Maaf

Dario hanya memagut bibir Rania tanpa berani mengusapkan bibirnya ke bibir Rania dan belum berani menuntut Rania membalas ciumannya. Lalu, Dario menarik pelan bibirnya dari bibir Rania.

Rania menatap ke depan dengan mata kosong dan mematung. Ekspresi Rania saat ini persis sama seperti orang yang tengah kerasukan setan.

Dario melambaikan tangan di depan wajah Rania sambil memanggil nama Rania dengan pelan, "Rania? Kau baik-baik saja?"

Rania langsung mengerjapkan mata dengan kaget dan langsung bertanya dengan wajah polos, "Kenapa cuma sebentar?"

"Ini bukan candaan, Rania. Aku justru ingin minta maaf sama kamu karena aku tiba-tiba mencium kamu. Itu karena aku........"

"Kenapa kau berhenti? Apa karena aku tidak membalas ciuman kamu? Apa karena aku diam mematung kayak orang bodoh? Apa karena liurku terlalu banyak dan ......."

"Hei, tenanglah!" Dario mengguncang pelan kedua bahu Rania. Kemudian pria itu melepaskan bahu Rania sambil berkata, "Maaf. Aku mencium kamu karena aku tidak pandai menghibur cewek yang sedang menangis. Aku akan meminta maaf dengan benar nanti setelah aku pulang kerja aku akan ke sini. Emm, aku boleh minta nomer ponsel kamu?"

Rania mengerjap senang.

Dario menatap Rania dengan wajah penuh tanda tanya lalu pria tampan itu bertanya, "Kenapa kau tersenyum secerah itu? Aku hanya meminta nomer ponselnya kamu"

"Aku senang bisa mendengar seorang Dario berbicara lebih dari tiga suku kata dan aku senang Dario akan ke rumahku dan saat ini Dario meminta nomer ponselku" Rania kembali mengerjap dengan mengulas senyum lebar di wajah cantiknya.

Dario berdeham untuk mengusir degup jantungnya. Lalu, pria tampan itu bergegas berkata, "Nomer ponsel kamu"

"Kau sudah punya nomer ponselku" Sahut Rania masih dengan wajah cerah ceria.

"Belum" Sahut Dario singkat sambil mengecek ponselnya.

"Lihat pesan text tadi siang yang berisi, manusia goa! Itu nomer ponselku" Rania berucap sembari membuka pintu dan langsung berlari keluar dari dalam mobilnya Dario begitu pintu mobil terbuka lebar. Rania terus berlari masuk ke rumahnya dengan kencang dan tanpa menoleh ke belakang.

Dario menatap pintu mobilnya dengan wajah kaget lalu ia menutup pintu mobil yang dibiarkan terbuka oleh Rania dengan senyum lebar dan bergumam, "Dasar gadis gila"

Dario menghela napas panjang dan menatap layar ponselnya. Ia memandangi cukup lama pesan text yang berisi, manusia goa. Lalu, pria tampan itu tersenyum geli dan sambil menggelengkan-gelengkan kepalanya dia menyimpan nomer telepon genggamnya Rania dengan nama, gadis unik.

Rania langsung melesat masuk ke kamarnya dan menjatuhkan dirinya di atas ranjang mewahnya lalu ia mengangkat Keuda kakinya ke atas, menjejakkan kedua kakinya secara bergantian ke atas sambil memekik ceria, "Pulang kerja Dario akan ke sini. Ah, senangnya! Kira-kira dia mau meminta maaf dengan cara apa? Mengajakku berciuman lagi?" Rania lalu meringkuk dan mengusap bibirnya dengan pelan sambil bergumam, "Ciumannya Dario lembut, hangat, dan bisa membuatku merasa tenang. Aku sangat mencintaimu Dario. Sangat, sangat, sangat mencintaimu!" Pekik Rania sambil berguling-guling ke kanan dan ke kiri.

Sementara itu di sebuah hotel, Kenneth berhasil mengungkung Senja dan mendaratkan ciuman di bibir Senja. Kenneth yang berpengalaman dalam hal berciuman karena dia mantan playboy, mampu membuat Senja terhipnotis dan terus mendambakan ciumannya.

Namun, Kenneth masih berhati-hati karena ia merasakan tubuh Senja bergetar sangat hebat hanya untuk sebuah ciuman lembut dan belum melibatkan lidah.

Sebenarnya apa yang sudah Senja alami di masa lalu? Kenapa dia selalu bergetar setiap kali aku menyentuhnya. Batin Kenneth sembari menarik pelan bibirnya dari bibir Senja. Kenneth menatap bibir ranum yang tampak basah akibat ulahnya. Lalu, pemuda tampan berwajah blasteran itu mengusap pelan pipi Senja, mencium kening dan pipi Senja, setelah itu ia berkata, "Cukup untuk hari ini. Aku ke kamarku dulu dan nanti malam aku akan ke sini lagi untuk mengajakmu makan malam"

Senja masih memejamkan kedua matanya. Dia masih belum berani menatap Kenneth Kenneth tersenyum dan berkata, "Aku mencintaimu, Senja" Kemudian Kenneth melangkah pergi meninggalkan Senja.

Senja langsung berjongkok dan bergumam, "Apa yang aku pikirkan? Kenapa aku biarkan Kenneth menciumku? Ini salah! Benar-benar salah"

Di kediaman Senja Buana yang besar, mewah bak istana, Rania tengah cemberut. Anzel datang tanpa ia minta dan harapkan.

"Kenapa kau kemari?"

"Kok nanya gitu? Aku ini calon suami kamu" Anzel menatap Rania dengan sorot mata sedih

"Nggak usah sok sedih. Aku tidak mengharapkan kamu datang dan aku belum menyetujui perjodohan kita" Rania bersedekap dan semakin mengerucutkan bibirnya.

"Tapi, Mama kamu tetap akan menjodohkan kita. Jadi, kita perlu saling mengenal lebih dalam lagi, kan. Bagaimana kalau kita berkencan? Mumpung sekolah kamu masih libur panjang semesteran, bagaimana kalau kita ajak keluarga kita berlibur ke bersama dan......."

"Nggak mau! Titik nggak pakai koma" Rania mendelik ke Anzel.

"Oke, baiklah. Kalau gitu kita makan siang aja hari ini. Aku akan ajak kamu ke restoran favoritku dan........"

"Bibi Gum sudah masak. Aku makan di rumah saja. Sekarang pulang lah!"

"Kalau begitu aku juga akan makan siang di sini. Boleh, kan? Nggak mau lho menolak orang yang sedang kelaparan. Dosa, tahu!" Anzel mengulas senyum lebar di wajah tampannya.

Bibi Gum muncul dari dalam dan meletakkan es teh di meja tamu sambil berkata, "Iya, Non. Dosa kalau menolak orang yang sedang kelaparan. Bibi juga masak banyak, kok. Sayang kalau nggak ada yang makan"

"Makasih, Bi" Sahut Anzel sambil mengulas senyum tampannya untuk bibi Gum.

"Sama-sama Den Anzel. Mari ikut saya ke ruang makan"

Rania bangkit berdiri dan dengan langkah lebar ia terus merengut sedangkan Anzel terus mengulas senyum lebar di wajah tampannya.

Rania terpaksa makan siang di meja makan berhadapan dengan Anzel dan selalu menjawab ketus pertanyaannya Anzel.

"Kenapa kamu selalu ketus sama aku? Apa salahku?" Tanya Anzel.

"Entahlah" Sahut Rania acuh tak acuh.

Di salah satu ruangan di rumah sakit swasta, Dario tengah dipusingkan dengan banyaknya pasien yang butuh operasi. Karena menangani pasien yang begitu banyak, Dario lupa akan janjinya menelpon Rania dan main ke rumahnya Rania untuk meminta maaf dan menjelaskan lebih lanjut soal ciumannya. Dario keluar dari rumah sakit jam sebelas malam dan karena lelah yang luar biasa, pria tampan itu langsung mengambil jalan pulang ke vilanya.

Rania yang sangat mengharapkan kedatangan Dario, terus duduk di ruang tamu dengan baju kesukaannya. Dia ingin Dario menatapnya dengan baju kesukaannya. Baju yang Rania beli dari uang hasil jerih payahnya sendiri. Namun, sampai Rania ketiduran di sofa ruang tamu Dario ridak datang.

Terpopuler

Comments

Spyro

Spyro

Yah padahal Rania nya nungguiin. Ini crtanya jodoh yg ketuker. Mamanya sama berondong, anaknya sama pria berumur 😂🤣

Second Chance hadir 😊

2023-06-30

0

Om Rudi

Om Rudi

memagut ama mengusap apa bedanya ya?

2023-06-16

0

Aerik_chan

Aerik_chan

Aku bawa iklan biar tambah sponsor

2023-06-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!