Bab 11.

Fina tidak menjawab pertanyaan Nabila karena ia masih meragukan perasaannya sendiri yang masih belum tahu apakah ia telah jatuh cinta pada Afei dan apakah Afei juga jatuh cinta pada dirinya ataukah mereka hanya merasa kagum saja.

"Baiklah,selamat malam untuk semuanya dan selamat beristirahat." suara Afei membuyarkan lamunan Fina agar gadis itu kembali ke dunia nyatanya lalu turun dari bus.

Di sisi lain ada Nabila yang mengambil tas dari bagasi atas bus lalu menyuruh Fina untuk jalan keluar dari bus segera karena mereka harus bisa secepatnya kembali ke kamar hotel mereka.

"Aku sudah ngantuk banget.." kata Nabila sambil menguap lebar- lebar dan melangkah turun dari bus dan berjalan dengan cepat menuju ke hotel.

"Fina.. " panggil Afei dari pintu lobi hotel kepada Fina yang akan masuk ke hotel.

"Ya?" Fina segera berhenti untuk menunggu pria ini menghampiri dirinya.

"Ini ada barangmu yang tertinggal di bus." jawab Afei memberikan sekotak coklat kepada Fina.

"Eh, ini bukan barangku,Afei? Karena Aku tidak merasa membelinya." kata Fina menatap heran pada coklat yang di sodorkan Afei kepadanya.

"Mulai dari sekarang ini coklat ini milikmu." kata Afei bersikeras untuk Fina memiliki coklat yang di sodorkannya lalu bergegas menuju kembali ke parkiran mobil untuk mengambil mobilnya yang di parkir di salah satu area parkiran mobil pribadi di sudut kanan area parkiran hotel tersebut.

Fina termangu memegang coklat di tangannya lalu mengikuti Nabila menuju ke lift di lorong kiri ruang lobi hotel. Nabila memberinya senyuman menggodanya. Ia pun memerah di kedua pipinya karena Afei begitu manis sekali terhadapnya.

Di kamar hotel. Nabila segera disibukkan dengan merapikan barang- barang mereka di koper usai sahabat atau saudari sepupunya itu mandi dan berpakaian rapi sekali.

"Kita harus rapikan koper karena besok pagi kita akan pindah hotel dan lokasi wisata." kata Nabila di tempat tidur bagian kanan kamar kepada Fina yang masih sibuk memikirkan Afei cowok manis yang membuat hati Fina bergejolak.

Nabila menengok ke hpnya yang tergeletak di tempat tidur dan melihat layar hpnya terdapat pesan WA dari Jimmy yang menulis pesan untuk dirinya.

"Aku malam ini akan pulang ke Beijing bersama Hao Min. Kamu hati-hati ya wisata di Hangzhou dan sampai jumpa lain waktu di Beijing." tulis WA dari Jimmy.

"Ok." balas Nabila melalui WA nya.

Fina melihat Nabila melamun menatap hp milik gadis mungil sepupunya sendiri lalu menberikan senyuman jahil untuk Nabila sampai Nabila pun membalasnya dengan melemparkan bantal ke arah Fina.

"Hai... ! Hahahaha.. Kau rupanya sudah kangen sama cowok mu yang dari Beijing itu." goda Fina sambil berjalan dengan cepat ke kamar mandi.

"Ah, diam kamu, Fina.." kata Nabila mengambil bantal di lantai lalu kembali naik ke tempat tidur. Gadis itu sudah memutuskan untuk tidur cepat untuk memulihkan kembali kondisinya supaya esok hari ia akan kembali segar untuk menikmati liburannya.

Di sebuah mansion yang megah mobil yang di kendarai oleh Afei berhenti di halaman depan mansion itu lalu seorang pria berpakaian seperti pengawal segera membuka pintu untuk Afei.

"Terimakasih Sha Wang. " kata Afei dengan nada ramah sambil keluar dari mobilnya.

"Tuan Muda, kenapa Anda baru pulang ke rumah pada tengah malam hari?" tanya Sha Wang yang mengikutinya menuju ke dalam mansion itu. Ia hanya menjawab pertanyaan ini dengan senyum lebar di bibirnya.

Dan, sesampainya Afei di depan pintu kamarnya. Ia melihat seekor anjing mungil warna putih lari ke arahnya dan melompat masuk ke pelukannya. Ia pun menggelitik bulu di daun telinga anjing kecilnya.

"Pupu.. Kau menunggu Aku pulang di sini ya.." Afei membawa anjing kecilnya masuk ke kamar tidurnya.

*****

Ibukota Beijing, China.

Sebuah mansion warna putih terlihat megah di tengah Ibukota negara China dan disana ada sejumlah mobil mewah yang berada di dalam garasi yang sangat luas pula. Lalu sebuah mobil yang meluncur mulus ke dalam ruang garasi itu adalah mobil paling keren di antara mobil lainnya di sana.

"Papa Jimmy, rumah siapa ini? Besar sekali.. " seru Hao Min yang berdecak kagum pada rumah yang baru pertama kali di datangi oleh anak kecil ini.

"Ini rumah Papa Jimmy yang sekarang ini juga rumahmu." jawab Jimmy dengan senyum lembut kepada Hao Min sambil menggendong Hao Min.

Jimmy segera berjumpa dengan keluarganya di ruangan dalam mansion pribadinya dan mereka segera menanyakan soal Hao Min kepadanya dengan senyuman ingin tahu.

"Putra adopsi ku. " jawab Jimmy.

"Jimmy usiamu baru dua puluh lima tahun dan belum menikah. Jadi, tak mungkin kamu dapat mengasuh anak kecil seperti ini." kata Mamanya yang bernama Nyonya Wu Lin atau Susanti Lin sambil mengambil Hao Min dari Jimmy.

"Ya, karena itu Aku ingin Mama dan Papa yang mengasuhnya untuk menjadikannya sebagai adik angkat ku. " kata Jimmy dengan sikapnya yang manja kepada Mamanya.

"Ah, ya baiklah. " kata Mamanya yang ternyata juga menyayangi Hao Min yang manis dan lucu ini.

"Jimmy, kita akan segera mengundang keluarga pribadi Nabila usai kekasih kamu itu liburan ke kota Hangzhou dan sekitarnya untuk membahas tentang pertunangan kalian. " kata Papanya yang menemaninya ke kamarnya setelah ia berpisah dengan Mamanya dan Hao Min di lorong lain di lantai tiga mansion pribadinya.

"Pa, Aku masih ingin menjalin hubungan pacaran dengan Nabila sampai Aku benar-benar yakin pada perasaanku terhadapnya dan begitu juga dengannya." kata Jimmy dengan senyum tegas meminta Papanya tidak ikut campur urusannya dengan Nabila.

"Baiklah, Jimmy. Papa akan menghormati segala keputusanmu karena kamu sudah dewasa." kata Papanya yang akhirnya memahaminya dengan sangat baik.

"Ya, Papa. Terimakasih banyak.. Sekarang Aku mau mandi dan istirahat di kamarku."kata Jimmy menguap dengan sopan yakni menggunakan saputangan menutupi mulutnya.

"Ya, nak.Selamat malam dan selamat tidur untuk kamu." kata Papanya.

Lalu Jimmy membuka pintu kamarnya dan pergi ke kamar mandi yang berasa di lorong kanan di kamarnya yang luas. Pemuda ini mengaktifkan tombol air hangat sambil membuka pakaiannya lalu masuk dan membaringkan dirinya di bak mandi.

"Jimmy, laporan barang masuk dari kapal barang yang baru saja sampai di pelabuhan." pesan dari wechat seorang temannya di hpnya.

"Pelabuhan di kota Shanghai atau Shenyang?" tanya Jimmy yang cepat membalas pesan wechat temannya sambil mengeringkan tubuh dengan handuk di dekat tiang dekat pintu kamar mandi.

"Kota Shanghai." jawab temannya di wechat.

"Ok.Aku akan segera berangkat ke pelabuhan di kota Shanghai pada tengah malam hari ini juga dan kau harus menunggu Aku di sana." kata Jimmy yang langsung menelepon temannya itu sambil memakai pakaiannya.

Bersambung!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!