Setelah menyelesaikan makan dan menenggak air putih sampai tandas tak bersisa, alih-alih pulang, Rania justru mengikuti langkah Dario ke arah Utara.
Mau ke mana dia? Kenapa dia suka sekali bertelanjang dada. Batin Rania di dalam langkah pelannya mengikuti langkah santainya Dario.
Dario masuk ke dalam sebuah bangunan bercat putih yang cukup besar dan dikelilingi tanaman kopi.
Apa ruangan itu adalah ruangan penyimpanan biji kopi? Banyak sekali pekerja wanita di area sini? Rania seketika merengut dia dibakar kecemburuan karena pria pujaan hatinya dikelilingi banyak pekerja wanita di kebun kopi dan para pekerja wanita itu ia amati masih muda dan lumayan cantik.
Kenapa dia pekerjakan wanita-wanita muda di kebun kopinya? wajah Rania semakin ditekuk karena cemburu.
Rania kemudian berlari masuk ke bangunan bercat putih.
Dario yang tengah mencicipi kopi racikannya sendiri sambil mengawasi para pekerjanya dari jendela, menoleh kaget ke pintu masuk.
Rania langsung menyemburkan protes, "Kenapa banyak sekali pekerja wanita di sini? Kenapa kau tidak mempekerjakan pekerja laki-laki di sini?"
Dario menghadapkan tubuhnya ke Rania dan menatap Rania dengan wajah datar sambil berkata, "Kenapa kau peduli? Ini kebun kopiku suka-suka aku mau mempekerjakan siapa"
Rania menghentakkan kedua kakinya secara bergantian di lantai dan sambil merengut ia mengeluarkan kata, "Kau........"
"Kenapa ke sini? Kenapa nggak pulang?"
"Aku berjanji membayar kamu atas makanan dan minuman di hari ini dan kemarin. Tapi sayangnya aku lupa bawa dompet. Aku akan melukis kamu sebagai gantinya. Diamlah di situ"
Dario menyahut dengan wajah dingin dan datar, "Aku tidak suka dilukis"
"Aku akan tetap melukis kamu" Sahut Rania sambil merogoh tas selempangnya.
Dario menghela napas panjang lalu ia meletakkan cangkir kopinya bersamaan dengan bunyi Dhuaaarrrrrrr!!!!!!
Rania yang fobia terhadap petir karena ia pernah melihat salah satu pegawai mamanya terkena Sambaran petir saat ia masih berumur lima tahun, langsung berlari dan memeluk Dario.
Dario tersentak kaget dan langsung menyentuh kedua bahu Rania. Namun, di saat Dario ingin mendorong kedua bahu Rania, ia bisa merasakan tubuh Rania bergetar hebat dan terdengar isak tangis lalu gumaman lirih, "Aku takut petir. Sangat takut. Hiks,hiks,hiks"
Dario akhirnya membiarkan Rania memeluknya dan pria tampan itu melepaskan kedua bahu Rania.
Kenapa dia tidak membalas memelukku dan menepuk-nepuk punggungku seperti adegan romantis yang pernah aku lihat di Drakor? Batin Rania.
Dario membiarkan Rania terus memeluknya dan pria tampan itu menunduk melihat belahan rambutnya Rania dengan wajah datar dan tubuh kaku.
Tiba-tiba terdengar suara wanita yang berkata, "Dario, aku cari kamu ke mana-mana ternyata kamu di sini. Aku masak sayur asem dan tempe goreng kesukaan kamu. Ayo kita makan mumpung masih hangat.
Karena kesal dan terbakar cemburu, Rania melepaskan pelukannya, menghapus air matanya, dan berkata dengan wajah menunduk dan mulut merengut, "Aku pulang dan sepertinya aku tidak akan ke sini lagi" Lalu, Rania berbalik badan dengan pelan untuk melihat seperti apa wanita yang telah memasak makanan kesukaannya Dario.
Sial! Dia sangat cantik dan seksi. Batin Rania dengan wajah kesal penuh kecemburuan.
Wanita cantik dengan pakaian seksi yang ada di depan Rania tersenyum dan menyapa Rania, "Eh, ada gadis cantik ternyata. Siapa kamu? Siapa nama kamu?"
Rania menyipitkan kedua matanya ke wanita berbaju seksi itu, lalu Rania berjalan melintasi wanita berbaju seksi itu begitu saja tanpa membalas sapaan wanita itu.
Terdengar suara wanita itu, "Dario, siapa dia? Kenapa dia ada di sini dan memeluk kamu?"
Rania yang tengah melangkah menuju ke pintu, menunggu jawaban Daro. Namun, Dario tak terdengar suara Dario yang terdengar justru langkah sepatu Dario. Rania langsung berlari keluar.
Apa dia Istri Dario? Apa dia kekasihnya? Sial! Kenapa aku tidak kepikiran soal itu. Tentu saja pria setampan dan semenawan Dario pasti sudah punya kekasih atau bahkan Istri .........istri. Sial! Aku nggak mau jadi pelakor. Jadi, ini terakhir kalinya aku ke sini. Rania terus bergumam di dalam hatinya sembari berlari kencang menerjang hujan diiringi derai air mata. Cintanya kandas sebelum sempat ia nyatakan.
Dario memasukkan telepon genggamnya ke saku celana panjangnya setelah ia selesai memesan taksi online kemudian ia berlari menyusul Rania sambil menyambar sebuah payung.
"Kenapa Dario peduli pada gadis itu? Baru kali ini aku melihatnya tampak panik dan khawatir seperti itu" Gumam wanita cantik berbaju seksi itu sembari menatap punggung Dario yang berlari menjauh.
Setelah berhasil menahan laju larinya Rania, Dario membuka payung dan menyentuh lengan Rania dan menjejalkan gagang payung ke tangan Rania sambil berkata, "Bawalah payung ini! Tunggu di depan sini dan jangan lari lagi! Aku sudah pesan taksi online untuk kamu" Lalu, Dario berbalik badan dan pergi meninggalkan Rania begitu saja.
Rania memutar badan untuk mengikuti arah perginya Dario dan ingin bertanya siapa wanita berbaju seksi tadi, namun lidahnya kelu. Rania hanya bisa menatap punggung Dario yang melangkah menjauh.
Sesampainya di rumah, Rania dikejutkan dengan adanya Anzel. Anzel langsung bangkit berdiri dan bertanya, "Kau darimana? Kenapa baju dan rambut kamu basah kuyup?"
Rania menggenggam payung pemberian Dario dan menatap Anzel dengan kesal, lalu balik bertanya, "Kenapa kau ada di sini?"
"Kamu tidak aku temukan di semua sudut restoran Mango. Tentu saja aku langsung kemari karena mengkhawatirkan kamu. Mama kamu mempercayakan kamu padaku, jadi aku harus menjalankan tanggung jawabku menjaga kamu dengan benar, bukan?" Jawab Anzel.
"Di mana Bibi Gum?"
"Pas aku datang tadi, Bibi Gum hendak keluar belanja"
"Lalu, kau bilang apa ke Bibi Gum?"
"Aku bilang aku calon suami kamu dan akan menunggu kamu di sini sampai kamu datang. Aku tidak bilang ke Bibi Gum kalau kamu menghilang dari penjagaanku"
"Bagus. Sekarang pulanglah!"
"Darimana kamu? Kenapa dari siang sampai jam tujuh malam baru pulang dan dalam keadaan basah kuyup begini?"
"Bukan urusan kamu! Pulanglah!" Rania berucap sembari berjalan masuk ke dalam rumahnya tanpa menoleh ke Anzel.
Anzel menatap punggung Rania dengan helaan napas panjang lalu pria tampan itu bergumam, "Sudahlah! Aku pulang. saja. Yang penting Rania sudah sampai di rumah dengan selamat. Hampir saja aku pergi ke kantor polisi kalau sampai jam dua belas malam ia belum pulang. Syukurlah sekarang ia sudah sampai di rumah dengan selamat"
Sementara itu, Kenneth tengah melambung gembira bisa mengantarkan wanita pujaan hatinya setelah ia ajak jalan-jalan di taman.
Sesampainya di rumah, Kenneth dan Senja dikagetkan dengan pingsannya Rania di ruang tamu. Kenneth langsung berkata ke Senja, "Pamanku seorang dokter ahli kanker. Aku akan bawa Rania ke sana. Mana kunci mobil kamu"
"Ada di garasi"
Kenneth membopong Rania dan berlari mengikuti Senja ke garasi
Beberapa menit kemudian Kenneth sudah melajukan mobil mewahnya Senja di atas aspal menuju ke vilanya Dario.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
auliasiamatir
kkk seru bacanya yah,
2023-06-23
0
Spyro
Kenneth tiba2 menjelma jdi bapak siagaa
2023-06-19
1
Rahma AR
semangat
2023-06-16
0