Jimat

Meskipun tidak merespons semua pertanyaan dan ocehannya Rania selama perjalanan, namun pria tampan yang sudah sangat lama melajang itu menepikan mobil Jeep mewahnya di depan sebuah butik. Dario langsung turun dari dalam mobil jeepnya tanpa mengajak Rania turun. Rania membeliak senang dan langsung turun lalu berlari kecil menyusul Dario.

Pramuniaga toko yang kebetulan berada di dekat pintu langsung membukakan pintu untuk Dario dan Rania.

Pramuniaga toko itu langsung menyambut kedatangan Dario dengan kata, "Selamat siang, Pak. Mau membelikan apa untuk Putri cantiknya?"

Mendengar kata putri dan melihat pramuniaga toko itu menatap Dario dengan penuh kekaguman, Rania langsung mengapit lengan Dario, melirik tajam pramuniaga toko itu dan berkata, "Dia bukan Papaku. Dia Pacarku"

Pramuniaga toko itu refleks mengamati Dario dan Rania dengan wajah penuh tanda tanya. Karena Dario tampak jauh lebih tua dari Rania.

Melihat pramuniaga toko itu menyapa dirinya dan Rania dengan tatapan aneh, Dario langsung melirik tajam Rania dan berkata, "Rania! Jangan bercanda!"

"Kenapa bercanda? Kita sudah ber........."

Dario langsung membungkam mulut Rania karena pria tampan itu tahu apa yang akan Rania katakan.

Lalu, Dario menoleh ke pramuniaga toko itu untuk berkata, "Tolong pilihkan baju untuk......."

Pramuniaga itu sampai memajukan kepalanya karena dia penasaran siapa sebenarnya gadis cantik itu siapanya pria tampan dan gagah yang ada di depannya.

Rania melirik Dario, dia juga penasaran sebenarnya dia ini siapanya Dario.

Dario sontak berdeham untuk mengusir kecanggungan yang ada lalu pria tampan itu langsung berkata, "Tolong pilihkan baju untuk Rania. Baju santai dan baju hangat. Emm, jangan lupa sepatu sneakers dan sandal anti selip.

"Baik" Sahut pramuniaga toko itu masih dengan wajah bertanya-tanya sebenarnya ada hubungan apa pria tampan dan gadis cantik yang masuk ke butik siang ini.

Dario menunggu di sofa sambil memainkan jari di atas layar telepon genggamnya. Sofa itu berbentuk melingkar dan ada di tengah kamar ganti.

Rania sengaja memilih kamar ganti yang ada di hadapannya Dario dan gadis itu tersenyum jahil saat ia melihat Dario asyik menatap layar telepon genggam.

Pramuniaga toko yang sedari awal mendampingi Rania, berdiri di depan pintu ganti pakaian sambil menatap Dario dan bertanya-tanya di dalam hatinya, dia sangat tampan, keren, bola matanya biru indah banget, dan dia juga memiliki kharisma yang luar biasa. Lalu, gadis cantik yang ia bawa sangat muda dan sangat cantik. Siapa sebenarnya gadis cantik yang ia bawa? Simpanannya, kah? Ah, kenapa aku malah pusing sendiri, sih. Mau ada hubungan apa mereka berdua, kan, terserah mereka juga.

Tiba-tiba terdengar teriakannya Rania dari dalam kamar ganti.

Dario yang paham betul kondisi kesehatannya Rania sontak bangkit berdiri dan langsung berlari ke pintu kamar ganti. Sambil menggedor pintu kamar ganti itu Dario berteriak, "Rania! Kau kenapa?! Buka pintunya!"

Pramuniaga toko yang berdiri di depan pintu ikutan panik dan berteriak, "Nona cantik? Anda baik-baik saja?"

Rania berteriak, "Aku baik-baik saja" Tapi, Rania membuka pintu dan langsung menarik Dario masuk ke dalam.

Pramuniaga toko yang masih berdiri di depan pintu sontak melongo, lalu memutar badan ke depan sambil bergumam lirih, "Mereka mau ngapain di dalam?"

Dario sontak mendelik, "Rania! kau........Minggir! Aku akan keluar!"

"Tolong lepaskan ritsleting di belakang dress ini. Rambutku nyangkut dan sakit saat ditarik" Alih-alih minggir dari depan daun pintu, Rania justru mengarahkan punggungnya ke Dario.

Seketika Dario kesulitan menelan air liurnya. Dia belum pernah menurunkan ritsleting baju wanita manapun. Bahkan dengan tunangannya yang sudah meninggal, Dario hanya berpacaran sebatas berciuman saja. Dario tipe pria yang sangat menjunjung tinggi kesucian seorang wanita.

Dario maju perlahan dan dengan tangan gemetaran ia menarik rambut Rania yang nyangkut di ritsleting baju yang dicoba oleh Rania siang ini.

Rania berteiak, "Aduh!" Saat Dario tidak sengaja menarik agak keras rambutnya Rania.

Dario sontak berkata, "Maaf kalau aku terlalu keras. Oke, aku akan melakukannya secara perlahan. Jangan teriak lagi, ya! Aku akan menariknya dengan pelan dan tidak akan terasa sakit. Tahan, ya?!"

Seketika pramuniaga toko yang masih berdiri di depan pintu kamar gantinya Rania, menunduk, mengibaskan tangan di depan wajahnya karena otaknya mulai traveling ke mana-mana dan wajahnya mendadak terasa panas.

Dario menurunkan ritsleting sebatas punggung karena rambut indahnya Rania tergerai lepas sampai batas ounggung. Dario lalu mengumpulkan rambut Rania ke dalam genggamannya dan membawa semua rambut Rania ke depan melewati pundak kanannya Rania.

Di saat itulah, Dario kembali kesulitan menelan air liurnya saat kedua bola mata birunya melihat kulit lehernya Rania yang putih dan mulus. Lalu, ia juga melirik pundak kiri Rania yang sangat menggoda untuk ia sentuh.

Dario langsung berdeham dan menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir fantasi liar yang menari-nari indah di benaknya. Lalu, pria tampan itu menarik kembali ritsleting baju itu sambil berkata, "Jangan meminta tolong sama pria lain kalau rambut kamu nyangkut kayak gini!"

Rania memutar badan dengan. cepat dan Dario sontak mundur ke belakang. Rania tersenyum ke Dario, "Terima kasih, Dario"

"Sekarang minggir! Aku akan keluar"

"Katakan dulu aku pantas tidak pakai dress ini?"

Dario menatap Rania dalam balutan dress berwarna hijau dengan motif bunga-bunga putih dan dress itu berkerah V.

Dario sontak memindai penampilan Rania. Astaga! Dia cantik banget pakai dress ini? Batin Dario.

Lalu, Dario menarik tangan Rania dengan tangan kiri dan tangan kanannya ia pakai untuk membuka pintu. Dario keluar dari dalam kamar ganti tanpa mengatakan apapun.

Rania menutup kembali pintu kamar ganti dengan mengerucutkan bibir dan bergumam, "Dasar pria kulkas. Aku tahu dia menyukai aku pakai dress ini dari tatapannya. Tapi, dia masih tidak mau memujiku. Oke, lihat saja nanti"

Beberapa menit kemudian Dario melajukan kembali mobil Jeep mewahnya di atas aspal.

Rania yang meringkuk di atas jok mobil tidak hentinya menatap Dario dari arah samping dengan senyum ceria.

"Duduk yang benar!" Ucap Dario tanpa menoleh ke Rania.

"Aku sudah duduk dengan benar. Aku tidak sedang jalan-jalan, kan?"

Dario menghela napas panjang dan berkata, "Maksudku duduk hadap ke depan dan jangan menatapku terus!"

"Aku suka meringkuk seperti ini dan aku suka menatap wajah tampan kamu"

Dario kemudian diam dan memilih untuk membiarkan Rania melakukan. apapun yang Rania suka.

"Terima kasih sudah membelikan banyak baik, sepatu, dan sandal untukku"

"Hmm" Sahut Dario singkat.

"Kenapa kau membelikan semua itu untukku? Kamu peduli sama aku, ya? Sayang sama aku?"

Dario hanya diam seribu bahasa dan memilih untuk tidak menjawab pertanyaannya Rania yang barusan.

Rania tersenyum lebar dan berkata, "Aku akan tidur. Terima kasih Dario"

Dario masih diam seribu bahasa dan masih belum menoleh ke Rania.

Beberapa menit kemudian terdengar dengkuran halusnya Rania. Dario melirik dan tersenyum sambil bergumam lirih, "Dasar gadis aneh"

Sesampainya di halaman mess atau asrama, Dario memarkirkan mobilnya sambil menggeram kesal di dalam hatinya, kenapa semua dokter yang dikirim ke sini cowok semua? Sial! Aku bawa Rania ke sini dan Rania satu-satunya cewek di sini? Sial!

Dario langsung menarik Rania ke kamar yang diperuntukkan untuk dirinya dan meminta Rania tetap diam di kamar sementara dia memimpin tim dokter untuk menuju ke tempat terjadinya wabah penyakit malaria.

"Jangan keluar kamar dan jangan ke mana-mana! Mengerti?! Jangan main-main di sini! Tunggu aku pulang!"

"Baik, Dario. Hati-hati" Rania mengecup pipi Dario

Dario tersentak kaget dan melotot ke Rania.

Rania tersenyum lebar dan berkata, "Ciuman yang barusan adalah jimat dariku agar kamu bisa balik ke sini dengan selamat"

Dario mendengus kesal lalu ia menutup pintu dan menguncinya dari luar. Kemudian pria tampan itu berjalan meninggalkan kamar dengan senyum tipis sambil mengelus pipinya. Pria tampan itu kemudian. bergumam, "Jimat? Bisa-bisanya ia mengatakan sebuah ciuman itu sebuah jimat. Dasar gadis aneh" Dario kembali tersenyum dan terus mengelus pipinya.

Terpopuler

Comments

Spyro

Spyro

Kepo bgt sih mbaaa

2023-06-30

0

Aerik_chan

Aerik_chan

kayak bidadari yang turun dari khayalan ya...

by your side, hadir

2023-06-18

0

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

Lanjjt up nya
semangat terus author.

2023-06-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!