Jimmy menghabiskan waktu liburan di hari itu di rumah seorang janda tua yang tinggal di daerah kumuh di kota Suzhou.Di sana ia berteman baik dengan cucu laki-laki dari nenek tersebut yang bernama Hao Min.
"Hao Min,kau berapa usiamu dan kelas berapa di sekolah?" tanya Jimmy nada ramah kepada anak laki-laki itu yang di ajak bermain layang-layang di halaman depan rumah nenek Hai.
"Delapan tahun dan Aku kelas tiga SD, Kakak." jawab Hao Min nada sopan kepada Jimmy yang segera disukainya dengan cepat.
"Oh, dimana orangtuamu? " tanya Jimmy dengan senyuman ramah dan lembut kepada Hao Min yang duduk di bangku kayu sambil menatapnya bermain layang-layang.
"Sudah lama Aku tak mempunyai orangtua.Aku sudah tinggal bersama nenek Hai dari aku masih bayi." jawab Hao Min menundukkan wajahnya yang mungil dengan sedih.
"Oh,kasihan sekali kamu. " batin Jimmy.
Hao Min mengangkat wajahnya untuk menatap dengan senyuman cerahnya kepada Jimmy yang membalas tatapannya dengan senyuman kasih yang tulus.
"Aku tak apa-apa, Kak. Aku sudah terbiasa hidup tanpa orangtua sebab Aku mempunyai nenek Hai yang baik hati ini." kata Hao Min nada ceria di depan Jimmy yang mengangkat tangan untuk membelai lembut rambut tebal anak kecil ini.
Ketika mereka sedang bermain layang-layang di halaman depan rumah kumuh itu tiba-tiba nenek Hai mengalami batuk parah yang menyebabkan nenek Hai jatuh pingsan di ruang keluarga rumah itu.
"Nenek Hai..! " teriak Hao Min yang mendengar suara nenek Hai terjatuh ke lantai segera lari ke ruang keluarga dan menubruk nenek Hai dengan menangis.
"Hao Min, tenanglah. Kakak Jimmy akan bawa nenek Hai ke rumah sakit dengan mobil kakak di luar rumah kalian sekarang juga." kata Jimmy yang cepat menggendong nenek Hai lalu dibawa ke mobilnya dengan di ikuti oleh Hao Min.
Sesampainya di rumah sakit ternyata nenek Hai tak bisa diselamatkan lagi karena nenek ini telah meninggal dunia di dalam perjalanan ke rumah sakit. Hal ini membuat hati Hao Min begitu pilu dan sedih sekali.
"Jimmy, apa yang akan kamu lakukan terhadap anak kecil ini setelah neneknya meninggal dunia dan kau sudah tahu bahwa anak ini tidak punya orangtua?" tanya dokter Gu yang menangani nenek Hai kepada Jimmy yang dikenal sebagai teman baik dokter itu.
"Aku akan mengadopsinya untuk menjadi adik angkatku atau anak angkatku." jawab Jimmy nada yakin dengan keputusannya ini.
"Baiklah, Aku akan membantumu untuk urusan jenazah nenek Hai anak itu supaya kau bisa memakamkannya." kata dokter Gu menyalami tangannya dengan senyuman ramah.
Jimmy menggunakan pengacara terbaik untuk menangani masalah adopsi legal Hao Min yang sudah di beritahu oleh Jimmy dengan lembut usai nenek Hai di makamkan secara layak di pemakaman umum kota Suzhou.
"Terimakasih Kakak Jimmy. " kata Hao Min yang memeluk erat Jimmy dengan airmata terharu dengan kebaikan hati Jimmy.
"Sama-sama Hao Min. Ayo kita pulang ke hotel tempat ku menginap sebelum kau akan ikut aku pulang ke rumahku di Beijing." kata Jimmy nada kebapakan yang lembut kepada Hao Min.
"Ya, Kak Jimmy." jawab Hao Min cerah.
"Ei,jangan kau panggil aku dengan sebutan Kak Jimmy tetapi Papa Jimmy." kata Jimmy dengan senyuman lembut kepada Hao Min yang segera melompat-lompat gembira di depannya.
"Papa Jimmy... " suara Hao Min yang ceria dan lembut membuat hati Jimmy tersentuh dengan kemurnian hati anak kecil ini.
Di sebuah restoran yang menyajikan makanan laut khas kota Suzhou terlihatlah Nabila dan Fina yang sedang menikmati makanan laut yang enak dan segar seperti sup ikan, hotpot tiram dan cumi-cumi pedas.
"Ini baru namanya makan enak...! " seru Nabila.
"Ya, ini hari ke empat kita di kota Suzhou, besok pagi kita akan pindah kota ke kota Hangzhou." kata Fina yang membaca kembali jadwal wisata mereka di berbagai kota di China.
"Ya,aku sudah tak sabar untuk mencoba untuk naik perahu di danau barat, mengunjungi kuil cin san,pagoda lei feng dan lokasi Pai Su Chen lain di sana." kata Nabila sambil menikmati makanan laut di meja makan di restoran tersebut.
Mereka juga menyaksikan penampilan seniman- seniman teater yang menampilkan tarian, alat musik klasik China dan opera dengan gembira dan mengabadikannya di video HP mereka untuk kenang-kenangan mereka selama wisata di kota Suzhou.
"Aku mau memposting di channel youtube dan instagram live ku ah.. " kata Nabila begitu luar biasa gembira menyaksikan penampilan teater di depan sepasang matanya. Gadis mungil dan cantik ini mengaktifkan hpnya lalu melakukan video secara live.
Afei yang sedang mengatur tempat duduk dan juga makanan dan minuman untuk rombongan tur lainnya sempat melihat mereka berdua di tempat duduk lain lalu pemuda tampan itu pun memberikan senyuman termanis untuk Nabila dan Fina.
"Kalian sungguh turis yang hebat." kata Afei yang mengacungkan jempol kepada Nabila dan Fina.
"Hei, Afei bolehkah aku memesan semangkuk ice cream ini lagi?" tanya salah seorang dari para anggota tur yang dipandu oleh Afei kepada Afei sambil menunjukkan buku daftar menu makanan restoran ini kepada Afei.
"Oke, tentu saja boleh." Jawab Afei segera.
Fina yang melihat Afei berjalan ke arah pelayan di restoran ini segera mengikuti pemuda tampan ini lalu sesampainya di depan pelayan restoran ini.Gadis cantik ini membisikkan sesuatu pada Afei.
"Afei,aku ingin kau mencarikan aku apotek yang terdekat dari restoran ini." bisik Fina.
"Ah, untuk apa? Apakah kamu sakit?" tanya Afei menengok kepada Fina dengan tatapan mata cemas usai memesan ice cream kepada pelayan restoran ini.
"Tidak, aku ingin membeli sesuatu yang amat berhubungan dengan diriku saat ini." jawab Fina nada mendesak.
"Oke, mari ku antarkan kau ke apotek terdekat di restoran ini." kata Afei segera memahami isi hati Fina.
Nabila tak melihat saudari sepupunya telah pergi darinya karena ia sibuk merekam video tarian yang menarik perhatiannya bahkan ia tak lihat ada seorang pemuda tampan dan anak laki-laki telah menggantikan tempat duduk saudarinya.
"Papa Jimmy, permainan alat musik kecapi dari Seniman itu bagus banget ya? " ucap Hao Min.
"Ya, Hao Min. Mari kau makan malam bersama Papa Jimmy." kata Jimmy mengambilkan alat makan dan minum untuk Hao Min.
Nabila terkejut saat mendengar percakapan di dekatnya ini. Ia cepat menengok ke arah tempat duduk yang kini ditempati oleh Jimmy dan anak laki-laki yang tak dikenalnya itu.
Bersambung!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments