Tahap Baru

Aku membuka mata, di sekitarku gelap, aku nyaris tidak bisa melihat apapun selain bebatuan kasar yang lembap. Aku tahu, kami ada di dalam penjara Akademi Dixia.

Ini sangat menyeramkan, dan aku belum melihat kedua temanku yang lain. Mungkinkah mereka di dalam penjara lain?

"Rui, Neo. Kalian di mana?" aku mengeluarkan suara pelan, "Kalian di mana? Hei!" suaraku kian mengeras. Tapi tak ada tanggapan dari mana pun.

Aku menghela napas kecewa, dibawa ke mana Rui dan Neo? Aku tidak bisa melihat apapun di sini. Bahkan aku tidak tahu ada apa saja di dalam penjara ini.

Meong!

Piu Piu tiba-tiba melompat keluar dari dalam Kalung Binatang Magis, "Kau datang, Piu Piu? Apakah kamu tahu di mana Rui dan Neo?" Piu Piu menyelinap keluar untuk memeriksa ruangan ini. Dia segera kembali setelah tiga menit.

Meong!

Piu Piu bilang Neo berada di sel sebelah kiriku, dan Rui berada di sel sebelah kananku, mereka berdua masih tertidur pulas. Aku menghela napas lega. Teman-temanku baik-baik saja. Syukurlah.

Aku memeriksa seluruh tubuhku, sepertinya sudah baik-baik saja. Luka lebamnya sudah hilang, nyeri di kakiku sudah tak terasa lagi. Aku merasa lebih sehat dari sebelumnya.

Aku bertanya-tanya kenapa lukaku pulih begitu cepat, siapa yang menyembuhkanku? Omong-omong, aku tidur berapa lama?

Meong!

Rupanya seorang penyihir bisa memulihkan diri sendiri tanpa melakukan upaya apapun. Piu Piu bilang begitu. Aku mulai berpikir untuk tetap menjadi penyihir meski nanti akan pulang ke sekolah, sepertinya menyenangkan.

Perutku berbunyi, rasa lapar ini tak tertahankan. Mungkinkah aku sudah tidak makan berhari-hari? Sialan, sipir penjara di sini sangat kejam, tidak memberi makan kami yang tinggal di penjara pengap ini.

"Hoaaeeemm!"

Astaga! Aku terkejut sekali, itu suara menguap Neo. Dia sudah bangun.

"Neo!" aku berseru pelan, "Kaukah itu?"

"Wow, Jian. Kamu sudah bangun, ya? Hoaeem!" dia terdengar masih mengantuk. Dengarlah suara menguapnya itu, terdengar sangat menyebalkan.

"Kamu sudah bangun sejak tadi, Neo?" aku bertanya lagi, menggeser dudukku lebih mendekat ke dinding batu.

"Iya nih, aku bangun sejak lama. Tidak tahu ini pukul berapa, hanya melihat gelap. Aku tidak tahu keberadaan kalian, hanya sesekali memanggil namamu dan Rui, berharap salah satu dari kalian menanggapinya. Ternyata tidak," Neo bercerita.

"Rui ada di sebelahku, Neo. Kita semua berada di sel yang terpisah," ucapku. Neo juga harus tahu di mana Rui dipenjara.

"Oh, begitu, ya? Syukurlah, kita masih bisa berbicara. Oh iya, Jian, kamu baik-baik saja kan, sekarang?"

"Aku baik-baik saja, Neo. Tapi tidak tahu apakah Rui sudah bangun atau belum, dia tidak bersuara sejak aku terbangun. Piu Piu bilang dia masih tidur."

"Piu Piu?"

Ah, aku belum mengatakannya pada Neo. Piu Piu bisa menyelinap keluar dari selku dan memeriksa ruangan gelap ini.

"Apakah tidak ketahuan sipir di depan?" Neo bertanya.

"Sepertinya tidak, Piu Piu hanya berkeliling di sekitar selku saja, dan menemukan aku berada di tengah-tengah kalian," aku mengembuskan napas panjang, "Neo, kita harus keluar dari sini."

"Tentu saja! Kamu pikir aku mau terus terkurung di tempat menjijikkan ini? Lagipula, kita tertangkap karena kamu juga, kan?"

"Diam, Neo! Itu tidak seperti yang kamu katakan!" aku melotot marah, kenapa dia senang sekali membuat seseorang kesal?

"Baiklah, Jian. Mari kita berbicara dengan serius. Apa rencanamu sekarang?"

Aku bertanya-tanya pada diri sendiri. Aku punya rencana apa? Aku merasa kepalaku tidak bisa berpikir sejak Rux memprovokasi semua orang Akademi Dixia untuk menyerang kami.

Tunggu.

Mengingat nama itu lagi, terasa mencurigakan di pikiranku. Aku ingat sekali saat itu Rux muncul begitu saja dan membuat semua orang berpikir untuk menyerang kami.

"Neo, apa kamu melihat Rux saat di pertarungan hari itu?" aku bertanya pada Neo.

"Bukankah kamu juga melihatnya? Dia menyerangku dengan cakar-cakar serigalanya yang tajam itu, bersama serigala-serigala lain, June, Paw dan Kie," Neo menjawab dengan nada jengkel.

Aku baru mengingatnya, Neo sempat terkepung oleh kawanan serigala salju itu.

"Aku tidak melihat Rux saat kita baru keluar dari lorong kamar, tapi dia tiba-tiba muncul sambil mengacungkan senjata kepada kita, kan? Menurutmu, ke mana dia saat semua orang sibuk membicarakan pusaka yang hilang?"

Neo diam tak menjawab bahkan setelah aku menunggu beberapa saat, "Neo, kamu masih di sana, kan?" aku bertanya memastikan.

"Aku sedang berpikir, Jian," Neo mendengus.

Aku mana tahu dia sedang berpikir? Kenapa dia harus kesal padaku?

"Sebenarnya, akhir-akhir ini aku mendapati diriku dikuntit seseorang," Neo berbicara lagi.

"Dikuntit seseorang? Kamu tidak bercerita kepada kami, Neo," aku memasang wajah serius, hal sepenting ini, kenapa Neo merahasiakannya?

"Maaf, Jian. Aku tidak bermaksud menyembunyikannya, kupikir tidak penting, kalian juga tidak memberiku waktu untuk bicara sejak kalian kembali dari tempat Win."

Aku terdiam, "Baiklah, aku minta maaf. Kalau begitu, kamu ceritakan sekarang, bagaimana kamu bisa dikuntit seseorang? Siapa dia?"

Terdengar helaan napas dari dalam sel penjara Neo, "Setelah kembali dari pertemuan bersama semua hantu, aku mendapati seseorang sedang mengintip kamarku, saat itu aku baru keluar dari kamar mandi untuk mengganti pakaian, aku pikir dia hanya orang iseng. Aku mengikutinya, aku melihatnya dari belakang sedang menggunakan mantra sihir merubah model sebuah pakaian. Pakaian itu jadi persis seperti pakaian yang kukenakan, aku tidak tahu dia siapa. Tapi sepertinya dia yang sudah mencuri benda pusaka dan menargetkan aku supaya semua orang mengira kita yang mencurinya."

Aku terdiam berusaha mencerna penjelasan Neo, "Jadi, apakah kamu dijebak?"

"Tepat sekali, Jian. Seharusnya aku memikirkannya, aku bodoh karena masih memakai pakaian itu dan tida menggantinya setelah seseorang menggandakannya. Kupikir dia sangat membenciku. Tapi aku tidak mengenal siapapun di sini selain Para Penjaga Pintu dan kawanan serigala itu. Jadi, kalau aku benar-benar ditargetkan, seseorang di baliknya pasti adalah seseorang yang kukenal."

"Tentu saja. Orang yang kamu kenal itu adalah Rux. Kamu juga melihat bagaimana dia tiba-tiba muncul di tengah kekacauan dan menyerangmu dengan gila. Lagipula hanya Rux yang tidak ada di Aula Besar saat semua orang menuduh kita mencuri."

"Sebentar, Jian. Aku harus berpikir," suara Neo mengecil, kini tinggal senyap.

Tok tok tok!

Aku menoleh ke dinding sebelah, "Rui! Apa kamu juga sudah bangun?" aku bergeser menuju dinding kanan, "Rui, kamu baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, Jian. Omong-omong aku sudah mendengar pembicaraan kalian, semuanya."

Aku menghela napas lega, "Syukurlah, aku jadi tidak perlu mengulang cerita lagi."

"Aku sangat terkejut jika pencuri sebenarnya benar-benar Rux, Jian. Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Kita harus menegakkan keadilan bagi kita, Rui. Kita tidak boleh berdiam diri di sini. Kita harus keluar dan pulang ke dunia kita," aku berkata mantap.

"Lalu, apa rencanamu?" Rui bertanya, aku tidak menjawab karena belum tahu aka merencanakan apa.

"Kita melarikan diri saja," Neo menyela pembicaraan kami.

"Melarikan diri? Bagaimana caranya?" Rui bertanya lagi.

"Mengandalkan binatang magis Jian. Bukankah dia bisa menyelinap keluar?" Neo menjawab lagi.

Aku menatap Piu Piu yang sedang menjilati tubuhnya tak jauh dari tempatku duduk.

"Kudengar, tuan entitas sihir bisa memindahkan rohnya ke dalam tubuh entitas sihir. Artinya, kamu juga bisa bertukar tubuh dengan Piu Piu, Jian. Kamu menyelinap keluar dan mencuri kunci sel dari sipir yang berjaga."

Aduh, rencana Neo terdengar sangat tidak masuk akal. Bagaimana aku bisa merubah diriku menjadi Piu Piu? Aku tidak akan terbiasa dengan tubuh kucing. Dan itu bukan rencana yang baik.

"Neo, aku tidak terbiasa menjadi seekor kucing, aku tidak yakin ini akan berjalan lancar dengan satu kali percobaan. Apakah tidak ada ide yang lebih masuk akal?" aku menolak mentah-mentah ide buruk Neo.

"Kalau begitu, kalian bertukar mata saja."

Hah? Bertukar mata? Apa itu mungkin?

"Seekor binatang sihir tak lain adalah dirimu sendiri, Jian. Mereka hidup dari energi sihir tuannya, kamu tidak akan kenapa-kenapa hanya dengan menukar matamu dengan mata Piu Piu."

"Lalu, bagaimana aku akan melihat?" aku bertanya-tanya tentang ini.

"Kamu masih akan melihat dengan matamu yang berada di wajah Piu Piu. Kamu akan mengendalikan Piu Piu dengan pikiranmu yang langsung tersambung dengan matamu. Piu Piu akan bergerak sesuai keinginanmu. Saat sudah keluar, carilah ruangan sipir penjara dan mencuri beberapa kunci. setelah menemukannya, segera kembali dan melarikan diri. Kita harus menangkap Rux sebelum semuanya terlambat," jelas Neo.

Aku mengangguk setuju, "Tapi bagaimana caranya?"

Terdengar dengusan kasar, "Gunakan mantra pemindah jiwa level pertama, Jian. Kamu tidak mungkin tidak mengerti, kan? Itu mantra yang sama yang bisa membuat seseorang menjadi seekor kodok."

"Baiklah, aku akan mencobanya."

Aku segera meletakkan Piu Piu di depanku, meski terdengar tidak masuk akal, tapi ini harus dicoba. Supaya Piu Piu bisa menyelinap keluar dari ruangan ini.

"Neo, mantra sihir tidak bisa digunakan di tempat ini." aku berkata oelan setelah hening beberapa saat. Aku memang tidak bisa mengeliarkan sihir tingkat tinggi.

"Itu masuk akal sebenarnya. Jika sihir bisa digunakan, para tawanan akan dengan mudah melarikan diri, seperti kamu yang bisa merubah dirimu menjadi angin." Neo dengan santai memberi komentar.

"Jika aku bisa menyelinap sendiri, kenapa harus Piu Piu yang melakukannya?" aku memutar bola mata kesal.

"Hehe, kamu juga tahu sekarang, Jian. Kita tidak bisa memakai sihir di sini," sepertinya Neo sedang nyengir lebar dan memasang wajah tak berdosa.

"Tunggu, Jian. Kenapa kamu harus menukar matamu? Bukankah kucingmu sudah sangat pintar? Apakah dia tidak bisa pergi sendiri saja?" Rui menghentikan konsentrasiku.

"Iya juga," Neo menceletuk.

"Kamu sungguh membuat sesuatu yang mudah menjadi sulit, Neo!" aku berseru geram.

Terpopuler

Comments

Iyan

Iyan

kalo ada yg susah kenapa harus yang gampang

2023-07-12

0

Iyan

Iyan

wkwkw bener sih ga salah

2023-07-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!