"Kenapa lama banget mandinya?" Dario bergumam sambil menoleh ke belakang lalu berteriak, "Rania!" Dario menunggu beberapa detik dan saat tidak ada sahutan, pria tampan itu kembali berteriak, "Rania!" Setelah menunggu beberapa detik belum ada sahutan juga, Dario langsung bangkit berdiri dan berlari masuk ke kamar mandi yang terbuka lebar pintunya.
Melihat Rania tidur dengan kepala rebah di pinggiran bathtub dan tangan terkulai ke lantai, Dario berasa dejavu. Pertama kali Dario dengan bertemu dengan Aryati tunangannya Dario yang sudah meninggal, persis sama seperti itu. Aryati ketiduran di bathtub yang ada di vila tempat para mahasiswa baru mengikuti Social Gathering. Aryati salah masuk kamar saking capek dan ngantuk.. Kamar itu adalah kamarnya Dario dan Aryati ketiduran di bathtub yang ada di kamar mandi kamar itu.
Dario mematung cukup lama karena angannya seketika terbang ke masa lalu.
Dario sontak berbalik badan saat ia melihat tangan Rania bergerak. Namun, yang terdengar bukan suara Rania memanggil dirinya melainkan suara blurrbbbbb! Dario sontak berbalik badan dan langsung menyambar jubah mandi. Dia segera membuka penutup bathtub agar air terkuras habis sambil menarik tubuh Rania yang tenggelam.
Setelah itu Dario memakaikan jubah mandi ke tubuh Rania yang polos dengan cepat. Kemudian Dario membopong Rania dan langsung berlari ke ranjang. Setelah merebahkan Rania di ranjang, pria tampan itu segera memberikan napas buatan.
Rania yang sebenarnya sadar sejak Dario menariknya dari dalam air dan berpura-pura pingsan tanpa sadar tersenyum senang merasakan bibir Dario menempel di bibirnya.
Dario bisa merasakan senyuman itu dan seketika pria tampan itu menegakan badannya lalu menggeram, "Rania! Bangun!"
Rania langsung membuka mata dan duduk bersila di depan Dario.
Dario langsung berkata, "Kenapa kau pura-pura pingsan? Itu nggak lucu dan duduk yang benar!"
Rania kemudian duduk selonjor sambil berkata, "Maafkan aku! Aku hanya ingin........"
"Lupakan! Pakai baju dan aku tunggu di depan!" Dario berkata sambil melangkah ke lemari baju untuk mengambil kaos dan memakainya dengan cepat, lalu pria tampan itu berlari sambil memakai celana panjangnya.
Rania masuk ke kamar mandi setelah Dario menghilang di balik pintu.
Beberapa menit kemudian Rania muncul di depan Dario dengan memakai kaosnya Dario.
"Kenapa kau buka lemariku tanpa ijin dan memakai kaosku?"
"Maaf. Bajuku bau dan basah keringat. Aku masukkan ke mesin cuci kamu dan aku cuci lalu......."
"Kau apa?!" Dario membeliak kaget.
"Aku cuci bajuku di mesin cuci kamu" Rania mengulangi ucapannya dengan wajah polos dan imutnya.
Tentu saja aku cuci bajuku di mesin cuci kamu biar besok aku punya alasan lagi untuk datang ke sini. Batin Rania.
Dario akhirnya menghela napas panjang dan berkata, "Oke, fine! Sekarang naik ke mobil! Aku akan antarkan kamu pulang. Buruan! Aku bisa telat ke rumah sakit kalau kamu jalannya lelet kayak gitu"
"Iya, baik!" Rania menyahut ketus sambil berlari kecil mengitari mobilnya Dario dan segera masuk ke dalam mobil dengan patuh.
"Pakai sabuk pengaman!"
Rania menarik sabuk pengaman dan langsung menatap Dario sambil berkata, "Kok, macet? Aduh, kok, nggak bisa ditarik?"
Dario langsung membantu Rania menarik sabuk pengaman itu dan saat terdengar bunyi, klik! Rania mencium pipi Dario.
Dario menoleh kaget ke Rania dan langsung menegakkan badannya sambil bertanya, "Kenapa kau cium pipiku?"
"Aku selalu membalas budi baik orang. Karena kamu sudah menolong aku memasang sabuk pengaman, maka aku membalas budi baik kamu dengan mencium pipi kamu"
Dario memasang sabuk pengamannya sambil berkata dengan kesal, "Jangan membalas budi baik seseorang dengan ciuman apalagi kalau orang itu adalah seorang pria dewasa. Mengerti?!"
Saat Dario menjalankan mobilnya, Rania menoleh ke Dario dan bertanya dengan wajah cerah ceria, "Apa kau sedang cemburu saat ini, Dario?"
"Aku tidak cemburu. Kita tidak punya hubungan apa-apa. Kenapa aku harus cemburu" Sahut Dario dengan nada datar dan wajah cuek seperti biasanya.
Rania langsung mengalihkan pandanganya ke depan dan mendengus kesal. Dia kesal Dario berkata kalau dia dan Dario tidak punya hubungan apa-apa padahal di sudah mencium Dario di bibir dan pipi Dario. Dario juga sudah menempelkan bibirnya di bibir Rania beberapa menit yang lalu.
Aku harus gimana lagi untuk merebut hatinya? Batin Rania sambil melirik Dario dengan wajah kesal.
Seketika suasana di dalam mobil menjadi hening. Keheningan itu terus berlanjut hingga membuat Rania menyandarkan kepala di kaca mobil lalu memejamkan mata dan tidur. Gadis cantik itu memilih tidur untuk menghilangkan kekesalan di dalam hatinya.
Dario menghentikan mobilnya di depan rumah Rania dan menunggu dengan sabar sampai Rania bangun setelah ia menelepon bagian pendaftaran kalau ia datang terlambat karena ada urusan keluarga. Entah keluarga yang mana yang harus Dario urus karena dokter tampan itu belum menikah. Namun, Dario tidak ambil pusing dengan alasan yang dia buat. Biarlah orang akan berkata apa yang penting saat ini dia bisa dengan leluasa memandangi wajah gadis cantik yang selama beberapa hari ini terus mengusik hidup dan hatinya.
Iya! Tak bisa dipungkiri hati Dario yang sudah lama tertutup mulai terusik karena kegigihan gadis cantik yang bernama Rania ini.
Dario merapikan rambut yang menutupi wajah Rania dan menyelipkannya dengan pelan di balik telinga.
Pria tampan itu terus memandangi wajah Rania dengan gumaman di dalam hati, kenapa harus aku? Rania, kenapa harus aku? Kau pantasnya menjadi Putriku. Jadi, ku rasa aku tidak boleh membuka harapan untuk kamu. Lupakan aku setelah ini!
Dario mengernyit kaget saat ia mendengar Rania tiba-tiba mengigau, "Papa! Papa! Jangan pergi!" Rania mencengkeram lengan Dario lalu membuka matanya.
Dario tersentak kaget dan saat pria itu ingin menarik lengannya, Rania menunduk dan menangis.
Dario langsung bertanya, "Kenapa kau menangis? Papa kamu memangnya pergi ke mana?"
Rania menyahut di sela Isak tangisnya, "Aku tidak punya Papa sejak aku dilahirkan di dunia ini"
"Kok, bisa begitu?" Tanya Dario asal-asalan karena terus terang Dario tidak pandai menghibur orang dan selalu tidak tahan melihat seorang wanita menangis di depannya.
"Mama diperkosa dan.........." Rania mengangkat wajahnya.
Dario tersentak kaget dan menatap Rania dengan sorot mata kebingungan. Dario bingung harus bagaimana saat ini.
"Kau diam apa kau jijik melihatku? Aku adalah anak hasil perkosaan yang tidak jelas siapa papanya" Rania merapatkan bibirnya.
Dario yang masih belum tahu harus melakukan apa, hanya diam mematung di depan Rania.
"Aku juga muak dan jijik pada diriku sendiri. Jadi, wajar kalau kamu...... hmmmppppt!" Rania membeliak kaget saat Dario tiba-tiba memagut bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Spyro
Eh ... eh... apaaa iniiii 😝
2023-06-30
0
Spyro
oh, gitu caranya.. bisa dipratekin nggak ya? 😂😈
2023-06-30
0
Spyro
Bikin panik 😅
2023-06-30
0