Pov Bintang
Aku bahagia akhirnya sekian lama aku berfikir kebahagiaan tidak akan berpihak padaku. Kali ini aku percaya jika setiap kebahagiaan seseorang sangatlah ada, hanya butuh kesabaran lah bagi setiap orang untuk berhasil melewati tahap sulit dalam badai kehidupan yang dilaluinya.
Memandang langit yang amat cerah tanpa adanya awan mendukung yang berseliweran mendukung akan suasana ini. Pandangan Bintang nampak takjub akan adanya dua bintang yang saling berdekatan dengan indahnya. Sinaran yang dihasilkannya membuatnya serasa ikut terjatuh dalam suasana yang amat membahagiakan ini.
Sebuah tangan kemudian mulai melilit tubuhnya dari belakang, seorang pria yang tiba-tiba datang kemudian menenggelamkan kepalanya pada leher jenjang sang istri.
Bersamaan dengan belaian dan kecupan manis yang ditunjukkan pria tampan tersebut pada sang Istri. Sadar siapa yang datang dirinya nampak pasrah merasakan bel4i4n hangat yang ditunjukkan suaminya sendiri.
"Apa kamu menyukai dengan kecup4n yang aku berikan ini?"ledek Samudera yang tetap saja membel4inya.
"Apa kamu akan terus melakukan hal ini? Jika tiba-tiba saja ada seseorang yang datang dan memergoki kita apa yang akan kamu lakukan?"tanya Bintang dengan nada meledek.
"Aku rasa selain kita tidak akan ada lagi seseorang yang akan menganggu suasana indah ini. bukankah kamu juga tau kalau dikediaman ini hanya ada kita berdua? Ataukah kamu sengaja menggodaku karena kamu takut jika aku akan terus bertindak kelewatan lebih dari ini?"goda Samudera.
"Aku sadar dengan siapa aku berhadapan saat ini,"ledek Bintang dengan tersenyum tipis..
"Oh iya berhubung suasana kali ini sangat mendukung ada sesuatu yang ingin aku tanyakan sama kamu? Aku berharap mendengar pertanyaan ku ini kamu mampu membalasnya dengan jujur, jadi katakanlah apa yang membuatmu memutuskan untuk memilih diriku ?"tanya lelaki itu dengan lingkaran tangannya yang masih melilit tubuh istrinya.
"Apa aku harus menjawab semua pertanyaan kamu?" tanya Bintang dengan air matanya yang tidak bisa berhenti mengalir.
"Iya kamu memang perlu menjawabnya?"
"Entahlah aku sendiri masih tidak menyadari kenapa aku bisa sekuat ini menghadapi laki-laki seperti dirimu? Bahkan kalau aku mampu aku juga bisa menikah dengan Pria lain, tapi sayangnya hanya mulut yang mampu terucap, sedangkan hati? Nyatanya hati-ku tidak semudah itu untuk melakukannya.
Bagiku mencintai dan memiliki-mu itu sudah jadi hal istimewa yang aku impikan dan ingin aku dapatkan selama ini. Jodoh? Kita tidak tahu siapa jodoh kita sama halnya dengan kita.
Jadi mulai sekarang jangan lagi bertanya alasan kenapa aku bisa mencintai-mu karena aku sendiri tidak tahu kenapa aku bisa mencintai-mu sampai sejauh ini. Bahkan masih mau menerimamu aku masih tidak tau apa alasannya, jadi kamu paham kan?"jelas Samudera.
Dekapan hangat telah diberikan Samudra untuk Wanita yang sangat ia cintai. Memeluknya dengan sangat erat.
Bahkan hampir membuat bintang sesak nafas lantaran sangking eratnya Samudra mendekap tubuh mungil itu tapi semua itu tidak menyurutkan rasa bahagia dari keduanya.
Terlihat dari raut wajah mereka terlihat sangatlah bahagia melihat semua ini, senyum bahagia yang terpancar lepas tanpa beban atau pun ketakutan yang mereka takutkan selama ini
Beberapa menit mereka berpelukan, samudra mengakhiri pelukan itu ketika ingat dirinya masih punya satu tanggungan lagi.
Samudra yang kemudian dia pun membalikkan badan Bintang menghadap kearahnya. Karena terlalu mendalami perasaannya, Samudra pun akhirnya memberanikan diri mendekati b1b1r mungil Bintang yang memakai lipstik minyak tersebut.
Perlahan-lahan dirinya rasanya inggin sekali mengigit b1b1r mungil tersebut, hanya berjarak sekitar lima senti Samudra sudah hampir berhasil menguasai b1b1r tersebut.
Niat Samudra yang inggin sekali m*ngec*p bibir Bintang sekali saja. Akan tetapi belum juga ia berhasil menyentuh b1b1r mungil tersebut, ia sudah keduluan dengan telunjuk jari Bintang yang menghalangi dengan menyentuh bibir samudra secara balik.
"Aku lupa kalau kamu belumlah mandi, jadi cepat mandilah,"ucap Bintang dengan tersenyum puas melihat sang suami menciutkan bibirnya dirinya nampak puas bisa mengerjainya.
"Sial! Gagal lagi,gagal lagi!"kesal Samudera dengan memanyunkan bibirnya.
Berlalu ia pun masuk kedalam kamar mandi untuk melakukan ritualnya. Sedangkan Bintang sesekali pandangannya melirik kearah kamar dengan wajah senyumnya. Langkahnya mulai mendekati kamar itu hendak akan melakukan sesuatu yang sudah seharusnya ia lakukan.
Sehabis melakukan ritualnya, samudra yang masih mengenakan handuk berwarna putih dirinya berjalan kedalam kamar serba putih. Melihat Bintang yang sudah bersiaga diatas ranjang dengan balutan piyama yang terlihat seksi jika dipandangnya.
Meneguk sekali air lud4hnya, dirinya serasa puas dan berg4ir4h melihat sang Istri yang sudah berpose dengan membaringkan tubuhnya diatas r4nj4ng.
"Apa kamu sudah berani menggodaku?"ledek Samudra dengan kedua tangannya yang ia lipatkan ke depan.
Mendengar akan ucapan samudra yang ditunjukkan hanyalah sebuah senyuman.
Perlahan-lahan langkah kaki samudra pun mulai mendekati kearah Bintang. Tatapannya yang semakin menjadi sesaat ia memperhatikan bib1r mungil yang dimiliki Gadis cantik yang sudah berada dihadapannya.
Ditambah memandang kaki putih mulus yang terdapat pada Istrinya tidak tahu perasaan apa yang dirasakan samudra saat ini, panas dingin mungkin perasaan itulah yang tepat ia gambarkan saat ini, ia tambah semakin mendekat lagi dan lagi.
Ikut merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan menindihnya tepat diatasnya. Samudra merasa sangat puas jika tingal menghitung waktu ia akan bisa menguasai Istri tercinta dengan sepenuhnya.
Melihat samudra yang berniat inggin menc1umnya, lantas bintang dengan sigap ia langsung melingkari pundak Samudra dengan pandangannya yang sudah bersiap.
Perlahan-lahan Samudra yang mulai mendekati wajah bintang. bintang pun akhirnya memejamkan matanya.
"Apa kamu sudah siap sayang?" bisik samudra mencoba meyakinkannya.
"Iya aku sudah siap tapi bisakah kamu pelan-pelan," balas Bintang yang sedikit malu.
"Kamu tenang saja aku tidak akan menyakitimu sayang. Aku janji," balas Samudra yang kemudian ia pun mematikan lampu meja yang berada diatas nakas sampingnya.
SENSOR
Selesai melakukan ritual keduanya, satu pelukan lan kecupan akhirnya samudra berikan pada Wanita yang sudah ada dihadapannya.
Tak percaya dengan apa yang ia rasakan saat ini, samudra yang merasakannya ia hanya bisa mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas apa yang telah ia dapatkan sekarang ini.
"Aku sangat mencintaimu Samudra ... Aku sangat mencintaimu."
"Aku juga sangat-sangat mencintai kamu Bintang, terima kasih Tuhan. Terima kasih.
Memeluk erat, mencium kening dengan lembut. Keduanya yang sama-sama memberikan tatapan satu sama lain, dari raut wajahnya terlihat sangatlah bahagia hingga tidak tersirat seperti apa mereka harus menunjukkan rasa bahagianya itu.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments