Kita Berceraii

Aldo memicingkan matanya melihat suasana rumahnya yang begitu sepi. Tidak terlihat batang hidung Viona, Ibunya dan Amelia. Suasananya begitu legang. Dia bertanya-tanya kemana perginya mereka bertiga. Tak mau ambil pusing, Aldo melenggang menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Dia sangat lelah dan ingin segera beristirahat.

Dan setibanya dia di kamar. Aldo mendapati Viona yang sedang rebahan di tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Menyadari kepulangan suaminya, kemudian viona meletakkan ponselnya dan menghampiri Aldo.

"Kau sudah pulang," Ucap Viona di tengah langkanya.

"Aku pikir kau sedang keluar," ucap Aldo seraya menyerahkan tas kerjanya pada Viona. Viona menggeleng. "Lalu dimana Mama dan Amelia? Kenapa mereka berdua tidak terlihat batang hidungnya?" tanya Aldo penasaran.

Viona mengangkat bahunya. "Mana aku tahu, mungkin saja pergi keluar untuk makan malam. Kau seperti tidak tahu bagaimana sifat ibu dan adikmu. Daripada makan di rumah, mereka berdua lebih suka hamburkan uang untuk makan malam di luar." Ujar Viona.

Bukan maksud Viona ingin mengadu domba antara Aldo dengan ibu dan adiknya. Tetapi yang Viona katakan adalah fakta. Karena memang begitu kenyataannya. Amelia dan ibunya lebih suka makan di luar daripada harus memasak sendiri ataupun memakan masakannya.

Aldo menghela nafas. "Aku akan bicara dengan mereka berdua, supaya mereka menghentikan kebiasaannya itu. Karena mulai sekarang kita harus lebih berhemat, perusahaan sedang mengalami masalah dan hampir bangkrut." Jelasnya. Membuat Viona terkejut dibuatnya.

Wanita itu menatap suaminya dengan penuh tanya."Maksudmu?"

"Keuangan perusahaan sedang tidak baik-baik saja. Terjadi masalah yang sangat pelik. Perusahaan kekurangan dana dan memiliki hutang yang sangat besar pada Bankk. Bulan ini bahkan gaji karyawan belum dibayarkan, sementara dana yang perusahaan miliki sangatlah minim. Perusahaan milik ayahku diambang kebangkrutan." Ujar Aldo menuturkan. Aldo memijit pelipisnya yang terasa pening.

Jika sudah terjadi masalah seperti ini, lalu siapa yang pantas untuk disalahkan? mereka yang telah menggelapkan dana perusahaannya atau mungkin dia sendiri? karena kedua belah pihak sama-sama bersalah.

Viona menghela napas. "Jangan cemas. Masalah ini biar aku yang mengurusnya. Kebetulan aku memiliki tabungan, jadi kau bisa menggunakan uang itu dulu untuk membayar hutang-hutang perusahaan pada bank dan juga membayar gaji karyawan." Ujar Viona.

Aldo mengangkat wajahnya dan menatap wanita itu penuh tanya. "Uang yang dibutuhkan perusahaan tidak sedikit, Viona. Lalu dari mana kau mendapatkan uang sebanyak itu?" Aldo menatapnya dengan penuh curiga.

"Kau mencurigaiku? Atau mungkin kau sedang berpikir yang tidak-tidak tentang diriku? Jangan salah paham dulu, Aldo. Uang itu adalah uang yang telah aku kumpulkan selama beberapa tahun terakhir ini, bagian uang pemberianmu aku simpan di dalam tabunganku. Karena aku tahu masalah seperti ini pasti akan datang, jadi aku menyimpan uang itu untuk berjaga-jaga." Ujarnya.

Aldo pun segera meminta maaf pada Viona karena telah berpikir yang tidak-tidak tentangnya. Saat ini pikirannya benar-benar sedang kacau terkait masalah perusahaannya. "Maafkan aku, Viona. Aku sudah salah paham padamu." ucap Aldo penuh sesal.

Viona menggelengkan kepalanya lalu memeluk pria itu. "Tidak apa-apa, Aldo. Aku tidak menyalahkan mu, jika saja aku berada di posisimu. Aku pun akan berpikiran yang sama dengan yang kau pikirkan. Sebaiknya jangan pikirkan apapun lagi. Cepat mandi setelah ini kita makan malam sama-sama," pinta Viona dan kemudian dibalas anggukan oleh Aldo.

"Baiklah."

.

.

Malam yang dingin telah berlalu dan digantikan hari baru. Pagi ini Aldo bangun lebih awal dari biasanya, dan ketika Aldo bangun, Viona sudah tidak ada di sampingnya, wanita itu sudah bangun tiga puluh menit lebih awal dari Aldo.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Aldo meninggalkan kamarnya dan melenggang keluar. Langkah Aldo terhenti karena kemunculan ibu dan adiknya. "Ada apa, Ma?" tanya Aldo tanpa basa-basi.

"Aldo, kita perlu bicara, dan ini mengenai istrimu. Sebaiknya kita bicara di kamar Mama saja," ucap Nyonya Rossa dan dibalas anggukan oleh Aldo.

Nyonya Rossa menutup pintu kamarnya rapat-rapat dan menguncinya dari dalam. Dia tidak ingin jika Viona sampai masuk dan mengacaukan semua rencananya. "Ma, sebenarnya ada apa? Sepertinya penting sekali," ucap Aldo.

"Yaz kau benar. Yang akan Mama sampaikan memang sangat penting, dan ini mengenai istrimu." Jawab Nyonya Rossa.

"Tentang Viona, memangnya ada apa dengannya?" tanya Aldo penasaran.

Nyonya Rossa menghela napas. "Aldo, dia bukanlah wanita baik-baik seperti yang kau kira selama ini. Dia adalah wanita yang sangat kejam dan tidak berperasaan. Hampir setiap hari dia selalu menindas Mama dan Lia, memperlakukan kami seperti pembantu, membentak dan memaki jika kita berdua tidak melakukan apa yang dia perintahkan. Dan kau lihat luka memar di lengan Mama ini, ini adalah perbuatannya," ujar Nyonya Rossa.

Aldo menggelengkan kepala. "itu rasanya tidak mungkin, Ma. Viona, bukan perempuan seperti itu, aku mengenalnya dengan sangat baik." Aldo tidak percaya dengan penjelasan ibunya.

"Kak, Mama mengatakan yang senarnya. Kakak Ipar, dia memang selalu menindas kami berdua, tidak hanya sekali dua kali saja, tetapi berkali-kali. Hampir setiap hari dia memperlakukan kami seperti pembantu, dan jika kami menolaknya dia akan menghukum kami dengan memukul dan tidak memberi makan, itulah kenapa aku dan Mama selalu makan di luar setiap harinya," ujar Lia membenarkan penjelasan ibunya.

"Bukan hanya itu saja, Aldo. Hampir setiap hari dia selalu menghamburkan uangmu untuk berbelanja, dan beberapa kali Mama juga melihatnya pulang dengan diantar laki-laki. Semua uang bulanan untuk Mama dan Lia tidak pernah dia berikan sama sekali, dia menahan uang itu untuk dirinya sendiri!!" terang Nyonya Rossa menambahkan.

Rossa dan Lia memang sengaja membuat nama Viona buruk Dimata Aldo, tujuannya adalah membuat mereka berpisah, karena Rossa ingin menikahkan Aldo dengan wanita pilihannya yang jauh lebih kaya dari Viona.

"Viona!!" Tangan Aldo terkepal kuat dan matanya berkilat tajam. Amarah terlihat pada kedua matanya, tanpa mengatakan apapun juga, Aldo meninggalkan kamar ibunya dan pergi begitu saja. Dia akan membuat perhitungan dengan wanita itu.

Rossa dan Lia saling bertukar pandang. Keduanya sama-sama tersenyum lebar, rencana mereka berhasil dan berjalan dengan mulus. Hanya dengan sedikit sentuhan saja, maka berhasil mengendalikan Aldo.

"Ma, ayo keluar, kita lihat apa yang akan Kakak lakukan pada wanita itu." Ucap Lia dan dibalas anggukan oleh Rossa.

Mereka berdua sudah tidak sabar untuk melihat bagaimana Aldo memberikan pelajaran pada Viona. Dan setelah wanita itu diceraikan oleh Aldo, Rossa akan masuk ke rencananya yang kedua.

.

.

Derap langkah kaki seseorang yang datang mengalihkan perhatian Viona yang sedang menyiapkan sarapan di dapur. Wanita itu menoleh dan senyum lebar menghiasi sudut bibirnya ketika melihat siapa yang datang.

"Aldo, kemarilah dan cicipi ma~"

PLAKKK...

Viona tidak melanjutkan ucapannya saat sebuah tamparan keras mendarat mulus pada pipinya. Saling kerasnya tamparan itu sampai-sampai membuat wajah Viona menoleh kesamping. Sontak ia mengangkat wajahnya dan menatap Aldo dengan tajam.

Tamparan balasan Viona berikan pada Aldo, membuatnya terkejut bukan main. "Viona, kau~" dia menunjuk wanita itu tepat di depan mukanya. "Kau, berani sekali menamparku?!" bentak Aldo dengan emosi.

"Kenapa aku harus tidak berani?! Kau yang memulainya duluan, tidak ada hujan tidak ada angin tiba-tiba kau menamparku, kau pikir dirimu itu siapa?!" Viona balik berteriak di depan muka Aldo.

Dia tidak peduli siapa yang ada dihadapannya ini, bahkan Viona tidak peduli meskipun dia adalah suaminya. Aldo yang memulai duluan dan Viona tidak mungkin tinggal diam, membiarkan dirinya ditindas begitu saja.

"Viona, apa yang sudah kau lakukan pada Mama dan Lia? Kenapa kau selalu berbuat semena-mena pada mereka berdua yang selama ini sudah sangat baik padamu?!" Aldo menatap Viona dengan marah.

Viona tersenyum meremehkan dan menatap Aldo dengan tatapan tak percaya. "Kau sungguh lucu, Aldo. Jelas-jelas yang menjadi korban disini adalah aku, dan seenak jidat kau menuduhku telah menindas Ibu dan adikmu?! APA KAU MEMILIKI BUKTINYA? APA KAU MELIHAT DENGAN MATA KEPALAMU SENDIRI AKU MELAKUKANYA?!" bentak Viona di akhir kalimatnya.

Sekali lagi sebuah tamparan keras mendarat mulus pada pipi Viona, dan kali ini pelakunya bukan Aldo melainkan Rossa. "Dasar istri durhaka!! Dimana sopan santunmu sebagai seorang istri, hah?! Aldo, adalah kepala rumah tangga dan kau malah berteriak padanya, apa kau sudah kehilangan akal sehat?!" bentak Rossa dengan emosi.

Tanpa mengurangi rasa hormatnya pada Rossa, Viona melayangkan sebuah tamparan keras padanya, meskipun dia tau yang ia lakukan itu salah. Tapi Rossa sudah sangat keterlaluan dan dia yang memaksanya untuk berbuat yang tidak sopan.

"Viona, berani-beraninya kau menampar, Mama. Jadi begini kelakuanmu selama ini, aku benar-benar tidak menyangka," Aldo menatap Viona tak percaya.

Viona tertawa meremehkan. "Ya, memang ini yang selalu aku lakukan pada mereka, kau sekarang sudah melihatnya bukan, lalu kau mau apa?! Kau tidak terima dan ingin membalasku?! Lakukan saja, kau pikir aku takut!!" ujar Viona yang tidak mau kalah.

Jangan hanya karena dirinya perempuan, maka bisa ditindas seenaknya oleh mereka, Viona tentu tak tinggal diam, dia tidak akan membiarkan siapapun menindas dirinya.

"Kak, kau sudah melihatnya sendiri bukan, jadi untuk apa tetap mempertahankan istri seperti dia?! Sebaiknya ceraikan dia, karena tidak ada gunanya kau mempertahankan pernikahan dengan wanita kejam sepertinya!!" ujar Lia, dia mencoba mengompori Aldo untuk semakin membenci istrinya sendiri.

"Cerai , ya? Boleh, karena aku juga tidak Sudi memiliki suami yang plin-plan sepertinya, yang lebih mendengarkan orang lain dibandingkan percaya pada istrinya sendiri."

"Bagus sekali, kalau begitu segera kemasi barang-barangmu dan angkat kaki dari rumah ini." pinta Rossa.

Viona menatap wanita itu dengan senyum meremehkan. "Pergi dari rumah ini? Apa aku tidak salah dengar? Rumah ini adalah milikku, aku memiliki rumah ini jauh sebelum menikah dengan Aldo, dan sekarang kau memintaku keluar dari rumah ini? Jangan berharap, karena yang seharusnya pergi itu kalian bertiga, bukan aku!!"

Aldo mencengkram tangan Viona dan menatapnya marah. "Viona, jangan keterlaluan kau!! Meskipun ini adalah rumahmu, tapi aku ikut andil dalam mengurusi rumah ini!! Aku membantumu membayar tagihan listrik, air dan sebagainya, dan sekarang kau mau perhitungan denganku?! Dan asal kau tau saja, Mamaku juga sudah berjasa besar disini, jadi kita bagi dua saja!!"

"Bermimpi saja kau!! Aku akan memberi kalian waktu satu kali dua puluh empat jam untuk berkemas, dan aurat perceraian kita akan segera aku urus. Satu hal lagi, kembalikan semua uang pribadiku yang sudah aku berikan padamu, karena kau tidak layak mendapatkannya. Termasuk cinta dan ketulusan dariku!!" Viona beranjak dari hadapan mereka bertiga dan pergi begitu saja.

Viona pikir dia telah menemukan pria yang tepat dalam hidupnya,yang bisa melindungi dan menjaganya, mempercayainya serta sebagai tempatnya bersandar. Tapi nyatanya dia salah besar, ternyata Viona telah salah menilai seseorang.

Aldo yang dia pikir benar-benar tulus mencintainya, ternyata tidak, karena jika Aldo benar-benar mencintainya dengan tulus, pasti dia akan lebih mempercayainya daripada orang lain, bahkan ibunya sendiri.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

R_3DHE 💪('ω'💪)

R_3DHE 💪('ω'💪)

padahal viona mau selametin perusahaan kalian

2023-09-01

1

Dewi Zahra

Dewi Zahra

sabar Viona

2023-08-30

0

Astuti Setiorini

Astuti Setiorini

bagus viona jangan mau ditindas

2023-06-05

2

lihat semua
Episodes
1 Tinggalkan Aldo
2 Sangat Misterius
3 Kita Berceraii
4 Menjemputnya Kembali
5 Bukan Salahku!!
6 Tetap Pamanku
7 Selalu Ingin Kulindungi
8 Kau Yang Terbaik
9 Seperti Nyonya Besar
10 Merindukan Mama
11 Menagih Janji
12 Kau Merindukannya?
13 Aku Pergi
14 Berhak Bahagia
15 Takut Sendirian
16 Orang Yang Berbahaya
17 Bukan Orang Bodohh
18 Penjahatt Yang Sebenarnya
19 Mungkinkah Jatuh Cinta?
20 Tidak Benar
21 Tidak Baik-Baik Saja
22 Doori Kabur
23 Nasib Buruk Doory
24 Kesal Setengah Matii
25 Paman Kenapa
26 Tidak Masuk Akal
27 Kena Mental
28 Kebenaran Yang Terungkap
29 Penyerangan
30 Aku Mohon Bertahanlah
31 Aku Ingin Pulang
32 Bagaimana Aku Bisa Hiidup
33 Tidak Baik-Baik Saja
34 Dari Mana?
35 Mimpi Buruk
36 Kematiann Jimmy
37 Tidak Ingin Berpisah
38 Apa Tidak Ada Wanita Lain?!
39 Seandainya
40 Flashback
41 Selalu Ingkar Janji
42 Resmi Pacaran
43 Matahari Terbenam
44 Cintai Aku Dengan Caramu
45 Takut Cicak
46 Bingkisan Misterius
47 Kau Akan Menyesal
48 Bunga Dan Coklat
49 Kau Adikku Yang Hilang
50 Menemukan Penyusup
51 Hukuman Untuk Penyusup
52 Jerman
53 Villa
54 Kesal
55 Menikahlah Denganku
56 Resmi Suami-Istri
57 Pecah Telor
58 Apa Kau Ingin Lagi?
59 Telor Gosong
60 Ternyata Kau
61 Penyesalan Frans
62 Sekarang Ini
63 Diikuti
64 Baik-Baik Saja
65 Perawat Gadungan
66 Frans Terpesona
67 Pembanttaian
68 Melidnungimu
69 Dinner
70 Mantan Kekasih
71 Rencana Viona
72 Jadilah Babbuku
73 Pemecatan
74 VIP
75 Sekali Saja
76 Positif Hamil
77 Rencana Penculikan
78 Viona Diculikk
79 Upaya Penyelamatan Viona
80 Aku Papa Kalian!!
81 Viona Kegugurann
82 Bukan Salahmu
83 Ternyata Anak Harram
84 Sangat Terharu
85 Nami Island
86 Bangkit Viona, Bangkit
87 Gosong Dan Menghitam
88 Bukan Anak Haram
89 Ingin Menundanya
90 Bukan Makan Waktu!!
91 Jangan Ikut Campur
92 Kembali Ke China
93 Membangunkan Serigala Kelaparan
94 Bangga Padamu
95 Ketakutan Hwan
96 Nyaris Bangkrutt
97 Kau Memang Yang Terbaik
98 Cemburu Mu Mengerikan
99 Kau Kekanakan
100 Tidak Nyaman
101 Sudah Bosan Hidup
102 Kabar Buruk
103 Ternyata Negatif
104 Darah Biru
105 Pembunuhh Bayaran
106 Frans Frustasi
107 Lebih Hidup
108 Tegang
109 Bertamu
110 Iblis Atau Manusia
111 Saatnya Jadi Mata-Mata
112 Aku Masih Waras
113 Ingin Berenang
114 Penyesalan Kevin
115 Tidak Asik
116 Baju Dinas
117 Kevin Difitnah
118 Kau Tidak Memiliki Hak
119 Suruhan Agnes
120 Menyingkirkan Benalu
121 Aku Tidak Takut!!
122 Kenapa Harus Aku?!
123 Mengikuti Kevin
124 Siapa Yang Peduli
125 Kevin Menghilang
126 Dinner
127 Demi Anak-Anak Kita
128 Impian Kecil Viona
129 Sangat Luar Biasa
130 Lepaskan Aku!!
131 Suami Yang Populer
132 Kepergian Tuan Lu
133 Masih Belum Percaya
134 Menenangkan Diri
135 Ancaman Viona
136 Aku Mengerti
137 Viona Di Culik
138 Mencari Viona
139 Tidak Akan Sebanding
140 Kembali Ke Seoul
141 Positif Hamil
142 Senyum Viona Adalah Semangatnya
143 Jangan Mengatakan Omong Kosong
144 Kesabaran Kevin Di Uji
145 Kesal
146 Kedatangan David Lu
147 Kata-Kata Bijak Viona
148 Kebenaran
149 Mencari Anak David Lu
150 Pertemukan Kami Dengan Papa
151 Viona Masuk Rumah Sakit
152 Pertemuan Mengharukan
153 Melupakannya
154 Akhir Yang Bahagia
155 Season 2: Andaikan Dia Masih Hidup
156 Season 2: Kepulangan Kedua Kakak Luna
157 Season 2: Ku Bukan Boneka
158 Season 2: Seperti Sarang Mafiia
159 Season 2: Pelayan Menyebalkan
160 Season 2: Hukuman Sean
161 Season 2: Eric Patah Hati
162 Season 2: Pertemuan Dan Kebenaran
163 Season 2: Mama Merindukanmu
164 Season 2: Kebenaran Yang Terungkap
165 Season 2: Aku Sudah Tahu
166 Season 2: Jangan Bersikap Bodoh
167 Kedatangan Victoria
168 Aku Hanya Bertanya
169 Wanita Iblis
170 Season 2: Kau Bisa Sakit
171 Season 2: Jangan Gugup
172 Season 2: Jangan Konyol
173 Season 2: Diikuti
174 Season 2: Aku Trauma
175 Season 2: Penolakan Ailee
176 Season 2: Aiden Terluka
177 Season 2: Kencan Buta
178 Season 2: Seleramu Mengerikan
179 Season 2: Kalian Sangat Cocok
180 Season 2: Masih Ingin Disini
181 Season 2: Kecemasan Henry
182 Season 2: Jangan Ngaco
183 Season 2: Ciuman Pertama Luna
184 Season 2: Luna Syok
185 Season 2: Apa Kau Anak Itu?
186 Season 2: Aku Tidak Suka
187 Season 2: Prioritas Utama Aiden
188 Season 2: Aiden Salah Tingkah
189 Season 2: Catatan Luna
190 Season 2: Luna Diculik
191 Season 2: Bukan Wanita Lemah
192 Season 2: Aku Mohon Bertahanlah
193 Season 2: Amarah Aiden
194 Season 2: Bangun Luna
195 Season 2: Luna, Aku Mencintaimu
196 Season 2: Empat Musim
197 Season 2: Melepaskan Luna
198 Season 2: Aku Sangat Merindukanmu
199 Season 2: Menikahlah Denganku
200 Season 2: Fitting Gaun Pengantin
201 Season 2: Persiapan Pernikahan
202 Pengumuman New Novel
203 Season 2: Ekstra Bab
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Tinggalkan Aldo
2
Sangat Misterius
3
Kita Berceraii
4
Menjemputnya Kembali
5
Bukan Salahku!!
6
Tetap Pamanku
7
Selalu Ingin Kulindungi
8
Kau Yang Terbaik
9
Seperti Nyonya Besar
10
Merindukan Mama
11
Menagih Janji
12
Kau Merindukannya?
13
Aku Pergi
14
Berhak Bahagia
15
Takut Sendirian
16
Orang Yang Berbahaya
17
Bukan Orang Bodohh
18
Penjahatt Yang Sebenarnya
19
Mungkinkah Jatuh Cinta?
20
Tidak Benar
21
Tidak Baik-Baik Saja
22
Doori Kabur
23
Nasib Buruk Doory
24
Kesal Setengah Matii
25
Paman Kenapa
26
Tidak Masuk Akal
27
Kena Mental
28
Kebenaran Yang Terungkap
29
Penyerangan
30
Aku Mohon Bertahanlah
31
Aku Ingin Pulang
32
Bagaimana Aku Bisa Hiidup
33
Tidak Baik-Baik Saja
34
Dari Mana?
35
Mimpi Buruk
36
Kematiann Jimmy
37
Tidak Ingin Berpisah
38
Apa Tidak Ada Wanita Lain?!
39
Seandainya
40
Flashback
41
Selalu Ingkar Janji
42
Resmi Pacaran
43
Matahari Terbenam
44
Cintai Aku Dengan Caramu
45
Takut Cicak
46
Bingkisan Misterius
47
Kau Akan Menyesal
48
Bunga Dan Coklat
49
Kau Adikku Yang Hilang
50
Menemukan Penyusup
51
Hukuman Untuk Penyusup
52
Jerman
53
Villa
54
Kesal
55
Menikahlah Denganku
56
Resmi Suami-Istri
57
Pecah Telor
58
Apa Kau Ingin Lagi?
59
Telor Gosong
60
Ternyata Kau
61
Penyesalan Frans
62
Sekarang Ini
63
Diikuti
64
Baik-Baik Saja
65
Perawat Gadungan
66
Frans Terpesona
67
Pembanttaian
68
Melidnungimu
69
Dinner
70
Mantan Kekasih
71
Rencana Viona
72
Jadilah Babbuku
73
Pemecatan
74
VIP
75
Sekali Saja
76
Positif Hamil
77
Rencana Penculikan
78
Viona Diculikk
79
Upaya Penyelamatan Viona
80
Aku Papa Kalian!!
81
Viona Kegugurann
82
Bukan Salahmu
83
Ternyata Anak Harram
84
Sangat Terharu
85
Nami Island
86
Bangkit Viona, Bangkit
87
Gosong Dan Menghitam
88
Bukan Anak Haram
89
Ingin Menundanya
90
Bukan Makan Waktu!!
91
Jangan Ikut Campur
92
Kembali Ke China
93
Membangunkan Serigala Kelaparan
94
Bangga Padamu
95
Ketakutan Hwan
96
Nyaris Bangkrutt
97
Kau Memang Yang Terbaik
98
Cemburu Mu Mengerikan
99
Kau Kekanakan
100
Tidak Nyaman
101
Sudah Bosan Hidup
102
Kabar Buruk
103
Ternyata Negatif
104
Darah Biru
105
Pembunuhh Bayaran
106
Frans Frustasi
107
Lebih Hidup
108
Tegang
109
Bertamu
110
Iblis Atau Manusia
111
Saatnya Jadi Mata-Mata
112
Aku Masih Waras
113
Ingin Berenang
114
Penyesalan Kevin
115
Tidak Asik
116
Baju Dinas
117
Kevin Difitnah
118
Kau Tidak Memiliki Hak
119
Suruhan Agnes
120
Menyingkirkan Benalu
121
Aku Tidak Takut!!
122
Kenapa Harus Aku?!
123
Mengikuti Kevin
124
Siapa Yang Peduli
125
Kevin Menghilang
126
Dinner
127
Demi Anak-Anak Kita
128
Impian Kecil Viona
129
Sangat Luar Biasa
130
Lepaskan Aku!!
131
Suami Yang Populer
132
Kepergian Tuan Lu
133
Masih Belum Percaya
134
Menenangkan Diri
135
Ancaman Viona
136
Aku Mengerti
137
Viona Di Culik
138
Mencari Viona
139
Tidak Akan Sebanding
140
Kembali Ke Seoul
141
Positif Hamil
142
Senyum Viona Adalah Semangatnya
143
Jangan Mengatakan Omong Kosong
144
Kesabaran Kevin Di Uji
145
Kesal
146
Kedatangan David Lu
147
Kata-Kata Bijak Viona
148
Kebenaran
149
Mencari Anak David Lu
150
Pertemukan Kami Dengan Papa
151
Viona Masuk Rumah Sakit
152
Pertemuan Mengharukan
153
Melupakannya
154
Akhir Yang Bahagia
155
Season 2: Andaikan Dia Masih Hidup
156
Season 2: Kepulangan Kedua Kakak Luna
157
Season 2: Ku Bukan Boneka
158
Season 2: Seperti Sarang Mafiia
159
Season 2: Pelayan Menyebalkan
160
Season 2: Hukuman Sean
161
Season 2: Eric Patah Hati
162
Season 2: Pertemuan Dan Kebenaran
163
Season 2: Mama Merindukanmu
164
Season 2: Kebenaran Yang Terungkap
165
Season 2: Aku Sudah Tahu
166
Season 2: Jangan Bersikap Bodoh
167
Kedatangan Victoria
168
Aku Hanya Bertanya
169
Wanita Iblis
170
Season 2: Kau Bisa Sakit
171
Season 2: Jangan Gugup
172
Season 2: Jangan Konyol
173
Season 2: Diikuti
174
Season 2: Aku Trauma
175
Season 2: Penolakan Ailee
176
Season 2: Aiden Terluka
177
Season 2: Kencan Buta
178
Season 2: Seleramu Mengerikan
179
Season 2: Kalian Sangat Cocok
180
Season 2: Masih Ingin Disini
181
Season 2: Kecemasan Henry
182
Season 2: Jangan Ngaco
183
Season 2: Ciuman Pertama Luna
184
Season 2: Luna Syok
185
Season 2: Apa Kau Anak Itu?
186
Season 2: Aku Tidak Suka
187
Season 2: Prioritas Utama Aiden
188
Season 2: Aiden Salah Tingkah
189
Season 2: Catatan Luna
190
Season 2: Luna Diculik
191
Season 2: Bukan Wanita Lemah
192
Season 2: Aku Mohon Bertahanlah
193
Season 2: Amarah Aiden
194
Season 2: Bangun Luna
195
Season 2: Luna, Aku Mencintaimu
196
Season 2: Empat Musim
197
Season 2: Melepaskan Luna
198
Season 2: Aku Sangat Merindukanmu
199
Season 2: Menikahlah Denganku
200
Season 2: Fitting Gaun Pengantin
201
Season 2: Persiapan Pernikahan
202
Pengumuman New Novel
203
Season 2: Ekstra Bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!