuat Aku gemas dengan cara kerjanya yang telah bisa ku pahami dengan jelas." kata Luhan yang raut wajahnya tampak geram membaca file di laptop Jimmy.

Bersambung!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!