Kaget

Di sebuah hotel mewah yang ada di luar kota, Kenneth masih menyimak cerita masa.lalunya Senja dengan perhatian penuh. Setiap mimik wajah dan kata yang diucapkan oleh Senja benar-benar Kenneth ingat dan simpan dengan baik di dalam benaknya. Pemuda tampan berwajah blasteran itu cukup syok mendengar kisah masa lalunya Senja.

Pantas saja kalau dia menjauhi semua pria. Padahal dia sangat cantik dan menarik. Kasihan sekali hidupnya. Sayang aku terlahir lebih muda darinya. Andaikan aku terlahir sama dengannya, aku pasti sudah menikahinya sejak ia mendapati kalau dirinya hamil. Batin Kenneth dengan wajah penuh simpati.

Dan di sebuah barak yang ada di dusun terpencil terdengar percakapan dua orang dokter tampan, "Dok, aku lihat kamu bawa anak gadis yang sangat cantik tadi. Dia siapa, Dok?"

Dario hanya menghela napas panjang dan melanjutkan memeriksa penduduk desa yang ada di dalam barak satu demi satu.

Koleganya Dario yang umurnya lebih muda kembali bertanya sembari memeriksa pasiennya, "Dia sepupunya Dokter apa keponakannya Dokter. Masih sangat muda dan cantik. Kalau Dokter sudah menikah pasti aku mengira kalau itu adalah putrinya Dokter"

Dario menyahut tanpa menoleh ke koleganya, "Kalau memeriksa pasien dilarang banyak bicara! Nggak fokus nanti" Lalu, Dario bangkit berdiri dan berjalan menuju ke bed yang satunya lagi

Koleganya Dario mengikuti Dario dan memeriksa pasien yang ada di atas bed yang berseberangan dengan pasien yang tengah Dario periksa sambil berkata, "Itu karena aku naksir gadis tadi, Dok. Dia sangat cantik dan ......." Koleganya Dario langsung menghentikan kalimatnya saat ia melihat Dario menghunus tatapan tajam ke arahnya.

"Ada apa? Kenapa Dokter menatapku tajam seperti itu?"

"Jangan ganggu gadis yang aku bawa!"

"Kenapa? Aku yakin dia masih lajang dan aku juga masih lajang, lho, Dok"

"Dia sudah ada yang punya" Sahut Dario sambil bangkit berdiri dan melangkah ke bed yang berikutnya.

Koleganya mengikuti langkah Dario dan berkata "Oh, begitu. Dia sudah punya pacar?"

Dario menganggukkan kepala sembari memasang infus di atas punggung tangan pasiennya.

"Dia keponakannya Dokter?"

Dario terpaksa menganggukkan kepala demi menghindari pertanyaan beruntun dari koleganya.

"Oh, begitu. Pantas saja dia ikut Dokter ke sini. Lalu, kenapa dia ikut ke sini? Emangnya orangtua dia ke mana? Kenapa diijinkan ikut di daerah endemik?"

Dario ingin menyuntik diam koleganya itu. Lalu, sambil mendengus kesal ia bangkit berdiri dan berkata, "Orangtuanya pergi ke luar kota. Dia sendirian di rumah. Jadi, terpaksa aku ajak ke sini"

"Oh, begitu" Sahut koleganya Dario.

Dario memimpin enam orang dokter dari rumah sakit swasta tempat dia mengabdikan diri sebagai dokter spesialis. Keenam dokter tersebut semuanya laki-laki. Nama mereka adalah, Leo, Johny, Prasdi, Langit, Mada, dan Arkan.

Keenam dokter tersebut berumur dua puluh lima tahun. Untuk itulah pihak rumah sakit menunjuk Dario menjadi pimpinan mereka. Umur Dario dan koleganya Dario yang terus bertanya-tanya soal gadis cantik yang Dario ajak ke mess, bernama Langit.

Dario melangkah masuk ke dalam mess sambil meraup wajah tampannya yang tampak lelah sambil bergumam di dalam hatinya, sial! Langit naksir Rania. Kenapa aku tidak mengecek dulu siapa yang datang ke daerah endemik ini? Semuanya dokter laki-laki dan aku menyesal menyetujui permintaan Rania untuk ikut ke sini.

Dario masuk ke kamar dan langsung masuk ke kamar mandi saat ia melihat Rania masih terjaga.

Rania merapikan rambutnya dan duduk di tepi ranjang dengan tidak sabar. Dia menunggu Dario mengajaknya berkencan malam ini untuk makan. Makan di warung tenda juga nggak masalah bagi Rania.

Namun, gadis cantik itu harus menelan sedikit rasa kecewa saat ia melihat Dario keluar dari alam kamar mandi dan mengambil tas kresek dari meja yang ada di dekat pintu."Nih, nasi goreng untuk kamu. Setelah makan, tidurlah!" Dario berucap sembari mengambil satu selimut dan satu bantal.

Saat Dario mendekap selimut dan bantal itu, Rania sontak bertanya, "Kau mau ke mana?"

"Aku akan tidur di ruang tengah" Dario lalu berbalik badan dan pergi keluar dari kamar.

Di ruang tengah beberapa koleganya Dario yang masih menonton TV menatap Dario dengan heran. Mereka lebih heran lagi saat mereka melihat Dario menggelar selimut di atas karpet dan meletakkan bantal di atas selimut itu.

Salah satu koleganya Dario yang bernama Prasdi, memberanikan diri untuk bertanya, "Dok, kenapa tidur di ruang TV?"

Dario diam saja, lalu meringkuk memunggungi kolega-koleganya, dan langsung memejamkan mata.

Dario kemudian mendengar salah satu koleganya berbisik, "Kalau sama keponakan, kan, tidak apa-apa tidur satu kamar? Kenapa harus tidur di sini?"

"Sssttttt! Dokter Dario sudah tidur. Jangan berisik! Kita matikan TV dan masuk ke kamar kira aja, yuk!" Ucap koleganya Dario yang bernama Leo.

"Kita buang dulu semua bungkus camilan Kita dan kita bersihkan dulu mejanya. Kasihan Dokter Dario kalau meja tidak kita bersihkan, Dokter Dario bisa digigit semut" Sahut koleganya dokter Dario yang bernama Mada.

"Oke" Sahut koleganya Dario yang bernama Prasdi dan Leo secara bersamaan.

Dokter Dario yang meringkuk memunggungi semua koleganya, tersenyum tipis dan membatin, bagus lah kalah kalian peduli akan kebersihan. Padahal kalau kalian tidak bersihkan mejanya, aku sudah berencana akan memberikan hukuman lari lapang sebanyak dua puluh kali ke kalian. Tapi, syukurlah kalau ternyata kalian peduli akan kebersihan

Sementara itu Rania makan nasi goreng pemberian Dario dengan cemberut. Dia ingin diajak makan di luar sambil berjalan-jalan berdua dengan Dario. Tapi, semuanya hanya tinggal angan belaka.

Setelah menghabiskan sebungkus nasi goreng yang menurut Rania rasanya biasa saja, Rania membuka botol air mineral. Gadis itu minum sambil bertanya-tanya di dalam hatinya, apa aku nyatakan saja rasa cintaku inj ke Dario? Sebenarnya tidak dinyatakan pun juga sudah tampak nyata, kan, kalau aku cinta sama Dario? Dasar cowok kulkas nggak peka.

Rania kemudian membuang botol air mineral yang telah kosong ke tempat sampah dengan kesal. Lalu, ia berlari ke pintu, membuka pintu, lalu menutup kembali pintu kamar tanpa mengeluarkan suara. Setelah mengunci pintunya, Rania berjalan ke ruang tengah. Gadis cantik itu tersenyum senang saat ia menemukan Dario tidur di sana sendirian.

Rania kemudian tengkurap di atas karpet yang menutupi lantai. Lalu, gadis cantik itu menopang dagu dengan kedua telapak tangannya dan ia tersenyum lebar menatap wajah tampannya Dario. Gadis cantik yang belum pernah memiliki seorang Ayah dan belum pernah mendengarkan suara seorang Ayah, seketika mencintai suaranya Dario yang dalam dan lembut. Gadis itu kemudian juga menyukai semua yang ada di diri Dario selain suaranya Dario.

Tiba-tiba terdengar bunyi rintik hujan. Lalu, terdengar bunyi petir menggelegar. Rania kaget dan sontak menjatuhkan kepalanya di atas dada bidangnya Dario. Gadis itu lalu diam mematung sambil memeluk erat tubuh Dario.

Terpopuler

Comments

Om Rudi

Om Rudi

Om Rudi hadir lagi

2023-06-23

0

Aerik_chan

Aerik_chan

Semangat kak lanjut...biar tambah semangat...iklan buat cerita yang keren ini

by your side

2023-06-19

1

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

tetap semangat.
bunga bertaburan untukmu thor💐💐

2023-06-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!