Jimmy mengeluarkan kunci mobilnya dari saku celana panjangnya lalu menekan tombol elektik untuk membuka pintu mobilnya kemudian ia pun masuk ke dalam mobilnya.
"Aku mau pergi ke pabrik pembuatan keramik." kata Jimmy pada layar mobilnya yang segera menjawabnya.
"Baik."
Mobilnya meluncur ke arah jalan raya melewati bus pariwisata yang ditumpangi oleh Nabila dan Fina bersama dengan rombongan tur mereka yang semuanya berasal dari Indonesia.
"Baik, apakah kalian semua sudah siap untuk mengunjungi berbagai tempat wisata menarik di kota Suzhou? " tanya pemandu wisata mereka yang bernama Afei pria muda tampan dari kota ini pula dengan senyuman ramah.
"Sudah..! " sahut para rombongan tur.
Bus pun melaju sesuai jadwal dan tempat wisata yang ingin mereka datangi dengan dipandu oleh Afei yang ramah dan tampan itu yang membuat para turis asing yang di pandu olehnya mencari perhatiannya secara silih berganti kecuali Nabila yang lebih memilih untuk memandangi jalanan di luar jendela bus.
"Mobil kece itu ternyata berhenti di parkiran yang berada di sebelah mobil yang ditumpangi oleh cowok maskulin yang baru saja keluar dari mobil warna pink." kata Nabila pelan.
"Hei, Bila. Ayo kita turun dari bus. " kata Finna di samping jalan di lorong bus kepada Nabila.
"Ei, ya.. "
Nabila segera mengikuti saudarinya turun dari bus lalu mengikuti barisan tur berjalan ke dalam gedung pabrik pembuatan keramik, dan gadis itu tidak pernah menyangka bahwa cowok ganteng yang baru siang ini di kenalnya bersama Fina di hotel mereka ternyata berwisata di tempat yang sama.
"Wah, porselen bentuk burung Hong dan Naga ini kece badai. " puji Nabila mengamati pernak- pernik keramik yang berjejer rapi di rak-rak yang berada di sudut pabrik pembuatan keramik itu.
"Aku mau membeli satu set peralatan makan dan minum dari porselen ini." kata Jimmy menunjuk ke arah porselen yang diamati dan diminati oleh Nabila kepada pemilik pabriknya sendiri.
"Ya, baik, Tuan Muda Wu." jawab pemilik pabrik pembuatan keramik yang segera memanggil salah seorang dari karyawan terbaiknya untuk mengemasi porselen tersebut untuk Jimmy.
"Hei, aku juga mau beli porselen ini tapi kenapa kau duluan yang membelinya." kata Nabila nada jengkel kepada Jimmy yang berada di belakang gadis itu.
"Kau bicara apa? " tanya Jimmy pelan sekali di telinga Nabila dengan membungkukkan badan ke dekat telinga gadis itu.
"Aku tidak bicara apa-apa. " jawab Nabila dengan cepat sambil membalikkan badannya ke depan Jimmy dan tidak menduga bahwa bibirnya itu mengadu dengan bibir cowok ganteng yang luar biasa mengesalkan itu.
Jimmy pun terkesiap kaget karena bibirnya yang suci telah di sentuh oleh bibir gadis asing yang belum satu hari ia kenal bahkan namanya dan asalnya pun Ia tidak tahu.
"Huh, zaman sekarang dimana-mana para gadis muda selalu mencari kesempatan untuk meraih cowok ganteng seperti ku." gumam Jimmy.Pria ini segera berjalan ke arah lainnya.
Nabila membelalakkan sepasang matanya ke arah punggung tegap dan tinggi cowok ganteng songong itu yang membuat suasana liburannya di pabrik pembuatan keramik berubah drastis dari menyenangkan menjadi menyesalkan.
"Hei, Bila. Kamu gak beli apa-apa dari pabrik ini yang membuat banyak keramik keren lho dan harganya juga lebih murah daripada di toko di seluruh negeri ini dan luar negeri ini? " tanya Afei nada sok akrab kepada Nabila.
"Beli kok. " jawab Nabila asal saja sambil ambil satu celengan keramik bentuk bunga persik di rak paling dekat dengannya.
"Wah, kau cuma membeli celengan keramik ini saja? Ayolah, pilih yang lainnya lagi." kata Afei di dekatnya mengajaknya ke ruangan dalam pabrik pembuatan keramik yang menampilkan berbagai macam jenis porselen yang menarik perhatian Nabila sampai gadis itu mengangga lebar lihat guci keramik harga fantasis.
"Aku mau yang ini tapi bisakah harganya itu lho di kurangi supaya kantong ku gak jebol cuma beli ini aja. " kata Nabila menatap polos dan penuh minat kepada Afei yang disuruh untuk jadi perantara transaksi membeli keramik yang di inginkan olehnya.
"Oke.. " jawab Afei.
Berkat Afei yang pandai berdebat dengan pihak pabrik pembuatan keramik maka Nabila dapat membeli guci keramik tersebut dan meminta untuk dikirim paket secara resmi dan langsung ke rumahnya di Indonesia.
"Hehe, terimakasih Afei." kata Nabila senang.
Fina sudah menunggunya di luar pabrik tersebut dengan membawa dua kotak sedang berwarna putih dengan senyuman cerah.Nabila segera menghampiri kakak sepupunya itu dengan di temani oleh Afei yang memandu rombongan tur yang lainnya untuk masuk ke bus mereka.
"Siang ini kita akan makan siang dulu di restoran terdekat dengan daerah ini sebelum ke tempat lain." kata Afei melalui toa di dekat mulutnya itu kepada rombongan tur yang di pandunya itu.
"Hore.. Kita makan siang..! " seru rombongan tur dengan senyuman riang gembira.
Setibanya di restoran. Nabila mengernyit melihat makanannya kurang disukainya maka Afei yang sangat cekatan dalam melayani kliennya segera memesan makanan lain khusus untuk grupnya Nabila dan Fina.
"Wah, cerdas kau.. " puji Fina membelai rambut Afei.
"Ah,ya.. Aku minta uang tipsnya ya." kata Afei di dekat Fina dengan melirik ke dompet tebal dari saudari Nabila itu.
"Eh, mata duitan kau ini jadi cowok.. " gerutu Fina namun gadis cantik ini tetap memberikan uang tambahan kepada Afei.
"Terimakasih banyak Nona Fina. " kata Afei ceria sebelum pergi ke grup lainnya untuk menyapa dan mengawasi rombongan tur nya.
Nabila mengangkat alisnya saat Ia sedang asyik makan siang dan tidak sengaja melihat cowok ganteng menyesatkan itu juga ada di restoran ini dan asyik makan siang dengan menu yang sama dengan di makannya dengan Fina cuma meja makan dan tempat duduknya saja yang beda.
"Emm, dia lagi.. " gerutu Nabila.
"Siapa? " tanya Fina ingin tahu.
"Shi Han Wen lakinya Pai Su Chen nyasar ke sini lho." jawab Nabila sambil makan siang dengan senyuman kecut.
"Eh, Pai Su Chen ada di danau barat di Hangzhou bukan di Suzhou." kata Afei kembali ke tempat duduk di dekat Nabila sambil menikmati makan siang menu bakpao rasa daging dan sayuran dari meja seberang.
"Ya, tahu.Hei,Afei.Nanti kita akan pergi ke mana lagi? " tanya Nabila melihat daftar tur di tangan Afei yang sibuk memasukkan beberapa barang ke tas punggung cowok maskulin namun luar biasa ceriwis ketika mereka sudah kenal dengan sifat asli dari pemandu wisata mereka ini.
"Ke pabrik pembuatan benang sutra." jawab Afei segera sambil senyum menawan hati kepada Fina yang memerah wajahnya di berikan senyum oleh Afei.
Bersambung!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Shopia Asmodeus
😒😒😒
2023-08-07
0
Radiah Ayarin
oh mobil Stella kah
2023-07-31
2
Nona Bucin 18294
masih nyimak hehe
2023-06-18
2