"Terima kasih sudah mau sarapan sama.aku" Rania tersenyum lebar.
"Aku menyetujui sarapan sama kamu karena aku punya alasan. Pertama, ku tidak ingin kamu jatuh pingsan dan alasan yang kedua, ini adalah makanan manis yang terakhir kali untukmu. Besok dan seterusnya sampai kamu bersih total dari sel kanker, kamu nggak boleh makan dan minum yang manis-manis. Makanan dan minuman kamu mulai nanti siang harus yang hambar. Aku akan diskusikan menu diet kamu setelah ini dengan pihak rumah sakit dan Mama kamu"
Rania melebarkan senyumannya dan berkata, "Nggak papa. Asalkan bisa makan bersama kamu, kau mau makan dan minum yang hambar-hambar"
Dario hanya menghela napas panjang lalu ia mengalihkan pandangannya ke laptop.
Rania duduk menunggu Dario memeriksa laptop sambil bertopang dagu dan terus menatap wajah tampan Dario yang tampak sangat menarik saat Dario tengah serius bekerja.
"Aku akan mengobati kamu sekarang juga" Ucap Dario tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
"Tapi, aku belum mendaftar. Jadwalku masih nanti sore"
"Aku sudah daftarkan kamu. Kamu pasien pertamaku hari ini. Harusnya kau senang menjadi pasien pertamaku di pagi in dan kamu tidak perlu ke sini lagi nanti sore"
"Tidak. Aku tidak senang" Rania langsung menegakkan badan lalu melancipkan bibir selancip-lancipnya.
"Kenapa tidak senang?" Dario menyandarkan tubuh ke kursi da bersedekap menatap Rania penuh dengan tanda tanya.
"Aku pengen makan bersama kamu lagi nanti sore. Aku akan masak piza"
"Kenapa kau pengen makan bersamaku lagi?"
Rania memilin ujung dressnya dan sambil menunduk ia berucap dengan bibir mengerucut, "Karena aku selalu makan sendirian di rumah. Aku nggak punya Ayah dan Mamaku sibuk bekerja"
Dario menghela napas panjang. Dia sebenarnya merasa risih dan jengah ada pasien yang terus muncul di depannya tanpa ia minta. Namun, saat ini melihat Rania menunduk dan berkata seperti itu, hati Dario tergerak karena belas kasihan. Lalu, tanpa sadar Dario berkata, "Baiklah. Nanti sore datanglah lagi ke sini dan kita makan bersama. Tapi, kamu tidak boleh makan piza"
Rania sontak mendongak, mengerjapkan matanya dan berkata, "Terima kasih, nggak makan piza nggak papa. Aku akan bikin piza khusus untuk kamu" Dengan senyum lebar dan mata berbinar-binar.
Dario kemudian meletakkan satu gelas berisi air putih tanpa mengucapkan apa-apa dan langsung bangkit berdiri sambil berkata, "Setelah minum, naik ke bed, aku akan mulai mengobati kamu"
Saat Dario melangkah ke meja yang lebih dengan obat-obatan, pintu terbuka dan seorang perawat masuk ke dalam ruangannya Dario. Perawat itu langsung menyapa Dario dengan senyum centil, "Pagi, Dok"
Dario hanya menyahut singkat, "Pagi"
Rania langsung tidak menyukai perawat itu.
Centil banget perawat ini. menyebalkan sekali gayanya. Batin Rania dengan wajah kesal.
"Biar saya yang siapkan, Dok" Perawat itu hampir menyentuh tangan Dario dan Rania langsung menepuk punggung perawat itu sambil berteriak, "Ada nyamuk. Maaf refleks nepuk, hehehehe"
Perawat itu menatap Rania dengan senyum aneh lalu berkata, "Terima kasih" Dengan nada aneh.
Dario melangkah mejanya sambil berkata, "Rania, naik ke bed sekarang juga!"
Rania langsung berlari dan naik ke bed dengan wajah ceria.
"Kenapa senyum-senyum? Ayo cepat tiduran!" Sahut perawat itu.
Rania menghapus senyum lebarnya lalu ia merebahkan diri dengan pelan di atas bed dan perawat itu langsung menyelimuti Rania setelah Rania tampak nyaman di atas bed. Perawat itu kemudian berkata, "Tunggu dokter Dario ke sini"
Rania tidak menyahut dan hanya menatap perawat itu dengan kesal.
Perawat itu kemudian berbalik badan dan menutup tirai.
Perawat itu kemudian berbisik lirih di depan meja kerjanya Dario, "Gadis kecil itu, kok, aneh, ya, Dok?"
"Namanya juga anak-anak" Sahut Dario sambil melangkah ke bed
Rania langsung mengerucutkan bibirnya dan bergumam, "Kenapa dia lama sekali nggak masuk-masuk? Dia juga tidak mengomentari penampilanku..Padahal Bibi Gum dan Pak Pram bilang aku cantik dan beda banget hari ini. Aku juga pakai lipstick Tapi, dia tidak memberikan komentar apapun. Hufftttt! Percuma aku pakai lipstick dan berdandan lama banget tadi pagi"
Tirai tersibak dan Rania langsung merapatkan bibirnya.
"Kau bergumam apa tadi?" Tanya Dario sambil memeriksa rambut Rania. Usapan lembut tangan Dario di rambut membuat Rania memejamkan mata dan Rania memilih menikmati belaian lembut itu alih-alih menjawab pertanyannya Dario.
Dario hanya bisa menghela napas panjang melihat tingkahnya Rania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
auliasiamatir
Dario jangan terlalu cuek, biasanya jadi bucin lph
2023-06-23
0
auliasiamatir
ouu begitu toh
2023-06-23
0
Spyro
Anggep amal yaa Dar 😂 eh dia itu bukan anak ilang sembarangan, tapi calon jodoh masa depanmu 😎
2023-06-19
1