Melihat perubahan di wajah Rachel, barulah Farhan menyadari jika dirinya tadi berkata sedikit keras. Pria itu lalu memeluk Rachel.
"Maaf, bukannya aku tidak mengizinkan kamu masuk untuk membersihkan ruangan ini. Tapi di dalam banyak berkas kerjaku. Nanti takutnya kamu salah meletakkan," ucap Farhan kembali dengan suara lembut.
Rachel hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan ucapan sang suami. Dengan memeluk pinggang istrinya, Farhan mengajak kembali masuk ke kamar. Mereka kembali mencoba memejamkan mata untuk kembali ke alam mimpi.
Sehabis solat subuh, Rachel langsung menuju dapur untuk membuat sarapan. Sedangkan suaminya kembali berada di ruang kerjanya itu.
Setelah sarapan siap dihidangkan, Rachel berjalan menuju ruang kerja suaminya. Dia ingin memanggil Farhan untuk diajak sarapan.
Rachel mengetuk pintu ruang itu dengan pelan dan memanggil suaminya. Tiga kali mengetuk baru terdengar sahutan.
"Ada apa, Rachel?" tanya Farhan dengan senyuman.
"Sarapan telah siap."
"Kamu duluan saja, aku mau bereskan berkas-berkas pekerjaan dulu," ucap Farhan.
"Jangan lama, Mas. Nanti sarapannya keburu dingin."
"Nggak akan lama."
Rachel berjalan menuju dapur, sedangkan Farhan masuk kembali ke ruang kerjanya. Di atas meja kerjanya ada foto sepasang kekasih. Foto saat Farhan dan Andin masih pacaran dulunya.
"Apa kabarmu, Andin? Sejak kamu memutuskan menikah dengannya dan ikut suamimu itu, tahukah kamu aku di sini selalu merindukanmu. Aku ingin melupakan semuanya seperti kamu yang telah melupakanku, tapi semakin aku mencoba melupakan kamu, bayanganmu semakin terus mengikuti langkahku," ucap Farhan.
Farhan sangat berbeda dengan dua saudara perempuannya. Jika mereka sekolah di pesantren, berbeda dengan dirinya yang di sekolah umum. Dia mengancam tidak akan mau bersekolah jika di pesantren.
Kuliah juga dia mengambil bisnis bukan jurusan agama. Namun, dia tetap mau belajar agama dengan ayahnya. Dia tetap menghafal Al-Qur'an dan bahkan dia pintar berdakwah. Itu semua karena kepintarannya yang mudah memahami semua yang dipelajari.
Sifat keras Farhan di dapat dari ayahnya. Saat muda atau lajang, Ustadz Hakim pernah terjerumus ke dunia hitam dan pemakai obat terlarang. Hingga dia over dosis dan di rawat. Setelah sembuh, ayahnya Farhan masuk pesantren dan menjadi pendakwah.
Farhan keluar dari kamar dan mengecup pipi Rachel saat melihat istrinya yang termenung menunggu kehadiran dirinya. Wanita itu tersenyum ketika melihat suaminya.
"Setelah sarapan, kita langsung berangkat. Supir sudah dalam perjalanan. Aku sengaja mengajak supir biar kamu dan aku bisa lebih nyaman diperjalanan," ucap Farhan.
"Baik, Mas. Aku telah menyiapkan pakaian kita. Tinggal berangkat saja," ujar Rachel.
Setengah jam mereka sarapan dan Rachel lalu mengganti pakaiannya, begitu juga Farhan. Mereka langsung menuju lantai dasar tempat mobil di parkir.
Delapan jam lamanya perjalanan yang akan mereka tempuh menuju kampung halaman Farhan. Dua jam perjalanan, Rachel mulai merasakan kantuk. Dia lalu bersandar di bahu suaminya.
Lima jam perjalanan, mereka beristirahat untuk makan siang dan solat dzuhur. Setelah itu berjalanan kembali diteruskan.
Pukul lima sore, akhirnya sampailah di kampung halamannya. Farhan membangunkan istrinya dengan lembut.
"Rachel, bangun! Kita telah sampai," ucap Farhan sambil mengguncang pelan tubuh istrinya.
Rachel membuka matanya. Dia menatap wajah suaminya.
"Kita telah sampai. Bangunlah!"
"Telah sampai?" tanya Rachel kaget. Dia lalu merubah duduknya dan memperbaiki pakaian yang sedikit kusut karena dirinya tertidur.
Farhan membukakan pintu buat Rachel. Berjalan dengan bergandengan tangan keduanya menuju pintu utama rumah pria itu.
Rumah Farhan cukup besar dan mewah jika ukuran di desa. Halaman rumah yang banyak ditanami bunga menambah ke asrian rumah itu.
Farhan mengucapkan salam, dan seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuknya. Wanita itu tampak kaget saat melihat Farhan datang dengan seorang wanita muda yang sangat cantik. Rachel memberikan senyum manisnya.
"Nak Farhan, apa kabar?" tanya wanita itu. Dia lalu memeluknya. Wanita itu bekerja di rumah orang tau Farhan sejak dia bayi. Farhan tidak menganggap dia sebagai pembantu saja, tapi keluarga.
"Ayah dan ibu ada, Bi?" tanya Farhan.
"Ada di dalam. Sedang menonton," ucap Bibi tampak senang. Telah satu tahun anak majikannya itu tidak kembali ke kampung. Biasanya dalam dua bulan sekali pasti pulang.
Farhan masuk diikuti Rachel. Senyuman selalu terukir dari bibir wanita itu. Saat sampai di ruang keluarga tampak ayah dan ibunya sedang menonton televisi. Keduanya tampak kaget dengan kehadiran putranya apa lagi di belakang Farhan ada seorang wanita cantik.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Hafifah Hafifah
kurang niat tuh tuk melupakannya lw pengen lupain si mantan ya jangan nyimpen kenangan dari mantan lah
2024-12-29
1
Sugiharti Rusli
kasihan juga yah si Rachel, walo diperlakukan dengan baik tapi sebetulnya malah ga dimuliakan sebagai istri sama Farhan, padahal dia paham agama
2023-07-03
0
🍌 ᷢ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ᵐᵒᵐˢᎯ
semoga aja orang tua farhan menyetujui dan memberikan restu pada Rachel..
2023-06-15
1