Nindi yang melihat Rendra masuk ke dalam rumah sakit, ia pun memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah sakit tanpa sepengetahuan Rendra. Karena ia sangat yakin sekali, kalau Rendra akan menjenguk Marsya.
"Ternyata dugaanku itu benar," lirih Nindi yang melihat Rendra masuk ke dalam kamar rawat Marsya.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Rendra yang sudah masuk ke dalam kamar rawat Marsya.
"Alhamdulillah aku sudah membaik. Oh iya, tadi ada Nindi datang menjengukku. Apakah kamu yang memberitahukan kepadanya, kalau aku di rawat di sini?" jawab Marsya sambil memberitahukan kedatangan Nindi, yang datang menjenguknya.
"Apa! Nindi datang menjengukmu ke sini?" Rendra kaget mendengar jawaban dari Marsya, yang memberitahukan kedatangan Nindi istrinya yang menjenguk Marsya ke rumah sakit.
Marsya mengagukkan kepalanya. Karena memang benar, Nindi datang menjenguknya.
"Aku tidak merasa memberitahukan Nindi, tentang kamu yang dirawat di rumah sakit ini. Kamu bicara soal apa saja dengan istriku?" tanya Rendra, yang ingin mengetahui pembicaraan antara Marsya dengan Nindi.
"Dia hanya datang menjengukku dan menanyakan keadaanku, hanya itu saja," jelas Marsya.
"Baguslah, tapi kira-kira siapa orang yang sudah memberitahu Nindi?" lirih Rendra yang bertanya-tanya tentang kedatangan Nindi, yang bisa mengetahui Marsya yang dirawat di rumah sakit Kasih Ibu.
"Apa jangan-jangan! Mawar yang memberitahukan itu semua pada Nindi," sambung Rendra yang menuduh Mawar, yang memberitahukan itu semuanya pada Nindi.
"Bi___bisa jadi, Mas. Mawar kan sudah besar dan mengetahui kejadian kemarin," sahut Marsya dengan gugup. Karena ia sudah bisa menebak, kalau putrinya yang memberitahukan itu semua pada Nindi.
"Aaakh, aku benar-benar menyesal mengajak anakmu tinggal bersamaku. Ini semua gara-gara kamu, yang tidak bisa menjaga kandunganmu. Masa baru tujuh bulan sudah kontraksi, aku rasa kamu itu hanya mencari alasan saja. Agar aku perhatian pada kalian berdua," gerutu Rendra yang melampiaskan kekesalannya, dan menyalahkan Marsya.
"Aku tidak mencari alasan, Mas. Kemarin itu aku memang sakit, dan mengalami kontraksi palsu. Apalagi kandunganku kali ini lemah," tutur Marsya yang tidak mau di salahkan oleh Rendra.
"Sudah tahu lemah, tapi kenapa kamu dan Mawar memintaku mengantar kalian berlibur?" Rendra menatap tajam ke arah Marsya, yang sedang terbaring di atas tempat tidur.
"Aku peringatkan sekali lagi! Kamu jangan memberitahukan apapun. Jika Nindy datang ke sini lagi," sambung Rendra yang memberi peringatan pada Marsya.
"Iya, aku tidak mungkin memberitahukan kepadanya. Kamu tenang saja," sahut Marsya.
"Baguslah. Kalau kamu ingat dengan pesanku, dan tahu diri dengan statusmu. Aku pamit pergi ke kantor lagi, kamu baik-baik di sini dan cepat sembuh. Nanti aku akan menyuruh Adit, untuk menemanimu di sini," ujar Rendra yang berpamitan pergi pada Marsya.
"Tidak usah menyuruh Adit menemaniku di sini, aku tidak apa-apa di sini sendirian. Karena aku tidak mau terus merepotkannya," tolak Marsya yang tidak mau di temani oleh Adit.
"Kenapa Marsya tidak mau di temani oleh Adit? Bukannya Adit itu suaminya? Sebenarnya ada hubungan apa antara Mas Rendra dan Marsya?" batin Nindi yang bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Karena mendengar pembicaraan antara Rendra dan Marsya, sebab Nindi membuka sedikit pintu kamar rawat Marsya. Sehingga membuat Nindi bisa mengetahui pembicaraan mereka berdua.
"Aku jadi curiga. Kalau Adit itu bukan suaminya Marsya, dan Mas Rendra ada hubungan dengan Marsya. Karena Mas Rendra tadi bilang. Kalau dia habis mengantar Mawar dan Marsya pergi berlibur, tanpa memberitahukan hal itu kepadaku. Apalagi dua minggu kemarin itu, Mas Rendra pamit padaku mau pergi ke luar kota. Karena mendapatkan tugas dari bosnya. Apa jangan-jangan! Mas Rendra membohongiku? Agar ia bisa pergi bersama Mawar dan Marsya, tanpa aku ketahui," sambungnya yang curiga dengan kedekatan Rendra dan Marsya.
"Terserah kamu, yang pasti aku tidak bisa menemanimu di sini. Karena aku tidak mau sampai Nindi mengetahui hubungan ..."
Rendra menghentikan ucapannya. Karena ia mendengar suara orang, yang berbicara di luar kamar rawat Marsya.
"Siapa orang yang sedang berbicara di depan pintu?" gumam Rendra di dalam hatinya. Sebelum ia ke luar dari kamar rawat Marsya, untuk melihat orang yang berbicara di depan pintu kamar rawatnya Marsya.
Saat Rendra membuka pintu kamar rawat, ia melihat suster yang berada di depan pintu kamar rawat Marsya.
"Permisi pak, saya mau mengecek keadaan Bu Marsya," ucap suster pada Rendra yang menghalangi jalannya, yang akan masuk ke dalam kamar rawat Marsya.
"Oh iya, silahkan sus." Rendra mempersilahkan suster yang akan mengecek keadaan Marsya.
"Mungkin tadi itu suara suster, yang sedang berbicara dengan temannya," batin Rendra yang menduga. Kalau yang berbicara di depan pintu kamar rawat Marsya adalah suster, yang bekerja di rumah sakit.
Rendra pun segera menghampiri suster, yang sedang memeriksa keadaan Marsya dan juga kandungannya. Sebelum ia pergi meninggalkan Marsya, di dalam kamar rawatnya seorang diri.
______
Sementara itu.
Nindi yang sedang berlari menjauh dari kamar rawat Marsya. Agar ia tidak sampai ketahuan oleh Rendra suaminya, yang berada di dalam kamar rawat Marsya.
"Sepertinya Mas Rendra tadi tidak sempat melihatku. Karena suster langsung masuk ke dalam kamar rawat Marsya, saat pintu kamar rawat terbuka," ucap Nindi yang bisa bernafas lega. Karena ia tidak sampai ketahuan oleh Rendra suaminya.
Nindi pun segera keluar dari rumah sakit, dan pergi menghampiri Mang Narno yang sedang menunggunya di parkiran rumah sakit.
"Ayo Mang, kita pulang." Nindi langsung menyuruh Mang Narno. Untuk segera pergi meninggalkan rumah sakit.
"Iya Nyonya," balasnya yang segera masuk ke dalam mobil, dan menyalakan mesin mobilnya.
"Mas Rendra dan Marsya tidak seperti yang aku lihat di dalam mimpi, tapi pembicaraan mereka berdua seperti memiliki rahasia yang tidak aku ketahui. Jika aku bertanya langsung pada Mas Rendra dan Marsya, belum tentu mereka berdua akan menjawab dengan jujur pertanyaanku. Sepertinya aku harus menyuruh orang, untuk menyelidiki ini semua," batin Nindi yang memutuskan. Untuk menyuruh orang menyelidiki rahasia yang tidak ia ketahui, yang di rahasiakan oleh Rendra suaminya.
Nindi yang sudah sampai di rumah, ia langsung masuk ke dalam kamarnya. Karena ia mau menghubungi Tomi, tanpa ada orang yang mendengar pembicaraannya dengan Tomi. Karena Nindi mau meminta bantuan kepada Tomi temannya, yang bekerja sebagai seorang detektif. Untuk menyelidiki rahasia yang tidak ia ketahui, yang di rahasiakan oleh Rendra suaminya.
Tok-tok.
Nindi yang sudah selesai berbicara dengan Tomi, ia mendengar suara ketukan pintu.
"Ada apa Bi?" tanya Nindy yang sudah membuka pintu kamarnya.
"Ada tamu yang mencari Nyonya," jawab Bi Narsih yang memberitahukan kepada Nindi, tentang kedatangan tamu yang ingin bertemu dengannya.
"Iya Bi,'' sahutnya yang segera pergi menghampiri tamu yang datang ke rumahnya.
Saat Nindi sampai di ruang tamu, ia melihat Mawar yang sedang memeluk seorang wanita yang berada di dalam rumahnya.
"Siapa wanita yang sedang Mawar peluk?" batin Nindi yang melihat kedekatan Mawar dengan wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments