Riang Gembira

Rania nekat datang ke rumah sakit meskipun di hari ini dia tidak ada jadwal pemeriksaan. Namun, Rania yang datang sendirian di hari ini memilih untuk duduk sebentar di taman yang berada di sisi timur rumah sakit swasta karena ia menyukai suara burung dan keindahan burung untuk itulah Rania memilih duduk sebentar di taman sebelum masuk ke dalam rumah sakit. Ia ingin melukis sebentar di sana untuk mengurai sedikit sesak di dadanya.

Rania meletakkan buku sketsa gambar dan pensilnya di atas bangku kamar lalu ia bangkit berdiri. Gadis cantik itu kemudian berjalan mundur untuk mendapatkan sudut gambar yang bagus dan tepat. Karena terus berjalan mundur tanpa melihat ke belakang, tiba-tiba, bruk! Rania terjatuh tepat di dalam pelukan hangat seorang pria.

Rania mengerjap kaget dan sontak mematung di dalam pelukan pria itu.

Pria itu langsung menegakkan badan Rania sambil bertanya, "Apa yang kau lakukan di sini?"

Rania melihat pria itu melepaskan bahunya. Lalu, Rania menurunkan pandangannya untuk melihat nametag yang tidak berada dalam posisi terbalik saat ini. Bola mata Rania sontak membeliak riang dan membatin, Dario, dia Dario dan dia baru saja memeluk aku.

Mulut Rania kemudian ternganga, Apa yang harus aku katakan? Sial! Kenapa dia tampan sekali. Batin Rania sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan dua telapak tangan.

Dario menatap gadis cantik di depannya dengan wajah penuh tanda tanya.

Melihat kesempurnaan makhluk Tuhan yang paling seksi di hadapannya, degup jantung tak beraturan dan panas matahari yang cukup terik membuat kepala Rania tiba-tiba terasa pening. Lalu, Bruk! Rania jatuh pingsan di depan pria tampan pujaan hatinya.

"Hah?!" Rania membuka mata dengan kaget dan ia langsung bangun. Saat ia duduk bersila di tengah ranjang, ia melotot dan ternganga lalu memekik, "Astaga! "Kenapa kamu bisa ada di kamarku? Apa ini fantasiku? Oh My God!"

"Buka mata kamu lebar-lebar untuk bisa melihat dengan jelas kamu ada di mana sekarang ini" Pria tampan itu tampak mendengus kesal.

"Ka.....kamu bisa bicara? Berarti aku tidak sedang berfantasi dan........"

Dario menggeram kesal, "Apa maksudmu dengan berfantasi, hah?! Kau gila atau apa? Lihat dulu kau ada di mana sekarang ini!"

Rania langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar lalu ia bergumam, "Aku ada di rumah sakit?"

"Sudah jelas kau ada di mana sekarang?"

Rania menoleh perlahan ke depan dan langsung meringis saat ia teringat kembali dirinya jatuh pingsan di depan Dario.

Gadis cantik itu kemudian merosot pelan dari atas ranjang. Saat ia berdiri tegak di depan pria tampan yang sudah membuat jantungnya berdebar-debar itu, Rania berkata, "Aku pasien kamu, Dok"

"Aku jauh lebih tua dari kamu kenapa kamu memakai bahasa informal padaku?" Dario tampak menautkan kedua alisnya.

Rania melompat ke depan dan berkata dengan wajah ceria, "Karena aku merasa kita sudah saling kenal di masa lampau. Aku gadis yang datang dari masa lampau untuk menemui kamu. Apa kamu percaya padaku?" Rania mengerjapkan mata dengan senyum lebar.

Dario mundur selangkah karena Rania berdiri sangat dekat dengannya dan dada Rania hampir menempel di tubuhnya.

"Kenapa kamu melangkah mundur?"

Gadis ini gila atau apa? Tapi, kata dokter Leon, dokter UGD, gadis ini pasienku. Tapi, aku spesialis kanker bukan spesialis kejiwaan, lalu kenapa gadis gila ini bisa masuk ke daftar pasienku? Batin Dario.

Sosok pria tampan pujaan hatinya Rania menatap Rania dan Rania tersenyum senang. Rania menyisir rambut panjangnya dengan jari sambil bertanya, "Kenapa menatapku terus? Sudah ingat kalau kita pernah berjumpa di kehidupan yang sebelumnya? atau kau menatapku karena aku sangat cantik?"

Pria tampan pujaan hatinya Rania itu menghela napas panjang lalu berkata dengan suara dalam, "Seharusnya aku yang bertanya kenapa kamu melukis di taman rumah sakit bukan di rumahmu sendiri?"

"Aku pasien kamu, Dok. Makanya aku melukis di taman rumah sakit tadi sambil menunggu Dokter datang"

"Aku tak suka dipanggil dokter oleh orang yang aku rasa bukan pasienku. Kau salah dokter mungkin. Kau......"

"Aku benar-benar pasien kamu, Om" Sahut Rania dengan cepat lalu Rania kembali memamerkan deretan gigi putihnya di depan Dario.

"Om?!" Dario tersentak kaget, "Sejak kapan aku jadi adiknya Mama kamu?" Dario mendelik kesal.

"Aku ke sini karena kamu adalah......."

"Kenapa kau memakai bahasa santai denganku? Kita baru saja bertemu"

"Baru saja bertemu? Kita bertemu beberapa jam yang lalu di taman rumah sakit. Lalu, kemarin kita juga bertemu. Karena kamu sudah memegang rambutku dan memegang tangan juga kakiku, lalu kamu juga sudah melihat punggungku, maka aku rasa kita sudah akrab dan aku tidak perlu....... hmppthhhh!"

Dario langsung membungkam mulut Rania sambil menggeram, "Jangan bicara sembarangan. Kalau ada yang mendengar ucapan kamu barusan, orang bisa salah paham" Dario lalu menarik tangannya dengan wajah sangat kesal. Pria tampan itu kemudian mengusapkan tangan yang baru saja ia pakai untuk membungkam Rania di celana kainnya sambil berkata, "Aku tidak ingat dengan kamu"

"Harus berapa kali aku bilang? Aku ini pasien kamu, Kak"

"Kita bukan saudara kenapa memanggilku, Kak?"

"Maafkan aku, Mas!"

"Hei! Kau bukan pacarku. Jangan manggil Mas!" Pria tampan dan seksi itu menatap Rania dengan wajah semakin kesal.

Sial! Dia ternyata sangat susah untuk diajak ngomong. Dia ini manusia goa atau manusia yang muncul dari jaman batu? Susaaahhhhhh bangeeetttttt diajak ngomong! Rania membatin sambil meremas kedua ujung roknya.

"Minum obat yang ada di meja itu dan pulanglah!"

"Tunggu, Dario!" Pekik Rania secara spontan.

Dario menghentikan langkahnya dan menoleh ke Rania, "Kau tahu namaku?"

"Tahu, dong, aku!" Rania menepuk bangga dadanya.

Dario menghadap ke Rania dan bertanya, "Kau memanggil namaku begitu saja?"

"Kenapa emangnya? Kau melarangku memanggil Dok, Om, Kak, Mas. Aku putuskan manggil kamu Dario saja dan titik nggak pakai koma" Rania menirukan ucapan perawat yang menyebalkan di rumah sakit tadi siang.

"Terserah kamu! Capek debat sama orang gila" Gumam Dario dan sambil melanjutkan langkahnya ia berkata, "Jangan lupa bawa tas kamu dan pulanglah! Kalau kamu beneran pasienku, jangan berkeliaran di rumah sakit kalau nggak ada jadwal periksa!"

Rania menoleh lalu meraih tasnya untuk ia selempangkan di bahunya. Lalu, ia menenggak habis segelas air putih sampai tak tersisa setetes pun. Setelah meletakkan gelas di meja, Rania menyeringai lebar sambil meletakkan telepon genggamnya di bawah bantal. Rania menepuk tangannya dengan senyuman penuh arti, lalu gadis kecil itu keluar dari ruang prakteknya Dario sambil berlari kecil.

Rania tersenyum senang saat ia melihat Dario berdiri di depan pintu.

Rania bertanya dengan penuh semangat dan wajah semringah, "Kau menungguku?"

"Tidak"

"Kalau tidak kenapa berdiri di depan pintu?"

Dario hanya menghela napas panjang.

"Ini daftar pasiennya, Dok" Seorang perawat menyerahkan berkas ke Dario dan Dario langsung masuk ke dalam ruangan tanpa menoleh ke Rania.

Rania mengikuti arah perginya Dario dengan senyum lebar dan membatin, Sial! Bahkan dipandang dari arah samping pun, dia sangat tampan.

Rania kemudian melangkah dengan riang ke depan lalu meminta tolong ke satpam rumah sakit, "Pak, Tolong pesankan taksi online, ya?"

"Baik, non" Sahut satpam rumah sakit yang berwajah ramah itu.

Rania akhirnya masuk ke dalam taksi online. Gadis cantik itu terus mengulas senyum lebar dan bergumam, "Sebentar lagi aku bisa bertemu lagi dengan Dario"

Sementara itu, mamanya Rania secara diam-diam mengatur perjodohan untuk putri satu-satunya karena ia tidak ingin Rania hidup tanpa seorang laki-laki seperti dirinya. Untuk itulah selama beberapa tahun terakhir mamanya Rania mulai mencari calon suami yang bibit, bebet, dan bobotnya sempurna. Pilihan mamanya Rania akhirnya jatuh di putra tunggal konglomerat ternama. Putra tunggal konglomerat itu bernama Anzel Adhitama. Anzel berumur dua puluh lima tahun lulusan S2 dari universitas bergengsi di Inggris. Masih muda, sangat cerdas, dan tampan. Cocok sekali untuk Rania. Batin Senja.

"Bagaimana? Kamu suka nggak sama putrinya Tante?" Senja, mamanya Rania, menatap pemuda tampan di depannya yang tengah mengamati fotonya Rania.

"Kalau dilihat dari fotonya, saya menyukainya. Putri Tante memiliki wajah yang sangat cantik dan anggun" Sahut pemuda tampan itu sambil mengembalikan foto Rania ke mamanya Rania.

"Besok kita ketemuan di restoran Mango, Tante akan pertemukan kalian berdua, mau, kan, Anzel?"

"Tentu saja mau" Sahut Anzel.

Setelah sampai di rumahnya, Rania langsung berlari masuk ke kamarnya kembali dan setelah menyelesaikan makan malam lalu meminum obatnya, Rania bergegas mengambil telepon genggam miliknya yang jarang sekali ia pakai. Telepon genggam itu hanya ia pakai pas musim belajar dan mengajar sudah dimulai.

Rania langsung duduk di tepi ranjang dan memencet nomer telepon genggamnya yang satu lagi yang sengaja ia tinggalkan di kamarnya Dario dengan seringai senang.

Dia merindukan suara Dario dan sebentar lagi ia akan mendengarkan suara seksi pria pujaan hatinya. Rania menunggu teleponnya diangkat dengan menggigit kuku ibu jarinya.

Lima kali Rania melakukan panggilan, akhirnya terdengar suara, "Halo?"

Rania langsung menjatuhkan kepalanya di ranjang, menggerak-gerakkan kakinya ke atas dengan wajah riang dan jantungnya berdebar-debar.

"Halo?" Terdengar suara seksi pria itu lagi.

Rania langsung menyahut, "Ini siapa, ya? Aku lupa menaruh ponselku. Ini siapa dan di mana.........."

"Ambil ponsel kamu besok sore di ruanganku!" Klik! Pria itu langsung mematikan panggilan telepon itu.

Karena masih ingin mendengar suara pria pujaan hatinya, Rania mencoba menelepon kembali ponselnya dan terdengar suara sang operator, "Nomer yang Anda hubungi tidak aktif........" Klik! Rania mematikan ponselnya dengan kesal.

Gadis cantik itu kemudian bangun lalu menari-nari dengan cerianya sambil bergumam, "Besok aku bisa ketemu lagi dengan Dario. La,la,la,la!"

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

ya ammpiuuunn rania modus banget kamu ya

2023-06-23

0

Rahma AR

Rahma AR

like

2023-06-11

0

Spyro

Spyro

Noted :: trik ini hanya berlaku untuk org cantik. Bagi remahan spt saya, kayaknya bukan taksi online yg dipanggil, tapi mobil ambulance 🤣😅

2023-06-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!