05. Ingat, Kita Sudah Tetikat Janji Suci.

Jam sudah menunjukkan pukul satu malam, Kalina masih duduk di ruang tamu untuk menunggu Shaka. Entah sudah berapa jam ia berada disana tetapi ia masih betah dengan harapan Shaka cepat pulang.

Akhirnya penantiannya itu membuahkan hasil, meski amarah berkecamuk di hatinya tetapi Kalina tetap berusaha untuk sabar, paling tidak ia harus mendapatkan penjelasan yang masuk akal dari Shaka.

Kalina membukakan pintu, ia melihat mobil Shaka terpakir di carport begitu juga dengan lelaki itu yang keluar dari kursi kemudi.

"Mas Shaka dari mana aja?" pertanyaan itu disertai dengan nada kekesalan.

Istri mana yang tidak kesal, ditinggal dari malam pertama hingga di tengah malam seperti ini suaminya baru menampakan diri.

"Seperti yang sudah aku bilang sebelumnya, ini bukan pernikahan sungguhan jadi tidak perlu menganggap semuanya nyata."

Hati Kalina mencelos, kalimat yang begitu menyakitkan itu muncul dari bibir suami yang baru saja ia nikahi satu hari lalu. Kalina marah, ia sudah mencoba sabar dari kemarin, tetapi buah dari kesabarannya adalah hal yang sangat tidak mengenakan ini.

Shaka seperti seseorang yang tidak memiliki perasaan, dengan teganya mengatakan hal itu pada Kalina.

"Maksud kamu apa? Kita baru menikah kemarin kok. Emangnya kamu lupa?"

"Aku sudah mengatakannya sebelum kita menikah, kalo kamu lupa."

Kalina memutar lagi memori lamanya, sebelum menikah pertemua dengan Shaka ini baru saja beberapa kali. Yang pertama adalah saat Shaka mempresentasikan proyeknya di perusahaan milik keluarga Kalina. Saat itu pertama kalinya Kalina tengah mencoba untuk terjun ke perusahaan, ia mengikuti pertemuan itu. Saat itu juga Kalina jatuh cinta dengan Shaka, cara Shaka menyampaikan pemikirannya dan juga wajah Shaka yang rupawan berhasil membuat Kalina jatuh cinta.

Setelah presentasi itu mereka makan siang bersama rekan kerja lainnya, tetapi saat itu perhatian Kalina tertuju pada Shaka. Ternyata lelaki itu sangat lembut dan perhatian, karena sudah terlanjur cinta makanya Kalina menganggap keliru kehangatan yang diberikan Shaka. Perasaannya semakin dalam lalu puncaknya saat ia meminta ayahnya untuk menjodohkannya dengan Shaka.

Kalina sendiri yang meminta ayahnya untuk menjodohkannya dengan Shaka, ia bahkan sempat mogok makan saat ayahnya tidak mengaggap serius ucapannya.

Lalu satu hari sebelum pertunangan mereka Shaka meminta bertemu.

Hari itu di sebuah restoran yang memiliki embel-embel bintang lima, Shaka mengajak Kalina bertemu. Kalina sudah berdandan sedemikian rupa, ia memakai baju terbaiknya karena ia kira itu akan menjadi sebuah makan malam yang romantis.

Matanya melirik ke kanan kiri, menunggu Shaka datang padahal jam janjian mereka masihlah lima belas menit lagi. Tetapi rupanya itu tidak sia-sia karena Shaka datang tidak lama setelahnya. Lelaki itu mengenakan kemeja putih dan juga jas yang tersampir di lengannya, sepertinya Shaka baru saja pulang dari kantor.

"Kamu serius ingin melanjutkan ini?"

Nada itu terdengar dingin dan sama sekali tidak besahabat, berbeda dengan Shaka yang selama ini ia kenal, biasanya Shaka tidaklah sedingin itu. Tetapi entah mengapa hari ini berbeda.

"Maksudnya melanjutkan apa?" Kalina bertanya karena memang tidak terlalu paham dengan maksud Shaka.

"Perjodohan ini,"

"Tentu saja, besok kan hari pentungan kita lalu minggu depan pernikahan kita."

"Saya harap kamu pikirakan lagi."

Kalina menggeleng, "Maksud kamu apasih? Aku udah yakin."

"Kalau begitu kamu harus siap juga, karena ini tidak akan menjadi pernikahan yang sesungguhnya."

Shaka bangkit dan melangkahkan kakinya pergi, meninggalkan tanda tanya besar di benak Kalina. Wanita itu juga tidak berniat mengejar Shaka karena ia masih sibuk mencerna apa

"Tapi janji suci itu nyata, kenyataannya sekarang ini aku adalah istri kamu."

Shaka terkekeh, "Apa yang bisa diharapkan dari pernikahan yang tidak diinginkan."

Shaka melangkahkan kakinya pergi, tetapi langkah itu terhenti karena teriakan Kalina.

"Buka pikiran kamu! Kenyataan di depan mata, kamu nggak bisa kekanakan dengan melepaskan tanggung jawab seperti ini!"

Shaka tidak menjawabnya, ia justru terus melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Dont forget to click the vote button!

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^

And, see you.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!