Bab 4# Apa Itu Sutra?

Tok tok tok...

"Dona, ini Mama, Sayang. Boleh buka pintu sebentar."

Suara Mama Hilda. Dona sejenak melirik kamar mandi sebelum turun dari kasur, Hiro masih stay di dalam sana selama dua jam terakhir. Pikir Dona, mungkin Hiro ngendok telur emas raksasa.

Ceklek...

Senyum lebar terlihat oleh Hilda saat pintu terbuka. Mama Tania pun ada ternyata.

"Hiro di mana?" tanya Mama kandungnya.

"Di kamar mandi. Kenapa, Ma?"

Hilda dan Tania saling lirik terlebih dahulu. Wajah kedua Mama di depannya ini seperti tomat setengah matang, merah merah malu samar.

"Nanti saat tidur, bilangin pada Hiro kalau keluarinnya di luar, jangan di dalam ya."

Kalimat ambigu Mama mertuanya tidak dipahami oleh otak Dona yang dangkal. Tolong, adakah yang mau menjelaskan lebih detailnya?

"Iya, Ma. Nanti disampaikan." Dona main manggut polos.

"Soalnya, Mama nggak mau ngeberi kamu obat," sambung Mama kandungnya yang membicarakan pil KB.

Dona nggak sakit. Mengapa pula harus minum obat yang rasanya pahit? Aneh deh dua mama di depannya.

"Atau, kalau mau lebih nikmat dan nyaman, Hiro kamu suruh pakai sutra," timpal Hilda lagi. Sejurus, kedua Mamanya terkikik geli. Ada yang lucu pada sutra? Kain sutra yang halus itu kan?

"Iya, Mama mama cantik. Sudah dicatat semua di otak Dona, nanti akan tersampaikan ke Hiro. Apa ada lagi?"

Si duo Mama yang sudah berdiskusi sebelumnya yang tidak ingin cucu cepat, karena Dona harus lulus sekolah terlebih dahulu, menggeleng kompak. Masih senyum senyum gaje di mata Dona.

"Uda, sana masuk."

Oke, Dona yang penurut, kembali menutup kamar. Duduk di tepi kasur menunggu Hiro keluar dari kamar mandi.

Nah, orangnya nongol juga dengan rambut setengah basah di gosok gosok pakai handuk kecil. Gilaaa, seksiii bangeeeet. Itu bibirnya pakai gincu kah? Kok merah pink pink gitu.

"Apa lihat lihat?! Jangan harap gue keluar kamar mandi cuma pakai handuk melilit doang. Ngaaaak akan!"

Tau aja Hiro isi otaknya. Hihihi... Dona terkekeh gila di dalam hatinya.

"Lo sensi amat sama gue. Oh iya, tadi duo Mama datang nyariin lo."

Hiro yang masih sibuk menggosok rambut basahnya, mengalihkan atensinya penuh ke Dona. "Nyariin?"

"Eum, cuma mau nyampaiin sesuatu yang nggak penting menurut gue."

Hiro memicing curiga. Ia tahu otak Dona itu dangkal. Biasanya tidak bisa menangkap obrolan yang penting dan malah sebaliknya.

"Mama bilang apa?"

Dona tarik nafas dulu sebelum meniru ala ala gaya kedua Mamanya.

"Gini... Nanti saat tidur, bilangin pada Hiro kalau keluarinnya di luar, jangan di dalam ya."

Hiro refleks menggigit ujung handuk lembab putih yang ia pegang sedari tadi. Jadi, duo Mamanya itu berpikir akan 'main unyel-unyelan' bersama Dona? Hikkkks... Mimpi buruk. Nggak akan terjadi, titik!

"Ada lagi?" tanya Hiro prustasi.

"Ada. Katanya lagi..." Tunggu dulu, Dona sedikit melupakan tentang... "Ah, lo nya kalau mau nyaman dan nikmat, kudu pakai sutra."

Hiro yang geram karena malu sendiri menghadapi orang rumah, reflek melempar handuknya ke arah Dona. Mendarat sempurna di kepala Dona. Uuhhh, wangiiii. Dona malah menikmati sisa sisa bau rambut Hiro yang habis keramas.

"Lo minggir dari kasur. Gue mau tidur."

Diusir dan tandanya ia akan tidur di lantai? Oh, tidak bisa. Dona membuang cepat handuk yang sempat membuatnya terlena. Sebelum Hiro berbaring, Dona mendahului. Hiro mendelik horor sembari berdecak pinggang galak.

"Ndut, jangan uji kesabaran gue. Minggir!" pinta Hiro mencoba bersabar.

"Noooooo!" tolak Dona tegas. "Gue nggak biasa tidur di lantai. Badan gue yang bahenol akan sakit kuning. Ogah pokoknya!"

Dona dari kecil memang batu dibilangin. Harus dipaksa. Dengan bersusah payah, Hiro menarik narik tangan Dona. "Sumpah, badan lo beratnya melampaui timbangan sapi." Hiro tidak kuat menarik tubuh Dona yang mempertahankan kasurnya.

Perdebatan masih berlangsung. Pukul pukulan bantal dan saat ini, Hiro melempar selimut ke seluruh badan Dona.

"Nyuuk, gue bukan ikan yang harus dijala." Dona tidak bisa melihat sekitar. Berusaha keluar dari gulungan selimut, namun tidak bisa karena Hiro menahannya kuat.

"Bilang dulu sama gue kalau lo akan tidur di lantai!" seru Hiro ingin memastikan.

"Nggaaak!" tolak Dona.

Tanpa hati, Hiro mengguling tubuh besar Dona yang terselimut itu ke lantai.

Gedubraaak...

"Aaarg... Pinggang gue pasti misah sama tulangnya. Sakit banget." Dona membuka selimut cepat. Dilihatnya Hiro yang sudah terlentang bangga di tengah-tengah kasur dengan tatapan sebal.

"Kalau mau tidur di kasur, sono pulang ke kamar sendiri. Bleeek..." ejek Hiro dengan menjulur lidahnya seperti anak kecil. Umur mereka yang sudah 19 tahun, sama sekali tidak mencerminkan kedewasaan. Masih labil dan masih memikirkan kepentingan diri sendiri.

Dona menggeleng cepat. Ia tidak mau keluar dari kamar Hiro. Kan niatnya mau meluluhkan hati doi.

"Eh, sapi bocor. Lo mau apa pakai buka bukaan segala." Mata Hiro terbelalak shock, Dona mau buka baju di depannya.

"Jangan murahan jadi cewek." desis Hiro was was. Takutnya, Dona main menerkamnya. Dan... Ih, geli membayangkannya.

"Oke, oke... Gue yang akan tidur di lantai, puas lo!"

"Puas sekaliiii..." Dona menahan tawanya sekuat mungkin. Akhirnya, Hiro mengalah juga. "Gue juga ogah bukaan bukaan di depan mata lo," sambungnya membatin sembari memperhatikan Hiro yang menyiapkan alas tidur di lantai.

"Oh ya, maksud Mama yang pakai sutra itu apa sih? Lo punya kain sutra yang mahal punya itu? Mana, gue mau lihat dan rasain. Pasti lembut sekali." Dona yang kepo, kembali bertanya.

Hiro mendelik setan. Membuat Dona menaikkan satu alis nya. "Ngapa lo mendelik horor? Apa ada yang salah dengan pernyataan gue?"

"Auh ah, gelapp...!" Hiro yang malu sendiri, segera membaring tubuhnya dengan bantal ia tutupkan ke wajah.

Dona tersenyum masygul. Meski sudah jadi suami istri, Hiro masih jutek saja padanya. Panjangkan sabar Dona Tuhan.

Terpopuler

Comments

meE😊😊

meE😊😊

kepo dong emg BB y dona brp sii🤣🤣🤣 mnding bobo breng ma dona aja hir d ksur kn jd tmbh mpuk ga prlu mluk guling mlah🤣🤣

2023-06-03

4

Aurel Bundha

Aurel Bundha

lanjut 🥰🥰 semangat

2023-06-03

0

Ana

Ana

bang hiro jangan terlalu benci loh sama dona 😁entar malah jadi sebaliknya ya kan

2023-06-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1# Awal Kesalahpahaman
2 Bab 2# Akan Bertanggung Jawab
3 Bab 3# Saling Memperingati
4 Bab 4# Apa Itu Sutra?
5 Bab 5# Dihukum
6 Bab 6# Balasan Salah Sasaran
7 Bab 7# Pakar Cinta Ala-Ala
8 Bab 8# Gara - Gara Cincin
9 Bab 9# Rasa Penasaran Terjawab (Riko)
10 Bab 10# Ultimatum Untuk Liana
11 Bab 11# Disuruh Mandiri
12 Bab 12# Tawa Pertama
13 Bab 13# Perihal Kotak Makan
14 Bab 14# Sakit Hati Dianggap Babu
15 Bab 15# Potek Hati Dona
16 Bab 16# Musuhan?
17 Bab 17# Saling Menjahili
18 Bab 18# Chat Ancaman
19 Bab 19# Dibully Tanpa Bisa Mengelak
20 Bab 20# Penemuan Berharga Tak Terduga
21 Bab 21# Kuda Nil Mandi Hujan
22 Bab 22# Kartu As lawan Joker
23 Bab 23# Mengambil Sobekan Kertas Yang Berharga
24 Bab 24# Latihan Penuh Excited
25 Bab 25# Emosi Tak Terkontrol
26 Bab 26# Merelakan Meski Terpaksa dan Sakit
27 Bab 27# Melawan Glossophobia dan Perasaan Hiro Di Tempat Lain
28 Bab 28# Ingin Mengembalikan Harga Diri
29 Bab 29# Curhat
30 Bab 30# Membiarkan Melambung Tinggi
31 Bab 31# Modus Sedikit
32 Bab 32# Kesempatan Mereka Habis
33 Bab 33# Ditolak Pak Jamal
34 Bab 34# Hari Graduation
35 Bab 35# Kesan Dan Pesan
36 Bab 36# Karya Saya!
37 Bab 37# Acara Yang Kacau
38 Bab 38# Tidak Punya Muka Lagi
39 Bab 39# Mengubur Cita-cita Demi Memperjuangkan Keinginan Hati
40 Bab 40# Tikus Nakal
41 Bab 41# Rasa Bersalah
42 Bab 42# Saling Mencemburui
43 Bab 43# Klarifikasi Hubungan yang Terpaksa
44 Bab 44# Meminta Bantuan Ibu Suci
45 Bab 45# Super Hiro yang Gagal
46 Bab 46# Amukan Hiro
47 Bab 47# Keraguan yang Hilang
48 T A M A T
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1# Awal Kesalahpahaman
2
Bab 2# Akan Bertanggung Jawab
3
Bab 3# Saling Memperingati
4
Bab 4# Apa Itu Sutra?
5
Bab 5# Dihukum
6
Bab 6# Balasan Salah Sasaran
7
Bab 7# Pakar Cinta Ala-Ala
8
Bab 8# Gara - Gara Cincin
9
Bab 9# Rasa Penasaran Terjawab (Riko)
10
Bab 10# Ultimatum Untuk Liana
11
Bab 11# Disuruh Mandiri
12
Bab 12# Tawa Pertama
13
Bab 13# Perihal Kotak Makan
14
Bab 14# Sakit Hati Dianggap Babu
15
Bab 15# Potek Hati Dona
16
Bab 16# Musuhan?
17
Bab 17# Saling Menjahili
18
Bab 18# Chat Ancaman
19
Bab 19# Dibully Tanpa Bisa Mengelak
20
Bab 20# Penemuan Berharga Tak Terduga
21
Bab 21# Kuda Nil Mandi Hujan
22
Bab 22# Kartu As lawan Joker
23
Bab 23# Mengambil Sobekan Kertas Yang Berharga
24
Bab 24# Latihan Penuh Excited
25
Bab 25# Emosi Tak Terkontrol
26
Bab 26# Merelakan Meski Terpaksa dan Sakit
27
Bab 27# Melawan Glossophobia dan Perasaan Hiro Di Tempat Lain
28
Bab 28# Ingin Mengembalikan Harga Diri
29
Bab 29# Curhat
30
Bab 30# Membiarkan Melambung Tinggi
31
Bab 31# Modus Sedikit
32
Bab 32# Kesempatan Mereka Habis
33
Bab 33# Ditolak Pak Jamal
34
Bab 34# Hari Graduation
35
Bab 35# Kesan Dan Pesan
36
Bab 36# Karya Saya!
37
Bab 37# Acara Yang Kacau
38
Bab 38# Tidak Punya Muka Lagi
39
Bab 39# Mengubur Cita-cita Demi Memperjuangkan Keinginan Hati
40
Bab 40# Tikus Nakal
41
Bab 41# Rasa Bersalah
42
Bab 42# Saling Mencemburui
43
Bab 43# Klarifikasi Hubungan yang Terpaksa
44
Bab 44# Meminta Bantuan Ibu Suci
45
Bab 45# Super Hiro yang Gagal
46
Bab 46# Amukan Hiro
47
Bab 47# Keraguan yang Hilang
48
T A M A T

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!