Kenal lebih dekat

selamat pagi dunia tipu-tipu yeaahhh, kalian tahu? pasti jawabnya gak tau lah wkwkwk, aku cuma mau ngasih info kalau kemarin aku dapat telpon dari admin tempatku mendaftar diri untuk mengajar, ternyata aku diterima, itu suatu berita yang sungguh luar biasa dan menjadi pelengkap kebahagiaanku setelah dua hari yang lalu dokter Jefri menghubungiku, ohhh aku lupa menceritakan gimana besok paginya setelah malamnya dokter Jefri menghubungiku, awalnya ketika bangun aku merasa kalau itu hanyalah mimpi saja, tapi ternyata sobat penaku, itu bukan mimpi dimalam yang gelap gulita, buktinya ada panggilan masuk dari dokter Jefri dan lebih meyakinkan lagi ketika pagi-pagi dokter Jefri ngechatku hanya untuk menanyakan gimana kabar, apa kegiatannya hari ini, dan jangan lupa jaga kesehatanmu. huaa mungkin jika aku wanita yang suka terbar pesona, chatnya udah ku balas dengan kalimat serupa dengan menanyakan kabarnya, but karena aku perempuan penjujung tinggi tingkat harga diri, itu chat kuabaikan dan mungkin karena dokter Jefri merasa diabaikan tak ada chat dari nya lagi. Sebenarnya hati ini antara pengen di chat tapi malu membalas, dasar wanita egonya aja ditingiin giliran gak diperhatikan, ngomongnya gini ehh dasar cowok mental tahu chat nya gak dibalas aja udah nyerah usaha dong hahhaha.

"Haga pagi ini kamu yang antar Ana ya kan tempat mu mengajar searah," ujar ayah

"ia yah, ntar kami bareng pulang juga karena katanya sekolah tempat Haga ngajar pulangnya jam 3 sore," jawabku sambil menyusun bekalku dan Ana, pagi ini ibu tidak menyuruhku untuk menyiapkan bekal mereka karena katanya hari ini mereka pergi menghadiri acara famee dirumah saudara jauhnya ibu.

fame'e (acara yang dilaksanakan dirumah pihak perempuan ini biasanya diadakan oleh ibu-ibu untuk memberikan beberapa nasehat sebelum besoknya ia pergi kerumah suaminya).

"Ana nanti kalau kamu lebih duluan pulang dari kakakmu tunggu saja di pos satpam, jangan kemana-mana," ujar ayah lagi ketika ia melihat Ana keluarga dari kamar.

"ia pa, lagian kemarin itu Ana cuma kerumah intan buat ngambil buku, gak kemana-mana kok, bapa aja yang aneh," jawab Ana dengan kesal karena ayah mengingatkan nya untuk tidak pergi sesuka hati tanpa minta izin terlebih dahulu, ini terjadi karena 2 hari yang lalu ayah kembali kerumah ketika sampai di puskesmas Ana tidak ada dan kata satpam penjaga ia telah pulang, padahal Ana pergi kerumah temannya untuk mengambil buku, setelah sekitar 30 menit ayah mencari Ana disekeliling desa, ia baru mendapatkan telpon dari satpam bahwa Ana masih dipuskesmas dan belum pulang, dan kalian pasti tahu gimana marahnya ayah, Yappss Ana tidak diizinkan pergi untuk praktek besoknya karena ayah benar-benar marah bahkan Ana diminta untuk berjanji jika terulang sekali lagi maka ia akan diberhentikan sekolah, sungguh kerasnya perintah ayahandaku dan itu kami maklumi karena ayah tidak mau anak-anak nya digunjingkan, percaya tidak percaya sekeliling kami bahkan saudara ayah sendiri selalu mengatakan bahwa kami anak perempuan hanya akan membuat ayah menderita, mungkin mereka iri karena ayah mau menyekolahkan kami anak perempuannya, tidak seperti mereka yang menikah kan anak perempuannya di umur muda.

Setelah selesai berdoa pagi, kami anak-anak ayah berangkat, aku dan Ana berangkat naik motor, sedangkan kedua adikku Ita dan Nico memilih untuk jalan kaki.

"Kak ntar ngantarnya sampai kedalam ya, terus kalau teman-teman ku atau orang-orang dipuskesmas bertanya kenapa gak datang semalam, bilang aja aku sakit ya," ujar Ana dibelakangku ketika kami hampir sampai di depan puskesmas.

"emang kenapa?, masa kamu kasih alasan sakit ntar beneran sakit baru tahu rasa kamu," jawabku

"ihh kak, masa aku bilang gak datang karena dihukum papa, kan gak lucu masa hal sepele kayak gitu dihukum, aku malu kak," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

memang terkadang sifat protektif ayah membuat kami tertekan karena tidak boleh ini itu, bahkan jalan-jalan saja kerumah teman harus memberikan alasan yang masuk akal. aku sebagai anak pertama tidak terlalu memusingkan aturan ayah karena aku orangnya paling tidak suka kemana-mana dan ketika ayah ketika ayah marah aku tidak memasukkan kedalam hati, tapi ketiga adikku selalu merasa tertekan karena mereka berjiwa petualang suka kesana-kemari hehehe, dan sebagai kakak tugas ku bersama ibu memberikan mereka pengertian mengapa ayah bisa seposesif itu, itu bukan karena ayah gak sayang kami tetap karena ayah ingin kami baik-baik saja.

"ia kakak gak bakalan ngasih tahu kok, lagian kakak cuma ngantar gak berhenti lama disana," Ujarku menenangkan Ana, walaupun sifatku amburadul tapi jika berhubungan dengan adik-adik ku aku harus dewasa hahahha.

ketika sampai di depan puskesmas ternyata yang ada hanya satpam penjaga, dan keadaan sangat hening mungkin yang masih ada didalam hanyalah perawat yang bertugas malam hari, setelah mengecek jam ini masih jam 6:30 terlalu pagi bagi mereka.

"udah kamu turun, lagian gak ada kok kawanmu yang bertanya," Ujarku menyuruh Ana untuk turun dari motor karena aku juga buru-buru, maklum pertama masuk kerja jadi wajib cepat datang.

"ia kak, kakak semangat ya kerjanya biar uangnya banyak terus di bagi samaku,"ujarnya kemudian turun dari motor.

"ehh satu lagi kalau kakak cepat pulang, tunggu aja didepan ya jangan pulang kerumah dulu," ujarnya lagi

"ia aman itu, yaudah kakak pergi dulu," jawabku kemudian menjalankan motor keluar dari area puskesmas menuju tempatku mengajar.

Setelah memasuki area sekolah dan ternyata siswanya sudah banyak yang datang setiap ada yang berjumpa denganku mereka dengan ramah menyapa dan menyalami.

"good morning Miss," ujar mereka

"morning too," sahutku kemudian melangkah menuju ruang guru.

"selamat pagi pak, selamat lagi Bu," ujarnya menyapa kedua guru yang berdiri didepan ruang guru.

"selamat pagi Miss, selamat bergabung bersama kami di SD Cempaka," ujar ibu yang namanya madam Clari.

"ia ibu," sahutku kemudian kami berkenalan satu sama lain dan tidak lama setelahnya satu persatu bapak ibu guru datang dan aku sebagai orang yang baru bergabung memperkenalkan diri kepada mereka.

ini sudah jam 2 siang dan sesuai arahan dari kepala sekolah bahwa untuk hari ini dan besok, sekolah dipulangkan 1 jam lebih awal karena sebagian bapak ibu guru mengikuti pelantihan, dan saat ini aku sudah berada diatas motor untuk pulang, setelah mempertimbangkan aku memutuskan untuk menunggu Ana di pos satpam karena tidak mungkin aku bola balik kerumah, lagian tinggal 1 jam lagi.

"siang menjelang sore pak," Ujarku menyapa pak satpam yang sedang berjaga.

"ia sore juga dek," sahutnya

"tumben kamu yang jemput Ana?," ujarnya lagi.

"ihhh bapak mah setiap aku yang jemput Ana kayak merasa ada sesuatu gitu hahah," Ujarku sambil tertawa.

"gak kok, bapak merasa aneh saja karena setiap hari yang menjemput Ana itu ayah kamu," jawabnya sambil tersenyum, ini pak satpam memang dari dulu sudah sangat ramah sehingga terkadang ayah menitipkan Ana kepadanya ketika ayah lama menjemput.

"hahah ia pak puji Tuhan Haga udah keterima mengajar di SD Cempaka jadi, setiap pagi dan sore bareng Ana kan kasih kalau ayah ngantar jemput lagi," Ujarku menjelaskan

"ohhh selamat ya Haga," sahut pak Andi sambil menjabat tanganku, jadi nama pak satpam ini adalah pak Andi

kemudian pak Andi memberiku bangku untuk duduk dan kami bercerita panjang lebar mulai dari sulitnya mencari pekerjaan hingga masalah yang sedang viral dinegara Konoha ini hahaha.

"selamat sore pak, selamat sore Ai," ujar seseorang yang membuat aku dan pak Andi terkejut, gimana gak terkejut orang dia nyapa dari belakang coi.

"ehhh maaf mengejutkan kalian," ujarnya lagi ketika melihat kami mengekus dada karena terkejut

"ehh selamat sore juga pak, gak apa-apa kok pak," ujar pak Andi

"ia pak sore juga," sahutku.

"ehm maaf mengganggu pembicaraan nya pak, kalau saya minta izin minjam Aininya sebentar," ujar pak Jefri, jadi orang yang membuat kami terkejut adalah dokter Jefri.

"Aininya mana ya pak?," tanya pak Andi celingak-celinguk.

"ini pak didepannya," ujar dokter Jefri sambil menunjukku

"ohh bukannya ini nak Haga ya?," ujar pak Andi masih penasaran.

"hahaha namaku Hagaini pak, jadi ntah kenapa pak dokter manggil nya Aini," sahutku sambil tersenyum

"ohhh mungkin panggilan kesayangan kali Haga heheh," jawab pak Andi.

"jadi boleh nih pak, Aininya ohh maksudnya Haganya saya pinjam bentar," ujar pak Jefri setelah beberapa menit diam. btw dia ngira aku barang apa pake acara di pinjam segala.

"ohh boleh pak, lama juga gak apa-apa asal baliknya utuh hehehheh," canda pak Andi, dan semoga aja pak Andinya gak ember sama ayah.

setalah mendapat persetujuan dari pak Andi, dokter Jefri ternyata mengajakku ke kantin yang berada didekat puskesmas dan ntah kenapa kantinnya sepi, hanya seorang ibu-ibu yang mungkin pemilik kantin yang sedang duduk.

"sore Bu Ida, kami numpang sebentar ya bu," ujar pak Jefri kepada ibu-ibu tadi yang namanya ibu Ida.

"ia dok, silahkan maaf ya kantinnya sedikit berantakan," ujar Bu Ida sambil membereskan meja yang kami duduki

"ia gak apa-apa kok Bu santai saja," sahut dokter Jefri

aku dari tadi hanya diam menyaksikan mereka berbicara, dan lebih memilih duduk, aku bukannya sombong hanya saja hati ini gak tenang antara takut dan grogi, takut dikirain kegatelan nempel dengan dokter Jefri apa lagi kalau sampai di gosipin yang engga-engga, dan grogi Karena dekat dengan pria tampan hehehe.

"hmm Aini gimana kabarnya?," tanya dokter Jefri ketika sudah duduk didepanku sambil meletakkan botol minum yang ia pesan.

"kabar baik dok," Ujarku terbata-bata karena grogi

"ohhh kok chat saya gak dibalas ya?," ujarnya lagi

"itu pak, hmm kayaknya chatnya tenggelam kebawah," Ujarku memberi alasan

"ohh yaudah gak apa-apa, bisa gak Ai kalau kamu berbicara dengan saya matanya itu lihat muka saya, apa muka saya jelek ya?, terus kamu kok kayak gelisa gitu" ujarnya lagi

"gak kok pak, bapak gak jelek hanya saja saya gak terbiasa berbicara dengan laki-laki yang baru saya kenal, terus saya gelisa karena disini itu berbicara dengan laki-laki yang tidak ada ikatannya itu kayak agak aneh gitu," Ujarku menjelaskan

"ohhh kirain saya jelek, lagian Kitakan gak berdua Ai, itu masih ada ibu Ida dan kita itu gak lagi berbuat sesuatu yang buruk, jadi santai aja," ujarnya santai. heiii pak kamu mah santai karena cowok, aku yang cewek gak bisa tenang karena pasti disana-sini di bicarakan, tapi yaudahlah lagian aku gak berbuat mesum dengan dokter Jefri.

"baiklah dok, btw kenapa dokter ngajak saya kesini?," Ujarku tanpa basa-basi

"ohh itu, saya cuma menanyakan kenapa chat saya tidak dibalas," jawabnya sambil menggaruk rambutnya, ntah kenapa pula rambutnya digaruk mungkin kebanyakan kutu kali hehhe

"ohh kan dokter udah tahu alasannya kan," Ujarku sambil tersenyum dengan fokus mata tentunya kearah lain soalnya gak sanggup gauys melihat yang bening terlalu lama.

"ia tahu kan kamu banyak pengemar nya makanya chat saya tenggelam padahal udah dibaca," jawabannya sambil tersenyum kearah ku.

"hehe," kekehan ku karena aku tidak tahu entah menjawab apa

"Aini boleh ngak saya mengenal kamu lebih dekat lagi?," ujar dokter Jefri menatapku tanpa berkedip, ohhh Tuhan hatiku tamabah dag dig dug

"kan ini udah kenalan dok," jawabku gugup

"maksud saya kenal lebih dekat lagi, seperti saling chatan, curhat tentang apapun itu kayak sahabat gitu," jawabnya

"saya takut dokter, lagian saya itu dari keluarga sederhana gak selevel sama dokter, apa kata dunia ntar dokter punya sahabat kayak saya hehehe," Ujarku sambil tersenyum canggung, lagian aneh juga jika punya sahabat kayak dokter Jefri ntar aku dikirain mau numpang tenar samanya kan namanya juga dikampung segala sesuatunya serba salah.

"kok kamu mikirnya kayak gitu sih, lagian kita itu sama-sama manusia, makan nasi jadi gak ada yang aneh ketika kita bersahabat," jawabnya

"ehh bukan gitu dok," sahutku

"yang penting mulai sekarang kita sahabat, jangan mikir yang aneh-aneh yang membuat kamu minder sama saya, dan tidak ada bantahan," ujarnya mantap, ini kayaknya pemaksaan.

"tapi dok", sahut namun belum juga selesai ngomong

"ehh kak, disini ternyata," teriak Ana dari depan

"ehh dokter, maaf saya ganggu," ujar Ana ketika melihat kalau pria yang didepanku adalah dokter Jefri.

"udah pulang An?," jawab kami serentak

"ehh kok bareng gitu ngomongnya, udah dok, udah kak," jawab Ana tersenyum canggung.

"hehehe," kekehan dokter Jefri

"yaudah kalian pulang ntar dicariin dirumah," ujar dokter Jefri

"ia dok, kalau gitu kami pamit," jawabku ikut canggung

"duluan ya dok," ujar Ana mengikuti dari belakang

"ehh Ai, kamu hati-hati bawa motornya ya," ujar dokter Jefri dari belakang, dan aku tak memiliki keberanian melihat kebelakang apa lagi membalasnya ucapannya, dan sepertinya aku harus menyusun kalimat untuk menjelaskan kepada Ana karena dari matanya tadi seperti bertanya kamu kok bisa disini dengan dokter Jefri, semoga saja dia mau mengerti dan tidak Cepu heheheh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!