Kebingungan

Dario terbangun saat ia merasakan ada sesuatu di atasnya. Pria tampan itu sontak menunduk dan menggeram, "Rania? Kenapa menyusul tidur di sini?" Dario lalu mendengarkan suara petir dan dia menghela napas panjang, "Pantas saja dia menyusul ke sini karena ada petir"

Pria tampan itu kemudian bangun dengan pelan lalu bergegas membopong Rania sebelum ada pria menatap Rania dalam balutan dress mini, dengan tali kecil dan tipis.

"Kenapa dia pakai dress seperti ini? Kenapa aku nggak tahu kalau dia ambil dress seksi ini?" Dario bergumam sembari melangkah lebar menuju ke kamar.

Setelah merebahkan Rania di atas ranjang Dario langsung menyelimuti Rania sampai ke leher lalu meraup wajah tampannya sambil bergumam, "Aku ini pria normal, Rania, tapi kenapa kau selalu muncul di depanku seperti ini?"

Lalu, Dario bergegas kembali ke ruang tengah untuk kembali mengambil semua selimut dan bantal kemudian bergegas kembali ke kamar sebelum Rania bangun karena suara petir masih terdengar sambar-menyambar.

Rania bangun dan langsung berteriak kaget, "Aaaaaa!!!!!"

Dario menyahut, "Aku di sini. Tidurlah!"

Rania menoleh ke lantai dan langsung bertanya, "Kenapa tidur di lantai?"

"Tidurlah!" Sahut Dario masih dengan tidur terlentang menatap langit-langit kamar.

"Apa nggak dingin?" Tanya Rania kemudian.

"Aku sudah biasa" Sahut Dario.

"Apa kau tadi membopong aku ke sini?"

Dario langsung memunggungi Rania dan tidak menyahut.

"Dario! Apa kau suka dress pilihanku ini? Apa aku cantik pakai dress ini?"

Dario langsung menutup kupingnya dengan bantal dan mewek.

"Dario! Apa kau sudah tidur?"

Dario yang masih memunggungi Rania dan masih menutup kupingnya dengan bantal memilih untuk tidak menjawab pertanyaannya Rania supaya gadis itu cepat tidur dan tidak mengganggunya lagi.

Rania kemudian merebahkan kepalanya di atas bantal dengan wajah ceria dan menutup wajahnya dengan bantal sambil bergumam, "Ah, dia tadi membopongku saat aku pakai dress ini. Dia pasti melihat dress ini, kan? Ah, dia pasti suka aku pakai dress ini"

Mendengar gumamannya Rania, Dario semakin mewek dan langsung berkata di dalam hatinya, Kau pakai apapun terlihat cantik, Rania. Cuma aku tidak pantas menerima rasa suka kamu. Aku dan kamu pantasnya jadi Paman dan keponakan. Jarak umur kita jauh banget. Batin Dario.

Keesokan harinya Rania bangun dan langsung merengut saat ia melihat lantai telah rapi dan Dario sudah tidak ada di kamar.

"Kenapa dia pergi pagi-pagi sekali? Kenapa dia tidak menunggu aku bangun? Aku, kan, pengen sarapan bareng sama Dario" Rania bangkit berdiri dan sambil merengut ia melangkah ke kamar mandi.

Rania melihat di atas meja sudah ada setangkup roti bakar, susu, dan vitamin. Rania duduk dan memakan roti itu dengan wajah kesal. Setelah menghabiskan segelas susu dan meminum vitaminnya, Rania bangkit berdiri lalu melangkah keluar dari dalam kamar. "Syukurlah pintunya tidak dikunci dari luar oleh Dario. Jadi, aku bisa berjalan-jalan sebentar di taman depan untuk menghirup udara bebas sambil menunggu Dario.

Pagi ini Rania mengenakan setelan baju hangat yang berupa celana panjang dan sweater berwarna hijau pupus. Lalu, Rania mengepang satu rambutnya. Rania tampak sangat cantik pagi ini.

Rania tersenyum lebar saat ia berjalan di depan lapangan dan melihat Dario tengah memberikan pembekalan.

Dario yang tengah memberikan pembekalan ke kolega-koleganya langsung membeliak kaget melihat Rania berjalan di depan lapangan dengan mengenakan setelan dan rambutnya dikepang satu.

Sial! Dia cantik banget pagi ini dan kenapa dia harus mengepang rambutnya? Batin Dario kesal.

Dan saat Dario melihat salah satu koleganya yang bernama Langit hendak berputar badan, Dario langung berteriak, "Tetap hadap ke depan semuanya! Sikap sempurna dan kita akan lakukan push up dua puluh kali lagi sebelum pergi ke barak!"

"Hah?!" Seluruh koleganya Dario langsung menyemburkan protes secara bersamaan, namun mereka tetap melakukan. perorangnya Dario saat mereka melihat Dario sudah memimpin push up.

Dario melakukan itu karena ia tidak ingin semua koleganya melihat kecantikannya Rania dengan kepangan rambut. Entah kenapa Dario merasa tidak rela ada pria lain melihat Rania dalam kepangan rambut.

Dario kemudian bangkit setelah menyelesaikan dua puluh push up dan langsung berteriak, "Tetap dalam posisi semula!" Sambil berlari mendekati Rania dan pria tampan itu langsung memanggil Rania dan membawa Rania berlari ke Bali ke kamar sebelum para koleganya menyelesaikan push up mereka.

Dario menurunkan Rania di dalam kamar dan berkata dengan napas terngah-engah, "Jangan keluar kamar dengan rambut dikepang seperti ini!"

"Kenapa tidak boleh?"

Dario diam mematung. Dia seketika kebingungan harus menjawab apa.

Terpopuler

Comments

Om Rudi

Om Rudi

lanjut lafi

2023-06-23

0

Aerik_chan

Aerik_chan

Semangat kak

2023-06-22

0

Santai Dyah

Santai Dyah

lnjut thor yang ini mau ikut kontrak reguler yg baru ya

2023-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!