Tidak Sabar

Dario berhasil menyenangkan hati Rania. Gadis cantik itu terus mengulas senyum lebar dan terus menatap Dario dari arah samping dengan mata berbinar-binar.

Dario yang tengah fokus menyetir bisa merasakan kalau Rania terus menatapnya sejak mereka keluar dari pekarangan depan rumah temannya Dario. Pria tampan itu kemudian melirik Rania dan berkata, "Jangan menatapku terus! Hadap depan dan duduk yang benar!"

"Nggak mau" Sahut Rania.

"Terserah kamu saja" Sahut Dario dengan acuh tak acuh.

"Terima kasih Dario. Kamu membuatku bahagia hari ini. Sangat bahagia" Ucap Rania dengan senyum lebar.

Dario tidak menyahut.

"Apa ini berarti kita telah berpacaran?" Tanya Rania dengan wajah ceria penuh harap.

Dario masih belum menyahut.

"Dario?"

Tatapan Dario terus fokus ke depan dan menyetir dalam keheningan. Dario masih belum ingin mengeluarkan kata-kata. Karena dia sendiri masih berada di persimpangan hati. Hati nurani dan akal sehatnya melarangnya untuk mencintai gadis yang usianya terpaut sangat jauh dengannya. Namun, jiwa dan gairahnya Dario menginginkan Dario mencintai Rania tanpa keraguan.

Kenapa harus aku yang kena takdir cinta ini? Takdir cinta yang terlarang. Batin Dario merana sedih.

Sementara itu Senja dan Kenneth tengah merajut cinta dan ada mereka dengan bebas. Usia mereka yang juga terpaut jauh dan Kenneth lebih muda dari Senja, tidak membuat mereka berdua terus menahan diri mereka seperti Dario. Bahkan akal sehatnya Senja ia kunci rapat-rapat dan sejak ia memutuskan untuk menerima cinta Kenneth lalu berpacaran dengan pemuda tampan itu, ia terus mengabaikan fakta yang terpampang nyata bahwa Kenneth adalah muridnya dan pemuda itu jauh lebih muda darinya.

Kenneth dan Senja yang tengah berkencan di sebuah pantai, tidak lagi untuk berciuman dan berenang di pantai dengan penuh canda tawa. Mereka berdua mengabaikan tatapan dan penilaian orang-orang di sekitar mereka saat ini. Dunia adalah milik Kenneth dan Senja seorang.

Sedangkan Anzel yang sudah memiliki perasaan cinta yang sangat mendalam pada Rania, nekat menyusul Rania ke mess tempat para tim dokter menjalankan misi kemanusiaan mereka. Anzel menyetir mobil dengan penuh antusias dan pria tampan itu terus mengulas senyum lebar karena di dalam benaknya dipenuhi bayangan wajah cantiknya Rania.

"Empat jam lagi sampai. Aku sangat merindukan kamu Rania dan ingin melihat wajah kamu secepatnya" Gumam Anzel sambil terus fokus menyetir di tengah malam. "Aku akan sampai besok subuh dan aku tidak mau mampir ke rest area untuk tidur. Aku gas pol aja" Gumam Anzel kemudian.

Lalu, di dalam sebuah kamar tampaklah kedua insan manusia ciptaan Tuhan tengah berdiri saling berhadapan. Yang satu penuh senyum ceria tetapi yang satunya lagi memasang wajah datar seperti biasanya.

"Kita akan berdiri seperti ini berapa lama?" Tanya Rania.

Dario langsung berbalik badan dan masuk ke dalam kamar mandi. Lalu, pria tampan itu langsung bersandar ke daun pintu. Pria tampan itu memejamkan mata secara perlahan lalu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan-pelan.

Rania menatap pintu kamar mandi dan bergumam, "Kenapa dia tidak menjawab pertanyaanku dan malah langsung masuk ke kamar mandi?"

Cukup lama Dario bersandar ke pintu, memejamkan mata dan terus menghela napas panjang.

Rania yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi, menautkan kedua alisnya. "Dario sudah masuk ke kamar mandi sepuluh menit lalu. Tapi kenapa tidak terdengar suara orang mandi? Apa jangan-jangan Dario pingsan karena kelelahan?" Rania langsung melompat ke depan lalu mengetuk pintu kamar mandi tanpa jeda sambil berteriak kencang, "Dario!"

Dario tersentak kaget dan langsung menegakkan badannya sambil menyahut, "Ada apa?!"

"Kamu baik-baik saja, kan?"

"Iya. Aku mau mandi jangan ganggu!" Sahut Dario.

"Baiklah. Aku akan duduk di tepi ranjang" Teriak Rania sambil melangkah ke tempat tidur.

Dario meraup wajahnya dengan kasar lalu bergumam lirih sambil melangkah ke shower, "Aku benar-benar salah mengajak Rania ke sini. Yang ada aku sesak napas terus dan kepalaku sering pusing"

Rania kemudian berdiri kembali di depan pintu kamar mandi dan menunggu Dario keluar dengan senyum lebar.

"Aku yakin Dario akan senang melihatku memakai baju ini" Gumam Rania dengan senyum lebar dan wajah gadis cantik itu berseri-seri. "Ah, kenapa Dario mandinya lama banget? Masak hampir satu jam dia belum keluar juga?" Rania mulai tidak sabar menunggu Dario keluar dari dalam kamar mandi.

Terpopuler

Comments

Spyro

Spyro

Kuat iman yaa Pak Dokter 😁😁

2023-08-21

0

Spyro

Spyro

Gak terlarang kok Dario. Jaman skrg usia bukan masalah lagi. Nenek2 aja ada yg nikah sama abege 😂

2023-08-21

0

Om Rudi

Om Rudi

semangat lagi

2023-06-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!