Perkenalan singkat

"Hagaaaaaa.., bangun ini sudah jam 6 pagi, tengok anak gadis yang seumuran denganmu sudah memasak di dapur, kamuu... masih asik merangkai mimpi, untuk apa mimpimu itu jika nyatanya kamu malas bekerja," wahhhh saudara-saudara pagi ku disambut oleh suara sang ibu Pertiwi Pemiliki tahta kedua di istanahku ini, dan yakin sebentar lagi sang ayahanda akan mengeluarkan perintah yang ditakuti oleh seluruh rakyatnya.

"Ita ambil air di bak, itu kakakmu mau dimandiin," teriak ayahku dan kalian tahu permirsa itu bukan hanya omong kosong belakang.

"ok pa," sahut adik bungsuku.

dan yahh sreee ohhh Tuhan belum juga apa-apa udah disirami.

"Ita anak dajal bisa gak sihh kamu gak langsung nyiram mukaku, awas aja ntar kalau kamu minta tolong ngerjain tugas jangan harap kakak bantu," Ujarku kesal kemudian beranjak dari tempat tidur dengan mulut komat kamit menyebutkan ancaman kepada Ita sambil mengelap mukaku yang sudah disirami embun pagi, mana airnya kayak air kobokan lagi, emang dasar adik durhaka.

"udah bangun kamu, seharusnya kamu itu jadi contoh buat adik-adikmu, tengok adik-adikmu semua sudah mandi bentar lagi berangkat ke sekolah, lahh ini kamu baru bangun," ujar ibu dengan muka seakan mau menerkam.

"ihhh mama mah dikit-dikit marah, lagian Haga baru kali ini bangun jam 6 biasanya juga udah dari jam 5 standby di dapur," Ujarku menahan kesal, ibuku ini gak tahu betapa besar beban anaknya ini udah pengangguran ditambah utang karena nabrakin mobil orang.

"astaga Tuhan aku hampir lupa," Ujarku spontan sambil beranjak kekamar untuk mengecek ponselku dan ya aku memiliki 2 panggilan tak terjawab pukul 20.00 wib dan chat dari nomor baru.

628227378***

P

selamat malam apa ini benar nomor mbak yang menambrak saya tadi?

haii mbak...apa mba memberikan saya nomor yg tdk aktif agar tidak mau ganti rugi?

P

helooooo ngakunya tdi mau tanggungjawab, lahh malah gak bales🤔

*selamat pagi pak😊*

*mohon maaf baru bls pak*🙏

*Krn semalam saya ketiduran🙏*

*saya janji kok bakalan ganti*

*kerugiannya, tapi maaf*

*mungkin saya menyicilnya*,Krn

*saya lagi gak ada uang🙏🙏*

dengan tangan gemetar dan ketakutan, ku pandangi ponselku dan berharap langsung dapat jawaban yang membuat hatiku lega.

1 menit, 2 menit dan ini sudah menit ke 20 ponselku tak juga berkedip menandakan adanya notifikasi masuk.

"Haga, papa pecahkan ponselmu itu nanti, dari tadi kerjamu cuma main hp, udah itu bantu mamamu nyiapin bekal ke kebun," ujar ayah dengan muka merah padam seakan mau meledak.

"hufff ia yah," Ujarku sambil meletakkan ponsel diatas meja, dan berdoa dalam hati semoga saja Tuhan mengasihani ku hari ini.

btw mungkin kalian merasa aneh kenapa adik-adikku memanggil orangtua kami dengan sebutan papa mama, sedangkan aku lebih ke panggilan ayah ibu, dan kalian tahu panggilan ayah ibu aku gunakan sejak masuk SMP dan itu karena korban sinetron Habibie dan Ainun hahaha, dan satu keluarga memakluminya, biasalah aku rada-rada beda dari yang lain mencoba tampil beda sendiri hahahaha. ok mari kita kembali ke laptop.

"Bu... kalau seandainya Haga buat salah yang buat ayah sama ibu pusing, kira-kira dimarahin gak?" tanyaku kepada ibu walaupun kutahu pertanyaan ini mungkin tidak masuk akal.

"ya.. tergantung nogu, kalau salah yang kamu buat fatal maka kami sebagai orangtua akan marah dan memberikan kamu peringatan berupa hukuman agar kamu jera," ujar ibu dengan muka bingung seakan berkata pertanyaanmu sangat aneh.

btw nogu merupakan kata panggil anak dalam bahasa Nias yang berarti anakku

"hufff ia ya Bu, kira-kira hukumannya parah gak ya, kayak dikeluarkan dari kartu keluarga gitu?," tanyaku lagi sambil cengengesan.

"kamu ini ada-ada saja pertanyaannya, emang kamu udah buat masalah, awas ya kalau bikin masalah," ujar ibu dengan muka marah.

"ihhhh ibu mah gtu, aku kan cuma bertanya, kan cuma seandainya saja, lagian masalah apa juga yang udah kubuat," Ujarku sambil menggerutu padahal sebenarnya hati ini takut, untung ibu sedang sibuk, kalau tidak siap-siap terbongkar deh masalahnya, dan jika itu terjadi bye-bye Haga namamu dicopot dari kartu keluarga.

"yaudah dari pada kamu ngeyel pagi-pagi mending kamu bantu papamu buat ngantar adikmu kesekolah, kasihan pagi ini adek mu praktek dan tempatnya jauh," ujar ibu sambil mengambil alih kerjaku.

"ia deh, ibunda ratu," dengan terburu-buru meraih kunci motor dari tangan ayah dan tidak lupa membawa ponsel tentunya.

"kakak tahu gak, aku hari ini diantar kemana," ujar adik pertama ku yaitu Anastasya.

"mana kakak tahu, lagian kata mama kamu diantar ditempat praktek," Ujarku kepada Ana btw Adikku Ana saat ini sedang belajar di bangku SMK jurusan kesehatan.

"pantesan kakak gak pake jaket, tunggu dulu aku mau ngambil jaket yang ada kakak nanti sakit," ujar Ana turun dari motor dan kembali kedalam rumah untuk mengambil jaket.

"uhhhh adeknya kakak so sweet banget deh," Ujarku sambil mencubit gemas tangan Ana.

"hmmm bukannya so sweet kak, lagian kalau kakak sakit yang ribet juga serumah, habis kakak kalau sakit lebaynya minta ampun," ujarnya sambil memukul helm yang ku pake.

"ihhhh mana ada lebay, lebih lebay juga kamu," Ujarku sambil menjalankan motor.

Saat hampir mendekati puskesmas tempat Ana praktek, dari kejauhan mata ini melihat sesuatu hal yang membuat jantung hampir copot.

"yaelah ternyata doaku tidak dikabulkan Tuhan," Ujarku saat sampai ditempat parkir dan posisiku tepat dibelakang mobil yang kemarin ku tabrak.

"kakak kenapa sihh, kayak lihat hantu gitu," ujar Ana yang melihat mukaku pucat.

"dek ini mobil siapa?" tanyaku menunjuk mobil didepanku

"ohhh ini tuh mobil dokter Jefri kak, dia dokter baru disini," ujar adikku menjelaskan.

"itu tuh kak dokternya," ujarnya lagi menunjuk sang dokter yang sepertinya menuju kearah kami.

"yaudah kak aku masuk dulu," Ana memasuki gedung puskesmas tempat ia praktek dan menganggukkan kepala ketika melewati dokter Jefri.

"ohh Tuhan aku harus cepat menghilang dari sini," Ujarku sambil berusaha memutar motor, tapi namanya juga sial ini motor susah sekali diputar balik, biasanya juga gampang mungkin ini akibat rasa cemas ku yang berlebihan.

"ok tenang Haga, gak apa-apa dia gak mungkin bunuh kamu, lebih baik kamu bertemu dengannya dari pada ia mencari mu kerumah," Ujarku menenangkan hati dan dengan refleks badan ini turun dari motor serta kaki mungilku beranjak menghampiri laki-laki yang sedang menggunakan jas dokternya.

"pagi pak," Ujarku seramah mungkin dan ohh Tuhan ini laki-laki bikin emosi masa dia cuma nengok saja kemudian melewatiku, tapi gak apa-apa lah mungkin dia lupa denganku, dan itu sangat bagus.

"ehhh kamu kan yang menabrak mobil saya," ujarnya sambil membalikkan badan dan berjalan menuju tempatku berdiri, dan kalian tahu mukaku langsung pucat mirip vampir dimalam yang gelap.

"ia pak," sahutku sambil menyalaminya dengan meletakkan tangannya di atas keningku, hmm kurang ramah apa lagi aku ini.

"saya kirain kamu mau kabur, padahal rencananya setalah ini saya mau mencari alamat rumahmu," ujarnya lagi sambil melihatku seakan-akan menilai penampilanku.

"gak mungkinlah pak saya kabur," jawabku sambil tersenyum agar dia sedikit memiliki rasa kasih dan kalau boleh melupakan kesalahanku.

"bagaimana saya gak berpikir kamu kabur, semalam saya telpon gak diangkat dan chat saya centang satu," ujarnya sambil menunjukan ponselnya didepanku.

"kan saya udah balas tadi d wa pak, saya jelasin kalau saya ketiduran, jadi maaf ya pak," sahutku sambil mengatupkan tangan diatas dada.

"ohh yaaa, maaf saya gak sempat buka ponsel pagi ini, yaudah yang penting sekarang kamu mau tanggungjawab, dan seperti katamu kemarin saya sudah memperbaikinya dan biaya kerusakannya 5 juta, jadi kamu boleh bayar sekarang atau nanti bisa kamu tf d rekening saya," ujarnya dengan muka santai tanpa dosa.

"pak saya boleh minta keringanan gak?, jujur saja saat ini saya gak punya uang sepeser pun dan saya takut meminta kepada orangtua, lagian mereka juga lagi gak ada uang karena hasil kebun belum terjual," Ujarku memelas

"astaga, ini dia nih yang bikin saya pusing, udah bersalah minta keringanan pula," ujarnya dengan raut wajah kesal.

"pak minta bantu, saya janji bakalan membayarkan kok, tapi gak sekarang dan itupun saya cicil setiap bulan," sahutku dengan posisi seakan mau bersujud.

"hmmm baiklah, lagian saya juga baru disini, kamu juga gak usah nangis ntar orang-orang mengira saya menyakiti kamu, otw di hajar massal sayanya," ujarnya

"makasih pak, kalau begitu saya pamit pulang," sahutku kemudian beranjak dari tempatku dengan muka kembali ceria.

"heii kamu!! main pergi-pergi aja, lagian saya belum siap ngomong juga, kamu tidak sopan sekali," dan ketika mendengar suaranya yang seakan marah, disitulah kaki ini rasanya seperti jelly, dan depan pelan-pelan aku memutar badan menghadap kearahnya.

"ia pak maaf, saya terlalu senang jadi lupa deh, lagian saya kirain bapak mau pergi juga," jawabku dengan alasan yang klise.

"hmmm terserah lah, btw nama kamu siapa?," ujarnya

"namaku Hagaini Solaso Zebua pak biasa dipanggil Haga," Ujarku memperkenalkan diri dihadapannya, sudah seperti siswa saja.

"ohhh Hagaini, oklah rumah mu jauh dari sini? soalnya siapa tahu saya butuh bantuanmu," tanya nya.

"jauh sedikit pak sekitar 3 km dari sini," jawabku.

"ohhh dekat juga, yaudah Aini kamu harus selalu pegang ponsel siapa tahu saya butuh bantuanmu," sahutnya kemudian beranjak menuju mobilnya.

"aduhhh pak, saya gak bisa selalu on time Karna saya juga membantu orangtua," Ujarku mengejarnya yang hampir membuka pintu mobilnya.

"gpp, saya tidak memaksa sekali, jika kamu bisa saja, btw nama saya Jefri Antonio biasa dipanggil Jefri, jadi stop memanggil saya bapak, lagian saya masih belum bapak-bapak," ujarnya kemudian memasuki mobilnya tanpa melihatku sama sekali, untung ganteng coba kalau gak sudah dari tadi ku semprot muka tampannya itu, giliran aku yang pergi duluan padahal udah izin dibilang tidak sopan ini dianya pergi tanpa pamit dasar.

"sabar Haga lagian kamu beruntung dia gak menuntut kamu buat menggantikan uangnya sekarang," batinku sambil mengelus dadaku dan dengan kurang asamnya mobil dokter Jefri berjalan dan mengklekson dan itu membuatku terkejut.

setelah menata jaket dan helmku, aku beranjak menaiki moto legendku, dan mengabaikan tatapan orang-orang disekeliling lagian masa bodo dengan mereka yang sedari tadi memperhatikan ku dengan dokter Jefri, lagian aku juga tidak memiliki urusan dengan mereka.

hi semua semoga ceritanya sesuai dihati kalian, dan saya juga meminta bantu kepada teman-teman semua, untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun tentang cerita yang saya tulis😊😊, biar kedepannya saya bisa memperbaikinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!