Satu jam setelah kepergian Riko dari rumahnya ke kantor. Fany meninggalkan rumah untuk pergi menemui Bram sebagai HRD manager, dan juga sudah ada janji dengan Vanessa. Perjalanan sangat singkat karena perjalanan cukup lancar dan hari sangat cerah. Matahari cukup menghangatkan tubuh di kota Castelia.
Fany membawa mobil sendiri sambil enjoy mendengarkan musik. sudah lama Fany tidak merasakan hari sesantai kali ini. biasanya jika di hari libur, dia habiskan waktu untuk istirahat atau bersenang-senang dengan suaminya Riko.
Tibalah Fany di kantor, dia langsung ke kantor HRD untuk menemui Bram. dan Pak Bram sedang lagi di kantornya. langsung saja Fany bertemu dengannya.
"selamat pagi...!!" kata Fany
"pagi... hay Fany, apa kabar?? silahkan duduk" kata Bram
"ya seperti yang di lihat, baik-baik saja" kata Fany sambil bersalaman dan duduk di hadapan Bram
"Fan... sudah dengar berita hari ini??" kata Bram
"berita apaan?? di medsos?? atau di TV??" kata Fany
"di sini lah... ya di mana lagi, ah dasar ibu-ibu gosip melulu" kata Bram
"ya udah berita apaan, coba kasih tau??" kata Fany
"kamu mau yang gembira dulu atau yang sedihnya dulu, soalnya ada 2 informasi yang masuk" kata Bram
"terserah... baiknya yang mana" kata Fany
"oke... gini, temen-temen marketing sangat berterimakasih kepada kamu. kebetulan manager marketing kita, dia di pindahkan ke divisi baru. nah anak buahnya memilih kamu jadi manajer marketingnya" kata Bram
"ah... seriusan?? jadi gimana??" kata Fany
"tapi sayang... Pak Iskandar nelepon sama saya tadi pagi. katanya kamu kena kasus saat penerbangan kemarin. coba kamu jelaskan kasus apa itu??" kata Bram
"oke... awalnya baik-baik saja, sudah hampir di tempat tujuan lelaki itu minta kopi. dan saya bawakan kopi itu, pesawat tiba-tiba kena guncangan. posisi saya tidak seimbang sampai kopi itu kena lelaki itu. yah... saya sudah meminta maaf. membersihkan bajunya, tas yang kenanya semuanya. dan juga bingkisan saat dia meninggalkan pesawat. tapi dia masih marah sama aku, ga tau lah aku harus bagaimana??" kata Fany
"oke... sudah ku duga, dan Pak Iskandar juga sudah memaklumi kasus kamu, tapi entah kenapa kasus itu bocor ke telinga istrinya, bu Loren" kata Bram
"terus?? bagaimana tanggapan Bu Loren??" kata Fany
"ya seperti yang kamu tau, dia selalu berbeda pendapat dengan suaminya. mungkin gaji suami mu sebagai menteri perpajakan sudah cukup. dengan berat hati, hari terakhir kerja mu sampai kemarin" kata Bram
"hanya dengan kasus itu saya di keluarkan?? oke pak... saya mau nanya, adakah orang yang memaksa saya untuk mengeluarkan saya??" kata Fany
"engga ada, setau saya ya... pa Iskandar langsung yang menginstruksikan kepada saya, dan katanya itu benar-benar fatal. jadi ah sudahlah saya tidak mau membahasnya" kata Bram
"ya udah... oke saya terima, ternyata saya harus mengambil keputusan lebih cepat dari yang saya kira" kata Fany
"memangnya kenapa Bu??" kata Bram
"tadinya saya akan bekerja di sini sampai bulan ini berakhir dan saya akan berhenti jadi pramugari. saya mau fokus sama suami saya" kata Fany
"oke kalo gitu, mungkin ini sudah takdir... oh ya Bu Fany, berat sekali saya menyampaikan ini. gaji bulan ini tidak bisa di berikan kepada ibu. dengan alasan ganti rugi kejadian kemarin" kata Bram
"untuk gaji, ga bisa di pertimbangkan lagi pak??" kata Fany
"ah... saya tidak berani bu Fany, tau sendiri lah bu Loren kaya gimana" kata Bram
"huh" Fany menghela nafas sambil mengusap wajahnya dan kembali berkata "oke deh Pak... kalo memang ini sudah menjadi keputusan. saya ikhlas nerimanya. saya mohon maaf kalo saya ada salah"
"oke Fan... semangat terus ya, sehat selalu. maafin saya juga kalo selama bekerja kadang suka ngeselin atau apa. sukses terus buat kamu" kata Bram
"sama-sama Bram, aman pokoknya kamu manager terbaik lah... entahlah dari kemarin masalah ku terus bertambah. semoga kedepannya aku lebih baik" kata Fany
"yes Fan... positif thinking ajah, semoga ini jalan Tuhan bikin kamu lebih baik lagi" kata Bram
Elita yang dari tadi melihat dan mendengarkan pembicaraan Bram dan Fany, dia ikut memberi semangat.
"kak Fany... semangat terus ya kak !! nanti kita karoke bareng lagi ya" kata Elita
"iya ta... thanks ya ta, aku tunggu lagu baru dari kamu" kata Fany
"oke ada lagi Fan??" kata Bram
"ya... aku permisi dulu, thanks buat semuanya ya. semoga sukses selalu buat kalian. aku pamit ya" kata Fany
"iya Fan... salam sama suami mu" kata Bram
"iya ka hati-hati di jalan" kata Elita
setelah Fany pamitan dengan orang yang berada di kantor HRD, dia mengunjungi dimana para pramugari berkumpul sebelum dan sesudah penerbangan. mereka menyebut base camp. Fany bertemu sebagian pramugari, karena sebagian lagi ada yang cuti dan ada yang sedang melakukan penerbangan. begitu datang Fany langsung di sambut dengan meriah, sahabat dan temannya ikut sedih. dan mengucapkan salam perpisahan. terutama Vanessa sebagai sahabat paling dekat, dia memeluk Fany sambil menangis.
"Fany... kita masih bisa ketemu kan??" kata Vanessa sambil menangis
"lue ga usah nangis gitu beb... emang gw mau berhenti juga kok, cepat atau lambat gw ga akan kerja lagi di sini" kata Fany
"tapi gw belum siap di tinggalin lue" kata Vanessa
"udah ah... jangan cengeng, kan ada yang lain" kata Fany
"bisa ke food court sebentar??" kata Vanessa
"ayo... masih ada waktu" kata Fany
Fany dan Vanessa berjalan menuju food court, Vanessa ingin sekali bercerita dengan Fany masalah Evan. tak ingin membuang-buang waktu karena waktu Vanessa sangat terbatas. Vanessa langsung menceritakan kejadian semalam tadi.
"Fan... lue tau kan, cowok yang bermasalah sama lue tadi malam" kata Vanessa
"iya emang kenapa??" kata Fany
"dia sekarang jadi cowok gw" kata Vanessa
"kok bisa, emang lue udah kenal sebelumnya sama dia??" kata Fany
"enggak sama sekali Fan... gw liat dia ajah pas lue numpahin kopi" kata Vanessa
"et dah... tumben banget, kaya bukan loe yang gw kenal. em... iya sih dia keren, tapi kan loe baru kenal sama dia beb...??" kata Fany
"iya gw suka sama dia saat pandangan pertama, gw bener jatuh cinta saat ngobrol sama dia di pesawat. dia nanya-nanya loe, ya gw sempet ngobrol bentar sama dia" kata Vanessa
"nanya gw tentang apaan??" kata Fany
"engga apa-apa sih, cuman nanya nama loe doang terus sampai tadi ga nge bahas loe juga" kata Vanessa
"ya terus??" kata Fany
"ya... gw ngasih no handphone gw sama dia, loe tau kan waktu gw ngasih tisu sama dia??" kata Vanessa
"oh... iya gw inget" kata Fany
"habis itu turun kan di pesawat, dan dia nelepon gw buat janjian sama gw tepatnya ya di meja ini. di sinilah gw di ajak ke sebuah tempat dan ini tempatnya" kata Vanessa sambil menunjukan video dan foto pada waktu itu
"anjir... gila loe kesini bareng dia??" kata Fany
"iya... semuanya gw di traktir sama dia, termasuk hotel mewah gw nginep semalam" kata Vanessa
"tajir banget emang dia?? kerja apaan??" kata Fany
"ya itu masalahnya beb... dia belum kerja" kata Vanessa sambil mengeluarkan air mata
"belum kerja?? maksud loe pengangguran?? terus dari mana uang itu bisa traktir loe, sampai sewa hotel mewah" kata Fany
"bukan dia masih SMA kelas 11" kata Vanessa
"what?? gila... loe yang bener kalo ngomong, dia masih se bocil itu?? ga nyangka gw, pantesan dia ga tau adab banget" kata Fany
"Fan... itu cowok gw" bentakan Vanessa kepada Fany sambil menagis
"oh... iya sorry " kata Fany
"gw pingin putusin dia, gw nyesel kenal sama dia buka tipe gw. dia masih bocil kan" kata Vanessa
"iya lah... orang dia masih sekolah gitu, mau nunggu berapa taun di nikahin sama dia?? mending loe putusin ajah sekarang. aslinya ini mah" kata Fany
"gw ga bisa putusin dia??" kata Vanessa
"loh kok gitu, bukannya loe nyesel" kata Fany
"setelah gw jalan-jalan, gw nginep di hotel bareng dia. dan gw tidur sama dia" kata Vanessa
"Nes... loe gila?? loe serendah ini ketemu bocil kaya gitu. udah gw bilang kan, Ness.... sumpah gw kecewa banget sama loe. anjir... nafas gw. sumpah gw bingung harus ngomong apa sekarang. sorry banget gw ga ikut-ikutan dengan masalah loe, gw ga peduli sama masalah loe... asal loe tau, gw lagi banyak masalah dan loe, ah... bangsat lah" kata Fany
"Fan... sorry gw ga dengerin loe. gw suka banget sama dia. gw takut Fan... gw takut hamil, dia ngeluarinnya di dalam ga pake kontrasepsi" kata Vanessa
"ah... udah lah, sumpek gw denger cerita loe. gw ga mau denger curhat loe lagi soal ini. sorry gw ga mau liat muka loe lagi kalo harus ngomongin masalah ini, bye... gw pulang dulu" kata Fany
"Fan... please tolong gw Fan... gw harus gimana?? Fany... Fany...." teriakan Vanessa
Fany pergi begitu saja meninggalkan Vanessa yang sedang bersedih. tak sedikitpun Fany melihat dan berbalik arah kepada Vanessa. dia berjalan cepat menuju parkiran mobil. tapi di hati Fany dia sangat sayang sama Vanessa.
Vanessa sudah di anggap oleh Fany seperti adiknya sendiri. tapi Fany sangat kecewa, dia tidak mendengarkan Fany sebelumnya. dalam hati Fany berkata " Ness... maafin gw, gw terpaksa ngelakuin ini. gw lagi banyak masalah. gw ga bisa mikir, dan gw sangat kecewa. tapi gw sayang sama loe Ness". Saat berjalan Fany terlihat mengeluarkan air matanya, dan ingin segera keluar dari masalah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments