Jimmy menuruni tangga bus dengan senyuman di bibirnya begitu cerah melihat cahaya matahari sore saat rombongan tur tiba di toko teh untuk lokasi wisata berikutnya di kota Suzhou.
"Mari kita semua masuk ke toko teh dan silakan tuan-tuan dan nyonya-nyonya juga semua teman untuk melihat-lihat aneka jenis teh yang dijual di toko-toko disekitar daerah ini." kata Afei yang memandu rombongan tur menuju ke toko-toko.
Jimmy lebih tertarik pada pemandangan alam di luar toko-toko sambil makan bekalnya dan ia pun mengabdikan tempat itu dengan kameranya dan tak sengaja kameranya memotret Nabila di tangga salah satu dari toko-toko tersebut.
"Hei... "
Nabila yang menyadari bahwa ia telah dipotret oleh cowok ganteng teman pemandu wisatanya segera mendatangi cowok itu dengan langkah cepat sampai ia tidak melihat adanya tangga di pintu masuk ke toko teh yang didatanginya itu.Ia pun nyaris terpeleset dari tangga tersebut jika tak ada cowok itu yang menahannya dengan luar biasa gesit.
"Hati-hati.. " kata Jimmy nada cepat.
"Hmm, terimakasih.. " kata Nabila malu-malu.
"Ya, sama-sama." kata Jimmy melepaskan gadis itu dari pegangan tangannya pada lengan gadis itu.
"Tunggu dulu.. Aku ingin menanyakan kamu yang memotret Aku tanpa izin." kata Nabila yang telah cepat mengikuti cowok itu ke dalam toko.
"Baiklah, Aku minta maaf kepadamu tetapi Aku sekarang ini ingin memintamu untuk berfoto bersamamu di sini." kata Jimmy tanpa sungkan untuk merangkul gadis itu yang diajaknya untuk berdiri di dekatnya di depan mesin penggilingan teh.
"Heii.. Untuk apa? " tanya Nabila yang menoleh ke arah samping dan dengan tepat wajah dan bibirnya kembali menabrak wajah dan bibir dari cowok itu.
"Ehhhh, Nona ini kedua kalinya kau menciumku lho di hari yang sama." kata Jimmy mengambil foto ini di kamera hpnya yang langsung terkirim ke Weibo hingga mendapatkan sambutan yang luar biasa dari orang-orang di internet termasuk keluarganya sendiri.
"Hmmm.. Lalu aku harus apa untuk kerugianmu itu? " tanya Nabila yang terlihat tidak enak hati kepada cowok itu.
"Jadi pacarku." jawab Jimmy lugas kepada gadis cantik yang menatapnya dengan kaget.
"Ehh? Bagaimana bisa aku jadi pacarmu? Kita kan belum saling kenal bahkan namamu saja ku tak tahu." kata Nabila yang bergerak mundur dari Jimmy tanpa melihat adanya ember besar yang berisi teh dan nyaris menabraknya jika cowok itu tak menariknya dengan sebelah lengan cowok itu di pinggang kecilnya.
"Hati-hati.. Berapa kali Aku bilang kau harus hati- hati dalam langkahmu? "omel cowok itu yang mengejutkan Nabila.
" Hei! Aku belum setuju untuk menjadi pacarmu! Kenapa kau sudah berani untuk mengomeliku?" Nabila naik darah mendengar omelan cowok itu kepadanya.
"Kau sudah setuju untuk menjadi pacarku dari awal pagi ini kita jumpa di pabrik keramik." kata Jimmy menatap lurus gadis cantik yang merona di depannya.
"Ih, mana ada istilah seperti itu? " tanya Nabila di depan rak teh yang aromanya memabukkannya.
"Ada, dimulai dari ciuman pertama ku yang telah kau ambil di pagi ini." jawab Jimmy yang juga merasakan mabuk karena aroma teh di ruangan itu.
"Eh, kenapa kepalaku merasa pusing?Ah..!Aku mau keluar dari ruangan ini." kata Nabila yang berjalan ke pintu namun rupanya mereka berdua telah terkunci di ruangan penyimpanan teh yang mengandung obat tidur yang kuat.
"Celaka! Kita terkunci di ruangan penyimpanan teh aneh ini." kata Jimmy yang mencoba untuk mendobrak pintu namun cowok itu malah jatuh tertidur di lantai.
"Ah, Aku harus menelepon Fina atau Afei.. "kata Nabila yang ingin mengambil hp dari tasnya itu juga terjatuh tertidur di lantai di atas dada kekar Jimmy.
Pintu ruangan penyimpanan teh tersebut telah di buka oleh pemiliknya sendiri yang terkejut lihat kedua orang muda dan mudi asing tak dikenali di ruangan penyimpanan tehnya.
" Hei.. Astaga mereka berdua keracunan teh basi karya ku. "kata pemilik toko teh itu dengan raut wajahnya yang terkejut lalu menghubungi rumah sakit terdekat melalui hpnya.
Fina yang kebingungan dengan hilangnya Nabila di daerah toko-toko teh segera menghubungi Afei yang cepat mencari turis yang hilang itu pada pihak keamanan setempat lalu pemuda ini mendapatkan informasi bahwa turis tersebut di bawa ke rumah sakit terdekat karena keracunan teh basi bersama dengan seorang pemuda di ruangan penyimpanan teh basi itu.
" Ehh, rumah sakit yang mana mereka berdua di kirim dari sini? "tanya Afei nada cemas kepada pemilik toko teh basi yang didatanginya itu.
" Di daerah timur kota ini. Mari ku antar kau ke sana."jawab pemilik toko teh basi dengan nada lebih cemas lagi kepada Afei.
Di rumah sakit, Fina memandangi Nabila dengan raut wajahnya begitu cemas karena sepupunya ini masih belum sadar dari pingsan.Disisi tempat tidur pasien yang ditempati oleh sepupunya ada cowok ganteng teman Afei yang sudah sadar dari pingsan.
"Tuan,bagaimana kamu dan sepupuku Nabila ini bisa berada di ruangan penyimpanan teh basi di toko teh nomor lima belas? "tanya Fina dengan alisnya terpaut kepada Jimmy.
" Kami awalnya ingin melihat-lihat toko teh itu tapi siapa sangka pintunya terkunci lalu kami pun tak sadarkan diri."jawab Jimmy yang telah di jenguk oleh asisten pribadi pria ini yang segera membantunya untuk jalan keluar dari ruangan pasien usai membayar administrasi rumah sakit tersebut.
Nabila siuman sekitar satu jam setelah Jimmy sudah meninggalkan rumah sakit.Gadis cantik ini membuat Fina ketakutan namun ia berhasil menenangkan sepupunya dengan senyumannya yang sangat manis dan segar.
"Bila, jangan pernah membuatku takut seperti ini lagi. Hhh, ingatlah kita saat ini sedang liburan di luar negeri." kata Fina yang tidak pernah berhenti untuk memarahinya.
"Ya, iya.. Fina. Aku minta maaf.. Oke." kata gadis mungil ini yang langsung memeluk Fina dengan senyuman menyakinkan hati sepupunya supaya tak merasa cemas dan takut lagi.
Belum lama mereka berdua saling berpelukan di tempat tidur pasien datanglah seorang pria tua yang didampingi oleh seorang pria usia lima puluh tahun dengan sikap penuh wibawa sekali yang menatap ke arah Nabila.
"Eh, siapa Tuan- tuan ini, Bila? " tanya Fina nada gugup kepada Nabila sambil membalas tatapan kedua orang pria yang baru datang itu.
"Entahlah." jawab Nabila yang sudah duduk di tempat tidur pasien.Gadis mungil dan cantik ini membalas tatapan mata kedua orang pria yang berwibawa itu.
"Nona apakah kamu ini yang bernama Nabila Fernanda?" tanya pria usia lima puluh tahun dan berwajah tampan seperti aktor Hongkong Andy Lau dengan sikap sopan kepada Nabila.
"Ya, benar Saya bernama Nabila Fernanda." jawab Nabila nada sopan juga kepada pria usia lima puluh tahun ini.
Bersambung!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Radiah Ayarin
Bersantai menikmati kehidupan dengan sangat sederhana namun merasa tenang
2023-07-31
1
Cyrus Red🥀Bryan Kennedy🔱🎻
lanjut thor
2023-06-05
1