Tok tok tok...
"Dona, ini Mama, Sayang. Boleh buka pintu sebentar."
Suara Mama Hilda. Dona sejenak melirik kamar mandi sebelum turun dari kasur, Hiro masih stay di dalam sana selama dua jam terakhir. Pikir Dona, mungkin Hiro ngendok telur emas raksasa.
Ceklek...
Senyum lebar terlihat oleh Hilda saat pintu terbuka. Mama Tania pun ada ternyata.
"Hiro di mana?" tanya Mama kandungnya.
"Di kamar mandi. Kenapa, Ma?"
Hilda dan Tania saling lirik terlebih dahulu. Wajah kedua Mama di depannya ini seperti tomat setengah matang, merah merah malu samar.
"Nanti saat tidur, bilangin pada Hiro kalau keluarinnya di luar, jangan di dalam ya."
Kalimat ambigu Mama mertuanya tidak dipahami oleh otak Dona yang dangkal. Tolong, adakah yang mau menjelaskan lebih detailnya?
"Iya, Ma. Nanti disampaikan." Dona main manggut polos.
"Soalnya, Mama nggak mau ngeberi kamu obat," sambung Mama kandungnya yang membicarakan pil KB.
Dona nggak sakit. Mengapa pula harus minum obat yang rasanya pahit? Aneh deh dua mama di depannya.
"Atau, kalau mau lebih nikmat dan nyaman, Hiro kamu suruh pakai sutra," timpal Hilda lagi. Sejurus, kedua Mamanya terkikik geli. Ada yang lucu pada sutra? Kain sutra yang halus itu kan?
"Iya, Mama mama cantik. Sudah dicatat semua di otak Dona, nanti akan tersampaikan ke Hiro. Apa ada lagi?"
Si duo Mama yang sudah berdiskusi sebelumnya yang tidak ingin cucu cepat, karena Dona harus lulus sekolah terlebih dahulu, menggeleng kompak. Masih senyum senyum gaje di mata Dona.
"Uda, sana masuk."
Oke, Dona yang penurut, kembali menutup kamar. Duduk di tepi kasur menunggu Hiro keluar dari kamar mandi.
Nah, orangnya nongol juga dengan rambut setengah basah di gosok gosok pakai handuk kecil. Gilaaa, seksiii bangeeeet. Itu bibirnya pakai gincu kah? Kok merah pink pink gitu.
"Apa lihat lihat?! Jangan harap gue keluar kamar mandi cuma pakai handuk melilit doang. Ngaaaak akan!"
Tau aja Hiro isi otaknya. Hihihi... Dona terkekeh gila di dalam hatinya.
"Lo sensi amat sama gue. Oh iya, tadi duo Mama datang nyariin lo."
Hiro yang masih sibuk menggosok rambut basahnya, mengalihkan atensinya penuh ke Dona. "Nyariin?"
"Eum, cuma mau nyampaiin sesuatu yang nggak penting menurut gue."
Hiro memicing curiga. Ia tahu otak Dona itu dangkal. Biasanya tidak bisa menangkap obrolan yang penting dan malah sebaliknya.
"Mama bilang apa?"
Dona tarik nafas dulu sebelum meniru ala ala gaya kedua Mamanya.
"Gini... Nanti saat tidur, bilangin pada Hiro kalau keluarinnya di luar, jangan di dalam ya."
Hiro refleks menggigit ujung handuk lembab putih yang ia pegang sedari tadi. Jadi, duo Mamanya itu berpikir akan 'main unyel-unyelan' bersama Dona? Hikkkks... Mimpi buruk. Nggak akan terjadi, titik!
"Ada lagi?" tanya Hiro prustasi.
"Ada. Katanya lagi..." Tunggu dulu, Dona sedikit melupakan tentang... "Ah, lo nya kalau mau nyaman dan nikmat, kudu pakai sutra."
Hiro yang geram karena malu sendiri menghadapi orang rumah, reflek melempar handuknya ke arah Dona. Mendarat sempurna di kepala Dona. Uuhhh, wangiiii. Dona malah menikmati sisa sisa bau rambut Hiro yang habis keramas.
"Lo minggir dari kasur. Gue mau tidur."
Diusir dan tandanya ia akan tidur di lantai? Oh, tidak bisa. Dona membuang cepat handuk yang sempat membuatnya terlena. Sebelum Hiro berbaring, Dona mendahului. Hiro mendelik horor sembari berdecak pinggang galak.
"Ndut, jangan uji kesabaran gue. Minggir!" pinta Hiro mencoba bersabar.
"Noooooo!" tolak Dona tegas. "Gue nggak biasa tidur di lantai. Badan gue yang bahenol akan sakit kuning. Ogah pokoknya!"
Dona dari kecil memang batu dibilangin. Harus dipaksa. Dengan bersusah payah, Hiro menarik narik tangan Dona. "Sumpah, badan lo beratnya melampaui timbangan sapi." Hiro tidak kuat menarik tubuh Dona yang mempertahankan kasurnya.
Perdebatan masih berlangsung. Pukul pukulan bantal dan saat ini, Hiro melempar selimut ke seluruh badan Dona.
"Nyuuk, gue bukan ikan yang harus dijala." Dona tidak bisa melihat sekitar. Berusaha keluar dari gulungan selimut, namun tidak bisa karena Hiro menahannya kuat.
"Bilang dulu sama gue kalau lo akan tidur di lantai!" seru Hiro ingin memastikan.
"Nggaaak!" tolak Dona.
Tanpa hati, Hiro mengguling tubuh besar Dona yang terselimut itu ke lantai.
Gedubraaak...
"Aaarg... Pinggang gue pasti misah sama tulangnya. Sakit banget." Dona membuka selimut cepat. Dilihatnya Hiro yang sudah terlentang bangga di tengah-tengah kasur dengan tatapan sebal.
"Kalau mau tidur di kasur, sono pulang ke kamar sendiri. Bleeek..." ejek Hiro dengan menjulur lidahnya seperti anak kecil. Umur mereka yang sudah 19 tahun, sama sekali tidak mencerminkan kedewasaan. Masih labil dan masih memikirkan kepentingan diri sendiri.
Dona menggeleng cepat. Ia tidak mau keluar dari kamar Hiro. Kan niatnya mau meluluhkan hati doi.
"Eh, sapi bocor. Lo mau apa pakai buka bukaan segala." Mata Hiro terbelalak shock, Dona mau buka baju di depannya.
"Jangan murahan jadi cewek." desis Hiro was was. Takutnya, Dona main menerkamnya. Dan... Ih, geli membayangkannya.
"Oke, oke... Gue yang akan tidur di lantai, puas lo!"
"Puas sekaliiii..." Dona menahan tawanya sekuat mungkin. Akhirnya, Hiro mengalah juga. "Gue juga ogah bukaan bukaan di depan mata lo," sambungnya membatin sembari memperhatikan Hiro yang menyiapkan alas tidur di lantai.
"Oh ya, maksud Mama yang pakai sutra itu apa sih? Lo punya kain sutra yang mahal punya itu? Mana, gue mau lihat dan rasain. Pasti lembut sekali." Dona yang kepo, kembali bertanya.
Hiro mendelik setan. Membuat Dona menaikkan satu alis nya. "Ngapa lo mendelik horor? Apa ada yang salah dengan pernyataan gue?"
"Auh ah, gelapp...!" Hiro yang malu sendiri, segera membaring tubuhnya dengan bantal ia tutupkan ke wajah.
Dona tersenyum masygul. Meski sudah jadi suami istri, Hiro masih jutek saja padanya. Panjangkan sabar Dona Tuhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
meE😊😊
kepo dong emg BB y dona brp sii🤣🤣🤣 mnding bobo breng ma dona aja hir d ksur kn jd tmbh mpuk ga prlu mluk guling mlah🤣🤣
2023-06-03
4
Aurel Bundha
lanjut 🥰🥰 semangat
2023-06-03
0
Ana
bang hiro jangan terlalu benci loh sama dona 😁entar malah jadi sebaliknya ya kan
2023-06-03
0