HW 07. Dibelakangmu

Berada di sebuah kafe setelah senja terlewati. Dua insan tengah menikmati makan malam mereka sambil sesekali memandang langit gelap dan kerlap-kerlip lampu di kota.

" Mas, makan. Jangan lihatin aku terus."

Zanita menegur Raffan yang dari tadi memandangi wajahnya. Cantik, meski terlihat sedikit judes tapi percayalah Zanita bukan seperti itu. Zanita merupakan gadis yang periang. Ia hanya enggan basa-basi saja terhadap orang yang belum di kenalnya.

" Huftt, 3 bulan lama banget sih ya."

" Maksud mas?"

" Pernikahan kita."

Zanita menghentikan makannya. Ia menaruh garpu dan pisau yang ia gunakan untuk makan steik yang kali ini jadi menu makan malam mereka. Seketika selera makan Zanita hilang. Pernikahan, sebuah kata yang begitu ia nantikan tapi juga ia merasa enggan. Siapa yang tidak ingin menikah, sebuah babak akhir yang dinantikan setiap wanita pada umumnya dalam menjalin hubungan.

Akan tetapi, Zanita sedikit meragu. Mungkin ini lah yang dinamakan cobaan menuju gerbang pernikahan. Gadis itu mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Ia lalu tersenyum ke arah Raffan, calon suaminya.

"Mas, nggak lama. Sebentar 3 bulan mah. Kita beraktifitas seperti biasa nanti hari-hari terlalui dengan begitu saja."

" Ya, kau benar sayang. Kau benar."

Kring

Suara ponsel Raffan berdering, ia melihatnya sekilas lalu mematikannya. Zanita melirik ke arah Raffan, priitu tampak santai kembali memakan makanannya.

" Nggak diangkat mas?"

" Nggak penting, hanya temen kerja ngajakin hang out akhir pekan. Tadi pas di kantor udah diomongin kok."

Zanita mengangguk pelan. Ia kemudian teringat oleh tujuannya mengajak Raffan bertemu. Zanita memilih menghabiskan makannya terlebih dulu agar nanti kuat untuk bedebat dengan Raffan. Ia tahu meminta izin ke Raffan tidak semudah meminta izin kepada kedua orang tuanya.

" Mas, aku mau ngomong sesuatu. Ini soal pekerjaanku. Akhir pekan ini aku harus ke Gunung Papandayan untuk pekerjaan."

Zanita berbicara dengan cepat lalu ia memejamkan matanya siap menerima ledakan dari Raffan. Tapi setalah ditunggu sekian detik Raffan tidak bereaksi apapun. Malah Zanita yang sedikit bingung karena Raffan memegang lembut tangannya.

" Pergilah. Aku bukannya sudah mengatakan bahwa aku tidak akan membatasi ruang gerak mu dalam bekerja. Jadi pergilah pekerjaan itu pasti sangat penting bukan?"

Zanita membulatkan matanya. Ia sungguh tidak percaya bahwa Raffan menyetujuinya dengan begitu mudah tanpa drama terlebih dulu. Tentu saja ia sangat senang. Bahkan Zanita langsung berdiri dari duduknya dan memeluk sang calon suami. Zanita bahkan mencium pipi Raffan sekilas. Pria itu sungguh terkejut dengan apa yang dilakukan Zanita. Sang kekasih itu sangat minim sekali dengan skin touch.

Berhubungan 2 tahun, bisa dihitung dengan jari mereka memeluk dan mencium. Mencium pun sebatas cium pipi. Zanita berprinsip dia kaan melakukan apa yang namanya ciuman setelah resmi menikah dan Raffan pun menghormati itu.

" Terimakasih mas."

" Iya, sama-sama."

Zanita tersenyum senang. Sungguh dia tidak bisa menutupi rasa senangnya saat ini mendapat izin dari Raffan dengan begitu mudah. Tidak biasanya Raffan begitu mudah setuju saat Zanita meminta izin pergi. Biasanya akan ada drama dulu sebelumnya. Tapi ini sungguh lain dari pada biasanya.

Tumben sih, tapi bagus deh. Mungkin Mas Raffan sudah berubah. Nggak terlalu mengekang seperti dulu.

Zanita bermonolog dalam hati. Ia pun menikmati makanan penutup berupa ice cream coklat vanila yang baru saja dia pesan.

" Sayang aku ke toilet bentar ya," ucap Raffan dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Zanita.

Tapi bukannya pergi ke toilet Raffan malah menuju ke tempat lain. Satu sudut bibirnya terangkat sempurna. Ia berjalan mendekat ke sebuah ruangan yang hanya segelintir orang berada di sana. Ruagan yang terdiri paling sekitar 4-5 meja itu tak banyak yang mengisi. Ya, itu adalah ruangan VVIP di kafe tersebut. Raffan masuk ke dalam lalu menghampiri seorang wanita yang tengah duduk sendirian di sana.

" Hay baby."

Raffan menundukkan kepalanya lalu mencium leher jenjang wanita itu. Bukan hanya mencium, Raffan mulai menelusupkan tangannya ke dalam baju sang wanita.

" Beb, cukup. Ini tidak akan jadi akhir yang bagus."

Si wanita menarik tangan Raffan lalu meminta pria itu untuk di kursi sebelahnya keduanya menatap dengan sangat intens.

" Kembalilah, dia pasti menunggumu."

" Tunggu di sini oke. Stelah aku mengantarkan dia pulang aku akan kembali."

Wanita itu tersenyum. Raffan bangkit dari duduknya dan melenggang pergi. Namun ia membalikkan tubuhnya dan berjalan cepat ke arah si wanita. Raffan mencium bibir wanita itu dengan mendalam.

" Tunggu aku ok. Awas jangan kemana-mana."

" Tidak akan. Aku akan menunggumu di sini."

Kali ini Raffan benar-benar pergi dari ruang VVIP kafe tersebut. Si wanita menyunggingkan senyumannya. Ia lalu mengambil gelas yang berisi wine dan meminumnya sekali tenggak.

" Zanita Yufarani. Tidak akan ku biarkan kau bahagia. Apa yang kau miliki harus aku miliki juga. Kau hanya gadis biasa bagaimana bisa mengalahkan aku yang banyak dipuja orang. Awas kau. Akan ku buat kau menangis sampai gila."

" Kok lama mas," tanya Zanita saat Raffan kembali.

" Maaf sayang, perut mas tiba-tiba sakit. Balik yuk. Mas antar."

" Lho, nggak usah. Kan aku bawa motor mas. Mas pulang aja kalau memang perutnya sakit."

Raffan mengangguk, ia kemudian mengantarkan Zanita hingga ke parkiran. Saat sang kekasih telah menjauh dari kafe tersebut, Raffan kembali masuk ke dalma kafe menuju ke ruang VVIP tadi. Raffan tersenyum saat melihat sang wanita masih ada di sana.

" Lho kok cepet Raf nganter pulangnya?"

" Dia pulang sendiri pakai motor. Aku nggak jadi nganter dia. Yook balik. Aku udah nggak sabar."

Wanita itu tersenyum. Ia tentu tahu maksud Raffan. Wanita tersebut memakai coat panjangnya yang tadi ditaruh di kursi sebelahnya. Tak lupa topi dan masker serta kaca mata hitam dia pakai agar tidak ada yang mengenali sosok nya.

Raffan berjalan menggandeng wanita itu lalu masuk ke dalam mobil. Hingga mobil berjalan menjauh dari kafe, wanita itu belum juga melepas atributnya.

" Mau sampai kapan kau memakai itu hmm?"

" Sampai apartemen."

Raffan membuang nafasnya kasar. Itu lah resiko berhubungan dengan seorang yang wajahnya dikenali oleh banyak orang. Tapi itu adalah salah satu keuntungan bagi Raffan juga. Hubungannya dengan wanita itu tidak akan diketahui oleh siapapun termasuk oleh sang calon istri Zanita.

" Haaah, akhirnya."

" Apakah sudah bisa dilepas."

" Apanya yang dilepas hmm. Ini atau ini?"

" Vanka, kau benar-benar selalu bisa membuatku tidak tahan."

Wanita yang Raffan panggil Vanka itu tersenyum. Ia mulai menurunkan tali gaunnya hingga dadanya nyaris tak berbalut kain. Raffan tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Pria itu langsung menyerang Vanka dengan menggebu.

Raffan membawa Vanka ke kasur king size yang ada di kamar itu. Keduanya sudah bergelung panas di sana. Sesekali Raffan mengucapkan nama Vanka di setiap sesi panas mereka. Tapi tak jarang Vanka mendengar Raffan memanggil nama Zanita. Sungguh membuat Vanka kesal, tapi Vanka mencoba mengabaikan itu. Dia tetap bisa menikmati apa yang keduanya lakukan saat ini.

TBC

Terpopuler

Comments

Hartaty

Hartaty

semoga cepat ketahuan

2024-04-26

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Wah Ndak Akhlak nie si Raffan

2024-03-23

1

Sweet Girl

Sweet Girl

Nah luuuu bener Khan....

2024-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 HW 01. Dilema
2 HW 02. The Celebrity Diary
3 HW 03. Selamat Bergabung
4 HW 04. Tuan Magicom
5 HW 05. Menarik
6 HW 06. Posesif
7 HW 07. Dibelakangmu
8 HW 08. Banyak Kejadian
9 HW 09. Sudah Banyak Akal Bulus
10 HW 10. Sesuai Prediksi
11 HW 11. Ulah Andra
12 HW 12. Trending
13 HW 13. Seperti Familiar
14 HW 14. Liam Ember
15 HW 15. Wanita Gelap
16 HW 16. Merasa Lega
17 HW 17. Sudah Mengakui
18 HW 18. Gedung Di Renovasi
19 HW 19. Sangat Cantik
20 HW 20. Merasa Kacau
21 HW 21. Kasih Kucing
22 HW 22. Aku Siap Za
23 HW 23. Saya Terima Nikahnya ...
24 HW 24. Saat Ini, Besok, dan Seterusnya
25 HW 25. Dimulai Hari Ini
26 HW 26. Bersalah vs Bahagia
27 HW 27. Nyonya Rumah Ini
28 HW 28. Kelicikan Vanka
29 HW 29. Menemui Mbak Kunti
30 HW 30. Sorry, Gue Jahat
31 HW 31. Istriku
32 HW 32. Ada Yang Janggal
33 HW 33. Restu dan Ibu Aisyah
34 HW 34. Bukan Cinderela
35 HW 35. Jangan Dipikirkan
36 HW 36. Serius, atau Keluar Agency
37 HW 37. Jangan Sok Ngartis
38 HW 38. Rencana Andra
39 HW 39. Deep Talk
40 HW 40. Ngefans
41 HW 41. Tak Tertolong
42 HW 42. Jangan Kena Skandal
43 HW 43. Gelombang Kecil
44 HW 44. Bukan Pebinor
45 HW 45. Sabar Ya Jon
46 HW 46. Ingat, Karma Berlaku
47 HW 47. Bagai Bumi dan Langit
48 HW 48. Lingerie vs Piyama
49 HW 49. Balik Kena
50 HW 50. Bertemu Mertua
51 HW 51. Raffan Diganti Raffandra
52 HW 52. Menu Pembuka
53 HW 53. Berdamai Dengan Diri
54 HW 54. Ulah Andra
55 HW 55. Hasil Ulah Sendiri
56 HW 56. Rencana Liburan
57 HW 57. Stay Halal
58 HW 58. Muat Nggak Tuh?
59 HW 59. Stalker
60 HW 60. Berhentilah
61 HW 61. Sambutan Pulang Honeymoon
62 HW 62. Kehebohan Terjadi
63 HW 63. Maaf
64 HW 64. Berjiwa Besar
65 HW 65. Sudah Gila
66 HW 66. The Happy Ending
67 Promo Karya Baru: Jangan Menangis Bunda By. Author IAS
Episodes

Updated 67 Episodes

1
HW 01. Dilema
2
HW 02. The Celebrity Diary
3
HW 03. Selamat Bergabung
4
HW 04. Tuan Magicom
5
HW 05. Menarik
6
HW 06. Posesif
7
HW 07. Dibelakangmu
8
HW 08. Banyak Kejadian
9
HW 09. Sudah Banyak Akal Bulus
10
HW 10. Sesuai Prediksi
11
HW 11. Ulah Andra
12
HW 12. Trending
13
HW 13. Seperti Familiar
14
HW 14. Liam Ember
15
HW 15. Wanita Gelap
16
HW 16. Merasa Lega
17
HW 17. Sudah Mengakui
18
HW 18. Gedung Di Renovasi
19
HW 19. Sangat Cantik
20
HW 20. Merasa Kacau
21
HW 21. Kasih Kucing
22
HW 22. Aku Siap Za
23
HW 23. Saya Terima Nikahnya ...
24
HW 24. Saat Ini, Besok, dan Seterusnya
25
HW 25. Dimulai Hari Ini
26
HW 26. Bersalah vs Bahagia
27
HW 27. Nyonya Rumah Ini
28
HW 28. Kelicikan Vanka
29
HW 29. Menemui Mbak Kunti
30
HW 30. Sorry, Gue Jahat
31
HW 31. Istriku
32
HW 32. Ada Yang Janggal
33
HW 33. Restu dan Ibu Aisyah
34
HW 34. Bukan Cinderela
35
HW 35. Jangan Dipikirkan
36
HW 36. Serius, atau Keluar Agency
37
HW 37. Jangan Sok Ngartis
38
HW 38. Rencana Andra
39
HW 39. Deep Talk
40
HW 40. Ngefans
41
HW 41. Tak Tertolong
42
HW 42. Jangan Kena Skandal
43
HW 43. Gelombang Kecil
44
HW 44. Bukan Pebinor
45
HW 45. Sabar Ya Jon
46
HW 46. Ingat, Karma Berlaku
47
HW 47. Bagai Bumi dan Langit
48
HW 48. Lingerie vs Piyama
49
HW 49. Balik Kena
50
HW 50. Bertemu Mertua
51
HW 51. Raffan Diganti Raffandra
52
HW 52. Menu Pembuka
53
HW 53. Berdamai Dengan Diri
54
HW 54. Ulah Andra
55
HW 55. Hasil Ulah Sendiri
56
HW 56. Rencana Liburan
57
HW 57. Stay Halal
58
HW 58. Muat Nggak Tuh?
59
HW 59. Stalker
60
HW 60. Berhentilah
61
HW 61. Sambutan Pulang Honeymoon
62
HW 62. Kehebohan Terjadi
63
HW 63. Maaf
64
HW 64. Berjiwa Besar
65
HW 65. Sudah Gila
66
HW 66. The Happy Ending
67
Promo Karya Baru: Jangan Menangis Bunda By. Author IAS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!