Bab 10.

Nabila menatap ke arah Jimmy dengan tatapan mata yang menyiratkan pertanyaan mengenai diri anak kecil yang duduk di dengan pemuda ini dan memanggil pemuda ini dengan panggilan Papa Jimmy.

"Dia anak adopsi ku." jawab Jimmy nada lembut di telinga Nabila.

"Eh, baik sekali kamu mau mengadopsi seorang anak kecil. " kata Nabila menatap anak kecil itu dengan senyuman ramah.

"Ya, kau baru tahu ya kalau aku ini laki-laki yang baik dan penyayang anak kecil." kata Jimmy di dekat Nabila sambil memperkenalkan anak kecil ini kepada Nabila.

"Ayo,Hao Min kenalkan dia itu Tante Nabila.Bila, anak ini bernama Hao Min yang sekarang akan memakai marga ku yaitu Wu Hao Min." kata Jimmy menatap gadis cantik di depannya yang menyalami anak asuhnya dengan sikap ramah.

"Halo, Bibi Nabila." sapa Hao Min nada sopan.

"Halo juga, Hao Min. " sapa balik Nabila lembut.

Afei menemani Fina pergi ke apotek untuk gadis itu membeli pembalut wanita dan obat pereda sakit saat haid.Fina memerah wajahnya ketika ia harus meminta tolong kepada Afei untuk temani dia untuk jaga di luar kamar mandi saat ia harus mengganti pembalut wanita dan lainnya.

"Fina, apakah kau ingin aku belikan sesuatu agar kau bisa lebih baik setelah membersihkan dirimu di sini?" tanya Afei dari balik pintu kamar mandi di apotek terdekat dengan restoran dan gedung teater kepada Fina.

"Ya, aku ingin minum coklat hangat." jawab Fina.

"Ok, tunggu sebentar ya Aku pergi ke minimarket di sebelah." kata Afei yang segera berlari keluar dari apotek menuju ke minimarket di sebelah apotek itu.

Fina menghembuskan napas dalam-dalam untuk menyatakan kelegaan hatinya usai dirinya tak lagi merasa jengah karena ia harus meminta bantuan dari cowok asing untuk kepentingannya sendiri.

"Fina, ini coklat hangat yang kau inginkan." kata Afei nada ramah menyodorkan sekaleng coklat hangat kepada Fina di luar minimarket.

"Ya, terimakasih atas kebaikanmu ini untukku, Afei." kata Fina tersenyum sopan kepada Afei.

"Ya, sama-sama. Mari kita kembali kepada yang lainnya di gedung teater karena sebentar lagi pertunjukan teater akan selesai dan kita akan pulang ke hotel." kata Afei nada ramah kepada Fina sambil berjalan kembali ke gedung teater.

Dan, sesampainya mereka di gedung teater telah berkumpul rombongan tur untuk dipandu keluar dari gedung teater dengan teratur menuju ke arah parkiran mobil bus.

"Fina, darimana saja kamu? Apakah kau tahu aku dari tadi mencarimu? " tanya Nabila nada cemas kepada Fina sambil berjalan dan mengikuti Afei yang memandu mereka dengan mengangkat bendera lambang agen travel mereka di depan mereka.

"Aku dari membeli pembalut wanita di apotek." jawab Fina nada pelan di telinga Nabila.

"Ya,kau ini sungguh ceroboh banget sih menjadi seorang cewek." kata Nabila menggeleng- geleng kepalanya dengan sikap seperti seorang kakak perempuan kepada Fina.

Jimmy menggandeng tangan Hao Min menuju ke arah parkiran mobilnya lalu membuka pintu mobil untuk anak adopsinya dan duduk di depan setir.

"Hao Min, ini aku sudah membukakan chiki- mu." kata Jimmy menoleh sekilas kepada Hao Min di kursi sebelahnya sambil memberikan snack di tangannya kepada Hao Min.

"Ya, Papa Jimmy terimakasih banyak." kata Hao Min tertawa senang lalu menikmati snacknya di mobil sambil menikmati keindahan alam di jalan raya dari kaca mobil Papa Jimmy-nya.

Di bus pariwisata. Nabila menceritakan tentang Hao Min kepada Fina yang terperangah setelah mendengar kabar terbaru dari Nabila mengenai Jimmy.

"Wah, dia tipe cowok ideal banget tuh untuk jadi pacar atau lebih tepatnya jadi husband mu lho." kata Fina tersenyum untuk saudarinya yang baik dan manis itu.

"Ei, kau jangan bicara sembarangan seperti itu. aku dan Jimmy adalah kesalahan yang tidak sengaja untuk jadi pacar aku di sini yang telah ku anggap sebagai hiburan semata di masa liburan ku di China." kata Nabila mengelak dari perasaan yang mulai tumbuh di hatinya untuk Jimmy dari godaan saudarinya.

"Hei, Hati-hati kalau bicara soal jodoh dan takdir lho karena ucapan adalah doa. Ya, mungkin saja kau dan Jimmy adalah jodoh dan takdirmu yang paling tepat untuk kebahagiaanmu." kata Fina sambil memandangi Afei yang sedang ngobrol di dekat salah seorang turis asing asal Indonesia bernama Sulastri di kursi penumpang dekat sisi kiri supir bus.

"Dan, kau dan Afei sepertinya cocok untuk jadi pasangan." balas Nabila dengan senyuman jahil kepada Fina yang merona seketika itu juga.

"Ah, Bila. Kau membuat Aku jadi malu nih." kata Fina tersenyum malu -malu dan Nabila tertawa renyah mendengar ucapan saudarinya itu.

Afei menganggukkan kepalanya mendengarkan tamunya bicara soal kota Hangzhou untuk lokasi wisata berikutnya bagi mereka. Pemuda ini pun menjelaskan bahwa jadwal pemberangkatan dari hotel mereka adalah pagi jam delapan pagi hari dengan menggunakan mrt karena itu pagi- pagi sekali mereka harus sudah siap di lobi hotel sekitar pukul tujuh pagi untuk briefing dahulu.

"Kalian semua harus bangun pagi sekitar pukul 6 pagi, untuk sarapan pagi pukul 6.30 pagi karena aku akan menjemput kalian dari hotel dengan bus ini jam 7.30 pagi untuk mengantarkan kalian ke stasiun MRT." kata Afei yang langsung saja mengumumkan jadwal pemberangkatan travel mereka selanjutnya di bus saat ini di perjalanan ke hotel mereka di kota Suzhou.

"Afei, di kota Hangzhou apakah kau akan di ganti dengan pemandu wisata lain? " tanya Sulastri di kursinya kepada Afei.

"Ya, karena tiap kota berbeda-beda pemandunya dan Aku hanya bertugas sebagai pemandu tur kalian di kota Suzhou saja." jawab Afei sambil menatap ke arah Fina dan Nabila yang duduk di kursi penumpang bus paling belakang.

"Yaaahhh.. Kita akan berpisah denganmu dong." kata Sulastri dan yang lainnya dengan senyum sedih karena mereka akan berpisah dengan Afei.

"Ya, itulah kehidupan ada pertemuan ada pula perpisahan tapi kalau kita berjodoh maka kita pastikan berjumpa kembali." kata Afei tersenyum ramah kepada semua tamunya yang semuanya menyukai sikap ramahnya dan wajahnya yang ganteng.

Nabila menyenggol siku lengan Fina sambil bisik di telinga saudarinya itu untuk memberikan ide di otaknya untuk Fina dapat meraih Afei yang telah di duga oleh Nabila bahwa Afei juga suka dengan Fina.

"Ayolah, kau ambil langkah yang tepat untuk ia tak pergi darimu." bisik Nabila.

"Aku tak masalah kok tak jumpa dengannya lagi usai liburan kita di Suzhou berakhir." kata Fina di telinga Nabila.

"Sungguh kau akan merasa baik-baik saja usai liburan kita berakhir?" tanya Nabila melirik ke arah Fina dengan senyuman sabar kepada Fina.

Bersambung!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!