Karena kondisi yang lebih baik Helen hadir di antara gue dan Bagas, kami pun bersepakat untuk ngasih tahu alamat rumah kami ke Helen. Helen bisa dijadiin tukang rame-ramein rumah biar isinya ga cuma gue dan Bagas doang. Kaya fungsi hewan peliharaan ga sih? Hahaha...
Bagaimanapun juga Helen adalah sohib gue yang paling bestie. Gue ga pernah becandain doi yang nyama-nyamain doi dengan hewan peliharaan kok. Tenang aja. Doi sakit hati terus manfaatin kekuasaan bokap-nyokapnya bisa amsyong gue!
Di jam istirahat.
Gue lagi duduk di kantin sama Helen. "Ayo Ceeel... Lu udah janji sama gue mau ngasih tahu alamat rumahlu yang baru," rengek Helen.
Ampun gue, kalau lengan gue digoyang-goyangin gini risih banget, sumpah.
"Sini HP-lu." Gue pun ngetag alamat gue pake google map. "Udah ya," kata gue. Gue lanjut nyedot jus alpukat gue. Daritadi tangan gue goyang mulu, meganin pipet ga kondusif.
"Oh di daerah sini... Kenapa lu pindah?" tanya Helen.
Tuh kan bener pertanyaan yang bakal nongol selanjutnya pasti itu. Udah gue siapin jawabannya di kepala gue.
GLEEEEK...
"Ah, sedapnya jus alpukat ini..."
"Ceeeel..." Helen merengek. Ni anak ga sabaran banget. Orang gue lagi nelen minuman gue, masih aja gue digoyang-goyangin.
"Hem?"
"Janji lu kan sepaket. Ngasih tahu alamat plus cerita gimana itu kok bisa pindah rumah. Ayo Ceeeeel..." rengek Helen lagi.
"Iya, iya. Jadi gini..." Helen memperhatikan gue dengan saksama. "Jangan gitu mukanya ih! Ga nyaman gue lu pelototin gitu," kata gue.
"Nah, jadi gini... Lu tahu kan kalau Bagas itu paman gue?"
"Ya. Jadi ada hubungannya dengan Kak Bagas?"
"Iya. Jadi doi kan kuliah di luar kota dan sebelumnya memang ga tinggal di sini. Doi ke sini karena tugas magangnya memang di tempat kita ini. Nah, gue pun sebagai murid tempat doi magang akhirnya disuruh sama bokap nyokap buat jadi tour guide-nya. Mampus ga gue?" jelas gue.
"Hah? Gimana... Gimana? Jadi lu disuruh jadi pawang Kak Bagas selama doi di sini. Jadi maksud lu... LU TINGGAL SAMA EMMM..."
Nyaris! Gue langsung bekap mulut Helen. Bahaya kalau orang-orang pada tahu.
"Lu bisa ga sih ga usah ember? Malu, anjir!" protes gue. Helen pun ngangguk-ngangguk baru mulutnya gue lepasin.
"Ih kok bisa?" bisik Helen.
"Udah gue jawab ya. Malah masih nanya," kata gue sambil memutar mata.
"Gue seneng banget Celiiiiiine! Berarti gue bisa TePe-TePe sama Kak Bagas dong! Ah gue mau sering-sering main ke rumah lu deh," kata Helen dengan gembira.
Sesuai dengan kemauan lu, Bagas!
Jam sekolah pun usai. Gue balik ke rumah, ketemu Bagas lagi, Bagas lagi. Kami berdua masih selalu masa bodo-masa bodo.
Sore itu...
TOK TOK TOK TOK...
"Ah, pasti Helen. Dari ketukannya yang lemes dan centil udah ketahuan," kata gue yang lagi di ruang tengah.
"Biar gue aja yang buka," kata Bagas. Huu... Giliran urusan cewek aja, gercep!
"Buka aja sana," kata gue tanpa melihat ke arahnya.
Bagas udah nyisir-nyisir rambut, langsung make kemejanya dan ngebukain pintu dan...
JEDEEER...
Pintunya ditutup lagi.
"TUNGGU SEBENTAR BU. RUMAH SAYA BERANTAKAN, MAU DIBERESI DULU," teriak Bagas sambil melipir mendekati gue.
Gue menaikkan bahu.
"Bu Retno," bisik Bagas.
"Mampus!" Gue dengan cepat melucuti semua barang-barang gue. "Tu orang ngapain ke sini? Lu ngasih tahu alamat sini ke dia juga?" bisik gue kesel.
"Enggak. Sumpah! Jemuran lu!"
Gue langsung ngambil jemuran gue di depan jendela samping. Dengan langkah berlari-lari gue masuk ke dalam kamar sambil membawa semua barang-barang gue itu. Gue pun mengunci pintu kamar gue dari dalam.
Gue menempelkan kuping gue ke pintu.
"Eh, Bu Retno. Tumben datang," kata Bagas.
"Aih, panggil sana Ratna, ga usah Ba Bu Ba Bu," kata perempuan centil itu. Cocoknya elu yang jadi babu, menurut gue.
"Kedatangan saya ke sini mau silaturahmi saja. Kebetulan saya lewat sini."
"Oh, begitu ya, Bu. Eh Ratna. Ngomong-ngomong kok Ratna tahu saya tinggal di sini?" tanya Bagas.
"Gimana sih Bagas ini, kan saya juga yang membantu urusan administrasi magang kamu. Jadi ya saya tahulah. Jangankan alamat rumah orang, kalau ada lubang semut pun saya tahu."
"Hahaha..."
"Hahaha..."
"Ratna bisa saja."
"Oiya, ngomong-ngomong gimana rasanya tinggal di sini?"
"Rasanya ti-tinggal di si-sini?"
Please Bagas, lu jangan sampe ngerusak sikon ya! Awas aja lu kalau info bocor gara-gara lu!
"Iya, katanya sebelumnya tinggal di luar kota. Jadi orang baru dong. Apa kamu butuh penunjuk jalan atau teman jalan? Saya bisa loh..."
"Oh, ga perlu repot-repot Ratna. Tentu Ratna juga sudah membaca CV saya kan? Orang tua saya asli daerah sini, jadi saya ga perlu penunjuk jalan. Hihihi."
"Oh ya? Emh..."
Eh ngapain lagi tuh? Kok ga kedengaran apa-apa lagi? Cuma ketawa-ketiwi doang? Jangan-jangan...
Ah, cocok nih. Yang cowok mesum, yang cewek ganjen. Cocok! Tapi masa mereka berbuat yang enggak-enggak di sini? Bisa sial rumah ini nanti! Masalahnya gue ikut tinggal di sini juga. Gue ogahlah kalau kena sial gara-gara ulah mereka berdua.
Tapi, tahan Celine! Tahan! Ga boleh terlalu baper. Inget lu lagi sembunyi dan Retno cantil itu ga boleh tahu fakta antara gue sama Bagas.
"Jadi kebelet pipis. Boleh numpang ke belakang ya?"
"I-iya boleh. Sebentar, tunggu. Saya ga pede kalau ternyata di belakang masih berantakan."
"Ah, ga perlu sungkan. Biasa aja sih. Dulu saya juga pertama kali ngekos suka berantakin isi kosan."
Suaranya semakin mendekat. Kayanya mereka udah jalan ke sini deh.
"Tapi ini termasuk rapi loh. Penataan, tipe barang-barangnya. Seperti ada perempuan yang tinggal di sini."
Hah?! Aduh!
"Wah ga nyangka kamu bisa serajin perempuan ya. Tipe pasangan ideal. Hihihi... Kamarnya ada beberapa ya. Kamu pakai untuk apa?"
"JANGAN! JANGAN KAMAR YANG ITU."
Anjir, gue kaget banget. Ah, gue harus nyumputin semua barang gue. Siap-siap aja, kali aja tu Retno centil ujug-ujug maksa masuk. Gue simpan di mana semua barang ini?
"Ratna... katanya tadi kebelet. Mari saya tunjukkan toiletnya. Jangan kemana-mana, nanti nyasar, lagi."
"Oh iya ya. Hihihi... Dimana toiletnya?"
Ga lama, suara mereka berdua pun ga kedengeran lagi. Ih, pada kemana sih orang-orang? Gue kebelet pipis nih! Gue bisa keluar sebentar buat ke kamar mandi ga ya?
Ngebut banget jalannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
wahhh rettt kau mumpg pipis apa mumpg tdurr nxa kamar kmsrr
2023-06-20
0
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
wahh Bu rett centil amatt
2023-06-20
0
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
busettttt 🤣🤣🤣🤣
2023-06-20
0