Senangnya dalam Hati Bila Beristri Dua

Sudah beberapa hari ini Helen selalu datang ke rumah. Ide yang gue sampaikan ke dia ternyata dipakainya. Ide buat mendekati Bagas dengan cara nanya-nanya pelajaran ke Bagas biar bisa berduaan belajar di rumah.

Ah, gue lega. Ada yang jadi pawangnya Bagas biar doi ga ngejahilin gue lagi. Gue juga jadi bebas keluar buat jalan sama Brian. Helen ga merasa dikacangin sama gue selama gue jalan sama Brian.

Sekarang gue lagi jalan kaki menuju rumah gue. Seperti biasa Brian cuma nganterin gue sampe depan gang. Kan gue bilang kalau gue ga mau keluarga gue tahu gue pacaran. Syukurnya Brian ga pernah protes kami backstreet kaya gini. Selain di lingkungan rumah kami juga backstreet di sekolah. Sesekali aja quality time di sekolahnya.

Gue berjalan dengan happy. Ya iyalah, secara gue abis jalan. Gue habis menikmati indahnya benda-benda artistik bareng Brian.

Mood gue pun tiba-tiba berubah gara-gara ada tetangga yang lagi lewat, jalan bertiga. Pas berpapasan kan gue nyapa. Wajar dong, hidup bertetangga masa diem-dieman? Eh masa ketiga orang itu ngelirik gue dengan mata sinis, kenapa ya? Dosa gue apa ya?

Gue pun sampai di depan rumah. Ternyata pintu ga ditutup. Ada sendal Helen di samping pintu.

"PAKEEEET... SELAMAT DATANG, SELAMAT BERBELANJAAA..." kata gue begitu melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah.

"YOOOP..." sahut Bagas dari dalam.

Gue jalan masuk ternyata di dalam Helen dan Bagas lagi asik berduaan. Bagas lagi melototin laptopnya sedangkan Helen lagi nulis-nulis di bukunya. "Hai!" sapa Helen.

"Hai. Asikin aja. Lanjut... lanjut..." Gue pun masuk ke dalam kamar setelahnya gue keluar lagi buat ke toilet baru setelahnya gue gabung bersama Helen dan Bagas. Gue bawa camilan yang gue beli tadi.

"Nah, gitu dong. Martabak ga ada Cel?" tanya Helen sambil menyambar keripik kentang yang udah gue sajikan di mangkuk.

"Ga usah ngelunjak. Masih mending gue bawain," kata gue.

Bagas terlihat serius dengan laptopnya. Gue melempar arah pandang dari Helen, memberinya kode seolah ngomong, "ngapa dia?"

Helen pun nangkep kode mata gue.

"Oh, Kak Bagas itu lagi serius ngerjain laporan magangnya. Hemh... Untuk sementara gue belum bisa ganggu doi dulu," jelas Helen.

"Jadi lu dari tadi dianggurin ya?" kata gue sambil ngunyah keripik kentang juga.

"Heh, kalian ga usah ngomongin gue," kata Bagas dengan mata yang terus menatap layar monitor.

"Sssst... hihihi..." Helen terkekeh.

"Hihihi..." Gue jadi ikut terkekeh.

Ekspresi Bagas kalau lagi serius mendingan juga. Sering-sering aja begini, daripada ekspresi yang jahil karena gabut, nyebelin banget.

Keesokan hari pun tiba.

Gue tengah bersama Helen di kelas. Lagi ada jam kosong sekarang jadi guru ga masuk.

"Cel, tahu ga sih, gue akhir-akhir ini semangat banget sama pelajaran Bahasa Inggris."

"Ya iyalah, lu kan lagi deket-deketnya sama crush elu," jawab gue.

"Hihi... Lihat deh... Ini tugas-tugas yang doi kasih ke gue dan gue excited banget buat ngerjain ini semua," kata Helen sambil menunjukkan buku catatannya.

"Gila! Eh ini... Lu ngafalin semua kosa kata ini? Ckckck," kata gue sambil nunjuk ke deretan tulisan penuh dalam satu halaman buku catatan.

"Iya dong. Psssst... jangan bilang-bilang ya, tapi separuh dari kosa kata ini udah gue tahu duluan sebelumnya," bisik Helen.

"Hemmm... pantes semangat, orang pura-pura bodoh," kata gue sambil menarik bibir dan meninggikan muka gue.

"Hihihi..."

"By the way, Cel... Gue mau ngomong deh sama elu," Helen memulai mukadimahnya. Roman-romannya gue bakal dengerin deklamasinya yang panjang dan ngebut nih kayanya.

"Apa?"

"Gue cuma mau ngomong kalau gue suka sama Kak Bagas. Gue ga bisa menahan perasaan gue lagi. Apa gue nembak tu orang aja ya?" kata Helen.

Seorang cewek nembak cowok. Sebuah hal yang bikin mengelus dada, umumnya. Seorang cewek butuh usaha buat ngumpulin mental buat ngelakuin hal itu. Tapi enggak dengan Helen. Anak ceplas-ceplos ini selalu mendapatkan apa yang dia inginkan.

Gue jadi kebayang suatu ketika bakal terjadi hal kaya gini.

"SAYANG... TOLONG BUATKAN KOPI SUSU," teriak Bagas yang lagi nonton Film Spongebob sama Helen di ruang TV. Mereka sedang asik-asiknya ngakak bareng.

"Ini kopi susunya," gue datang dengan membawa secangkir kopi susu dan dua botol soda stroberi. Gue tahu minuman kesukaan Helen yang itu juga adalah minuman kesukaan gue.

"Celine... jangan di dapur terus, sini bergabung sama kita. Ini adalah episode yang paling seru, walaupun diulang-ulang tetep aja ga pernah ngebosenin. Iya kan Sayang?" kata Helen.

"Bener Sayang. Sini-sini duduk sebelah suamimu ini," Bagas memberi ruang di sofa itu untuk gue.

Gue pun duduk di samping kanan Bagas sedangkan Helen duduk di samping kirinya.

Kami bertiga pun ngakak bareng. "Bener kata lu Len. Lucu banget! Hahaha..." kata gue.

"Duh bahagianya gue punya dua istri yang akur," kata Bagas.

NGOEEEEEEK...

Putaran film di kepala gue mendadak berhenti, kasetnya kusut.

Gue berkedip cepat dan menggelengkan kepala. Brrr... Bulu kuduk gue merinding. Amit-amit sih. Pahit pahit pahit pahit! Bisa-bisanya kepikiran hal yang membagongkan kaya gitu.

"... Jadi gitu Cel..." Oh, Helen lagi cerita ya? Hehe... Gue malah bengong. Bodo amat, anggap aja gue nyimak dia daritadi.

"Udah ceritanya?" tanya gue.

"Udah," jawab Helen.

"Jadi gini. Maaf-maaf nih ya... Tapi, ah, lu suka baper kalau orang ngasih masukan!"

"Ngomong aja, Celine. Gue akan terima kok," kata Helen.

Oke, gue gas nih. Tapi tetep aja gue harus menjaga kata-kata gue. Gue ga yakin dengan jawabannya barusan. Soalnya selama ini doi kalau dikasih masukan pasti ngambek.

"Gue tahu lu lagi seneng-senengnya menikmati romantika dunia per-asmara-an. Tapi gue saranin lu tetap harus berhati-hati. Tetap waspada. Soalnya gue perhatiin kan lu sama crush elu itu sering berduaan, di dalam ruangan, lagi. Gue juga sering ada kegiatan di luar, jadi ya kalian bener-bener berduaan jatuhnya," gue ngambil acang-ancang.

"Terus?" Helen nyimak.

"Gue aja yang statusnya pacaran sama Brian ga pernah tuh bener-bener berduaan kaya gitu apalagi di tempat sepi, tertutup, kaya yang lu dan Bagas lakuin. Selama ini gue jalan sama Brian ke tempat-tempat umum, rame," kata gue.

"Maksud gue gini, doi kan cowok lu cewek... di tempat sepi, tertutup, berduaan doang... See?" Aduh cara gue ngejelasinnya gimana ya?

"Maksud lu?" Wah, nada bicara udah agak meninggi nih. Mana mukanya tiba-tiba kusut gitu.

"Maksud gue hati-hati aja, Helen. Kita ga tahu apa yang ada di dalam isi kepala Bagas ketika berduaan sama cewek. Takutnya... Cuma takutnya ya, belum tentu kejadian..."

"Takutnya gue dan dia berbuat hal-hal yang ga seenonooh gitu?" Mampus gue, emosi Helen kayanya mau meledak sebentar lagi. Ibarat gunung berapi sekarang udah ada gejala awan panasnya.

"Sabar dulu Len... Kan gue..." Sumpah, gue bingung nih. Doi positif marah nih!

BRAAAAAK...

"Gue ga nyangka ya lu bisa setega itu sama gue!"

Terpopuler

Comments

ᥫᩣ 🕳️ Chusna

ᥫᩣ 🕳️ Chusna

akirr bnerr yaa 🤣

2023-06-20

0

ᥫᩣ 🕳️ Chusna

ᥫᩣ 🕳️ Chusna

istri pertma dan kedua

2023-06-20

0

ᥫᩣ 🕳️ Chusna

ᥫᩣ 🕳️ Chusna

lebih baik pura pura bodoh ya

2023-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!