Madu Mantan Dulu
Nindi yang sedang menunggu kedatangan Rendra suaminya, yang akan pulang dari perjalanan bisnis tersenyum bahagia. Karena sudah seminggu lebih, ia tidak bertemu dengan suaminya. Bahkan kedua anaknya juga merindukan kasih sayang dari ayahnya.
"Bunda. Apakah benar? Hari ini Ayah akan pulang?" tanya Arsen putra pertamanya, yang datang menghampiri Nindi yang tengah menunggu kedatangan Rendra suaminya.
"Iya Sayang, kita tunggu kedatangan Ayah. Sebentar lagi Ayah sampai di rumah," sahut Nindi sambil mengusap kepala putra pertamanya dengan tersenyum manis.
"Hore ... Ayah hari ini jadi pulang," sorak bahagia kedua anak Nindi dan Rendra. Karena mereka berdua akan bertemu dengan ayahnya, yang mereka berdua rindukan.
"Bunda kita bikin kejutan buat Ayah, yuk! Pasti Ayah akan senang, mendapatkan kejutan dari kita," kata Arsen yang memberi usul pada Nindy. Untuk memberi kejutan kepada Rendra ayahnya.
"Iya Bunda, Rara setuju dengan usul kak Arsen," timpal Rara putri bungsunya, yang sependapat dengan Arsen kakaknya.
"Kalau Bunda boleh tahu? Emangnya kalian berdua mau ngasih kejutan apa buat ayah?" tanya Nindi penasaran pada kedua anaknya, yang akan memberikan kejutan untuk Rendra ayah dari kedua anaknya.
"Kalau Rara sudah buat gambar untuk Ayah, Bun. Pasti Ayah suka dengan gambar yang Rara buat," jawab Rara sambil menunjukan hasil gambar, yang ia buat pada Nindi dan Arsen kakaknya.
Rara membuat sebuah gambar keluarga mereka, tapi ada satu gambar yang membuat Nindi heran.
"Anak perempuan itu siapa Sayang?" tanya Nindi sambil menunjuk ke arah gambar, yang di buat oleh Rara putrinya.
"Rara ingin punya kakak perempuan Bunda, kak Arsen mah nyebelin suka ngajak Rara ribut terus." Rara menjawab pertanyaan Nindy, sambil mengeluarkan lidahnya ke arah Arsen.
"Tidak boleh begitu, Sayang. Adik kakak harus saling menyayangi. Kalau Rara bilang seperti itu, tandanya Rara tidak bersyukur atas pemberian dari Allah SWT," nasihat Nindi pada Rara putrinya.
"Iya Bunda," sahut Rara.
"Tuh, dengerin Ra. Apa kata Bunda, biar aku suka iseng sama kamu. Tapi aku ini, tetaplah kakakmu yang harus..."
"Arsen." Nindi menyela ucapan Arsen, dan menatap ke arah putra pertamanya itu. Agar berhenti menggoda Rara adiknya, yang tengah menyesali ucapannya yang menginginkan kakak perempuan.
"Maafin Rara Bun. Rara janji tidak akan mengatakan seperti itu lagi," lirih Rara pelan, sambil menundukkan kepalanya.
Nindi yang melihat itu, ia memberikan pelukan hangat pada Rara putri bungsunya.
"Arsen mau ngasih kejutan apa untuk Ayah?" tanya Nindi. Ketika ia sudah melepaskan pelukannya, yang memeluk Rara.
"Kalau Arsen sih, mau mengajak Bunda sama Rara bersembunyi. Saat Ayah sudah mau sampai di rumah. Pasti Ayah bakalan mencari kita bertiga, dan saat Ayah sedang mencari kita bertiga. Di saat itulah kita bertiga keluar, Ayah pasti terkejut. Ha-ha-ha," jawab Arsen sambil tertawa. Karena ia menceritakan tentang usulnya, yang ingin membuat kejutan untuk Rendra ayahnya. Dan ia berusaha mencairkan suasana hati Rara yang sedang bersedih, dengan gelak tawanya.
Rara yang bersedih pun ikut tertawa mendengar ucapan kakaknya.
"Kenapa Kakak tidak memberikan hadiah untuk Ayah seperti Adik?" tanya Nindi lagi pada Arsen putranya.
"Karena Arsen tidak punya hadiah untuk Ayah. Tapi Arsen mau hadiah dari Ayah," jawab Arsen dengan polosnya.
"Rara juga mau minta hadiah sama Ayah, Bun." Rara pun ikut menimpali. Karena ia tidak mau kalah dengan kakaknya, yang meminta hadiah pada ayahnya yang pulang dari perjalanan bisnis.
"Iya, Sayang. Nanti kita minta hadiah sama Ayah," balas Nindi yang begitu gemas pada kedua anaknya, yang menginginkan hadiah dari Rendra suaminya.
Tidak lama kemudian.
Terdengar suara ketukan pintu dari luar.
"Bun, itu pasti Ayah. Ayo Bun, kita harus pergi mencari tempat persembunyian. Sebelum bertemu dengan Ayah," ucap Arsen sambil menarik tangan Nindi. Karena ia mau mengajak Nindi bersembunyi.
"Iya Bun. Ayo kita pergi dari sini," timpal Rara yang ikut menarik satu tangannya Nindi. Agar Nindi mau ikut bersembunyi dengan kedua anaknya.
"Iya, Sayang." Nindi pun hanya bisa pasrah, dan berusaha mengikuti keinginan kedua anaknya.
Mereka bertiga pun segera pergi mencari tempat untuk bersembunyi.
_________
Sementara itu.
Rendra terus mengetuk pintu rumahnya, yang belum di buka. Saat pintu di buka oleh Bi Narsih pembantu, yang bekerja di rumahnya. Rendra langsung masuk ke dalam rumah, tapi ia tidak melihat keberadaan istri dan kedua anaknya.
"Bi Narsih, istri dan anak saya pada kemana? Kok tumben rumah sepi seperti ini?" tanya Rendra yang ingin mengetahui keberadaan istri dan kedua anaknya.
"A____anu i___itu, Bibi lupa." Bi Narsih bingung menjawab pertanyaan dari Rendra majikannya, sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya sudah. Tolong buatkan minum dua yah, Bi." Rendra menyuruh Bi Narsih, untuk membuat minuman.
"Baik Tuan." Bi Narsih pun segera pergi ke dapur, untuk membuat minuman.
"Sayang, kamu duduk di sini dulu yah," pamit Rendra yang pergi meninggalkan orang, yang ia ajak ke dalam rumahnya. Karena ia mau mencari istri dan kedua anaknya di dalam rumah.
"Iya," balasnya singkat.
Nindi yang berada di tempat persembunyiannya. Ia mendengarkan pembicaraan suaminya, yang mengatakan sayang kepada orang yang diajak masuk oleh suaminya.
"Siapa yah? Orang yang di panggil sayang oleh Mas Rendra?" gumam Nindi di dalam hatinya. Karena ia penasaran dengan tamu yang di panggilan sayang oleh Rendra suaminya.
"Sebaiknya, aku harus pergi dari sini. Untuk memastikan orang yang di panggil sayang oleh Mas Rendra," sambungnya.
Ketika Nindi akan keluar dari tempat persembunyiannya, ia di cegah oleh kedua anaknya.
"Bunda, jangan keluar dulu!" ucap Arsen dan Rara pelan. Karena mereka berdua mau mencegah Nindi, yang akan keluar dari tempat persembunyiannya.
"Iya, Sayang." Nindi pun mengurungkan niatnya, yang akan keluar dari tempat persembunyiannya.
Akan tetapi, suara pelan mereka terdengar oleh telinga Rendra yang sedang mencari keberadaan mereka bertiga. Ia pun segera mengejutkan istri dan anaknya, yang sedang bersembunyi.
"Ayo! ketahuan ya," kata Rendra yang sudah mengetahui tempat persembunyian istri dan kedua anaknya.
"Hahaha ..." kedua anaknya tertawa. Karena Rendra mengejutkan mereka, yang tengah bersembunyi.
"Yah, ketahuan deh sama Ayah tempat persembunyian kita," ujar Arsen.
"Iya nih. Jadi gak seru," timpal Rara.
"Tetap seru kok, Ayah senang mencari kalian yang bersembunyi," sahut Rendra sambil tersenyum senang, ia pun segera memeluk istri dan kedua anaknya.
"Kita pergi ke ruang tamu, ada orang yang mau Ayah kenalkan pada kalian," ajak Rendra pada istri dan anaknya. Ketika ia sudah melepaskan pelukannya.
"Siapa yah?" tanya Rara penasaran.
Tapi bukan cuman Rara saja yang penasaran, Nindi juga penasaran dengan tamu yang di ajak oleh Rendra suaminya.
"Kita temui dulu orangnya, pasti kamu akan tahu. Yuk kita pergi sekarang," jawab Rendra yang mengajak istri dan anaknya pergi ke ruang tamu.
"Iya," balasnya.
Mereka semua pun, segera pergi menuju ruang tamu. Untuk berkenalan dengan orang yang di ajak oleh Rendra.
"Bun, kenalin ini Mawar." Rendra memperkenalkan gadis cantik yang bernama Mawar.
Gadis itu pun mencium tangan Nindi, dan ia juga berkenalan dengan Arsen dan Rara.
"Ayah mana hadiah buat Arsen?" tanya Arsen yang meminta hadiah pada ayahnya, dan ia mengalihkan kedatangan Mawar yang masuk ke dalam rumahnya.
"Rara juga mau hadiah dari Ayah," timpal Rara yang tidak mau kalah dengan kakaknya.
"Iya ada kok, Sayang. Nanti Bi Narsih yang akan mengambil hadiahnya, di bagasi mobil Ayah," tutur Rendra kepada kedua anaknya.
"Rara juga punya hadiah untuk Ayah." Rara pun menunjukkan gambar, yang ia buat untuk Rendra ayahnya.
"Wah! Gambar yang Rara buat bagus sekali." Rendra memuji gambar yang di buat oleh Rara putrinya.
"Tapi gambar yang satu ini siapa, Sayang?" lanjut Rendra yang menanyakan gambar yang di buat oleh Rara putrinya.
"Rara mau punya kakak perempuan, yah. Tapi sekarang ini, Rara tidak jadi. Karena kata Bunda, itu namanya Rara tidak bersyukur atas pemberian dari Allah SWT," jawab Rara menjelaskan.
"Tapi sekarang ini. Rara sudah punya kok, kakak perempuan. Ini ada kak Mawar, dia juga kakaknya Rara," sahut Rendra.
Nindi pun mengerutkan keningnya, mendengar ucapan Rendra barusan.
"Maksudnya, Mas apa?" tanya Nindi.
Bersambung.
Jangan lupa like, komen dan simpan di favorit yah 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sela sahla
terima kasih kak 🤗
2023-06-12
3
Nyai Iteung❤️
aku hadir
2023-06-12
1