..."Ada lima tanda orang bodoh; kesombongan, percakapan jahat, kemarahan, argumen keras kepala, dan kurangnya rasa hormat terhadap pendapat orang lain."...
...***...
Dalam hidup sudah pasti ada yang namanya cobaan. Contohnya saat ini, Hazel yang sedang berjalan santai menuju kelasnya sambil memakan sebuah cilok harus mengurungkan niatnya ketika cilok yang berada ditangannya tiba-tiba berpindah ke tangan laki-laki yang saat ini mengunyah cilok nya dengan santai.
"Enak!" ucap laki-laki itu sambil mengunyah cilok dengan ekspresi wajah yang bisa membuat Hazel mengernyit jijik.
"Sialan lo Gentala!" desis Hazel.
Tolong ingatkan Gentala bahwa cilok adalah makanan terfavorit Hazel. Berani mengambil ciloknya tanpa izin? Maka kalian harus siap dianiaya oleh Hazel.
"Balikin cilok gue!" kesal Hazel.
Gentala tersenyum membuat para perempuan yang memperhatikan mereka memekik tertahan karena tidak kuat dengan senyuman Gentala.
Hazel yang melihat itu berdecih sinis. Sok kegantengan! Pikir Hazel.
"Gue minta cilok gue bukan senyum lo itu!"
Gentala menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Gimana ya Zel, kan makanannya udah masuk ke sini," ucap Gentala sambil menepuk-nepuk perut nya.
Hazel tersenyum lalu mendekat ke arah Gentala, "Kalo gitu muntahin!"
Gentala melotot kaget ketika Hazel menepuk-nepuk tengkuknya untuk memuntahkan cilok itu.
"Zel lo gila?!" ucap Gentala yang berusaha menghindar dari Hazel, tapi sayang Hazel dengan kuat menahan Gentala.
"Makanya muntahin! Asal lo tahu aja ya, kalau cilok itu lebih berharga dari lo!"
"Buset gue di bandingin sama cilok," ucap Gentala yang terus menghindar dari Hazel.
"Kak jangan kak. Kasian kak Gentala," sahut seorang gadis yang merupakan adik kelas mereka.
"Diem lo!" ucap Hazel membuat adik kelas itu mundur karena takut Hazel akan mengamuk padanya.
"Zel galak amat lo ah!" sungut Gentala kesal karena baginya, melindungi fans nya itu adalah wajib.
Sedangkan adik kelas tadi tersenyum malu ketika Gentala membelanya seperti itu. Lagipula siapa yang tidak senang jika seorang Gentala membela mereka?
Hazel memutar bola matanya malas, "Lo–"
"KALIAN NGAPAIN MASIH DI LUAR?! APA KALIAN TIDAK MENDENGAR BEL?! MASUK KELAS SEKARANG!"
Mereka yang berada di koridor tersebut dengan cepat berpencar untuk masuk ke kelas masing-masing, begitu juga dengan Gentala yang menarik tangan Hazel untuk masuk ke kelas mereka ketika mendengar suara guru killer di sekolah mereka.
Sesampainya di kelas XII IPA 2, Gentala segera melepaskan tangan Hazel dan berlalu masuk ke kelas terlebih dahulu meninggalkan Hazel yang rasanya ingin memakan Gentala hidup-hidup. Seperti kanibal saja Hazel ini hehe.
"Katanya cuma beli cilok tapi lamanya kayak mau pergi umroh aja!" sindir Neisha yang merupakan sahabat Hazel.
Hazel mendengus kesal lalu duduk di bangkunya, "Diem lo! Gue lagi gak mood ngomong!"
Neisha memutar bola matanya malas lalu melanjutkan kegiatannya bermain game pou dari ponselnya.
Sementara Gentala yang sedang bercermin untuk memastikan bahwa kadar kegantengannya tidak pudar akibat Hazel itu terus merapikan rambutnya. Rambut saja yang rapi, tapi baju udah keluar!
Setelah merasa sudah rapi, Gentala berjalan menuju meja nya. Ia berhenti di sebelah Arthur–sahabatnya yang sedang tidur. Tersenyum licik Gentala menarik nafas dalam-dalam lalu...
"WOI BANGUN ADA BU TUT!"
"EH IYA SELAMAT PAGI BU!"
Seisi kelas sontak tertawa akibat kelakuan Gentala dan kepolosan Arthur. Sedangkan Arthur yang sedang berdiri, langsung menatap tajam Gentala yang sedang tertawa terbahak-bahak.
"Sialan lo Gen!" desis Arthur.
Gentala meredakan tawanya, "Peace bro! Lagian lo ngapain tidur pagi-pagi begini dah?!"
"Habis main dia Gen tadi malam!" sahut Satria yang berada di belakang Arthur.
Gentala membulatkan matanya dramatis, "Main apaan Sat?"
"Mainnya Arthur keren! Di hotel cui!" timpal Saga yang duduk di sebelah Arthur.
"CEWEK MANA YANG LO AJAK THUR?!" tanya Gentala heboh.
Seisi kelas kemudian menatap Arthur dengan raut wajah tak percaya.
"Thur lo udah gak anu?" tanya Hazel dari ujung.
"Anu apaan anjing? Gue cuma nganterin temen gue ke sana!" kesal Arthur karena dituduh melakukan yang iya-iya.
"Temen apa temen?" goda Gentala sambil menaik-turunkan alisnya.
"Temen gue itu asu!" umpat Arthur yang kesabarannya sudah habis karena meladeni teman-teman laknat nya ini.
"Kalian percaya? Gue sih engga!" ucap Satria menyebalkan.
Arthur menatap mereka malas, "Terserah lo pada!"
"Cielah ngambek! Iya thur kita percaya kok sama lo!" ucap Gentala sambil tersenyum mengejek.
Arthur menatap Gentala sinis, lalu ia mengacungkan jari tengah ke arah Gentala membuat mereka tertawa.
"Assalamualaikum."
"Wassalamu'alaikum!"
Guru kimia sudah masuk membuat semua murid duduk di bangku masing-masing. Menyebalkan jika pagi-pagi begini harus dihadapkan dengan hitung-hitungan.
...***...
"Zel lo mau pesen apaan?" tanya Neisha.
"Nasgor aja deh gue."
"Oke tunggu ya!" ucap Neisha yang diangguki oleh Hazel.
Sambil menunggu, Hazel membuka aplikasi Instagram dan melihat snapgram(sg) yang dibuat oleh Gentala. Karena penasaran, Hazel membuka sg dari Gentala. Terlihat disana dengan sok kegantengannya, Gentala berfoto dengan cool padahal aslinya bobrok. Hazel berdecih sinis melihat foto itu.
"CEWEK SIALAN! BERANI-BERANINYA LO NGEREBUT AKSA DARI GUE?!"
Hazel mematikan ponselnya ketika mendengar suara keributan yang berhasil mengambil perhatian seisi kantin. Terlihat seorang gadis cantik tertunduk karena bentakan dari perempuan dengan baju ketat dan make up yang sebenarnya tidak pantas untuk di sekolah.
"Maaf Alora. Aku gak ada ngerebut Aksa dari kamu. Bahkan aku juga gak ada hubungan apapun sama Aksa," ucap perempuan yang menjadi lawan Alora.
Gadis itu terlihat takut karena terlihat dari tubuhnya yang gemetar dan tidak berani menatap Alora. Mereka berdua saat ini di kelilingi oleh murid-murid untuk melihat apa yang terjadi. Hazel yang penasaran akhirnya mendekat begitupun dengan Gentala, Arthur, Saga dan Satria.
Alora terkekeh sinis, "Lo pikir gue percaya gitu aja sama lo hah? Aksa mutusin gue karena lo! Lo apaan Aksa sampai dia bisa-bisanya mutusin gue demi lo?!"
Bisik-bisik tak mengenakan mulai terdengar di telinga gadis itu. Tubuhnya semakin gemetar lalu dengan perlahan ia mengangkat kepalanya untuk menatap Alora.
"Aku gak pernah godain Aksa. Aku gak mungkin ngerebut dia dari kamu Alora," lirih gadis itu.
"HALAH BACOT LO ******!" baru saja tangan Alora akan menyentuh pipi gadis itu tapi terhenti ketika Gentala menahan kuat tangan Alora.
"Jadi cewek jangan kasar," ucap Gentala dengan tenang.
Alora menghentakkan tangannya hingga terlepas dari cekalan Gentala, "Lo gak usah ikut campur!"
"Lo gak berhak ngatur gue," ucap Gentala yang kemudian menarik tangan gadis itu pergi dari kerumunan murid-murid itu.
"SIALAN LO ANJING!" teriak Alora murka. Sepertinya Alora masih belum puas jika amarahnya belum sampai ke gadis itu.
Hazel yang sejak tadi memperhatikan akhirnya mendekat, "Alora." panggil Hazel.
Alora mengalihkan pandangannya menatap Hazel. Pandangan marahnya seketika berubah menjadi benci ketika melihat Hazel. Ia membenci Hazel karena dulu Aksa pernah menyukai Hazel dan menurutnya Hazel itu tidak lebih baik darinya.
"MAU APA LO?!" tanya Alora dengan nada keras.
Hazel mengernyitkan dahinya aneh lalu tertawa sarkas, "Santai kali! Gue cuma mau bilang kalo lo itu.... monster!"
"MAKSUD LO APA BANGSAT?!" marah Alora.
"Harusnya lo itu ngaca dan tanya sama diri lo sendiri, kenapa Aksa mutusin lo! Tapi lo gak perlu repot-repot kayak gitu karena gue akan bantu jawab," dengan senyum yang teramat manis Hazel memandang Alora.
Semua murid penasaran apa yang akan di katakan Hazel kepada Alora. Mereka semua tahu bahwa ada kebencian diantara keduanya. Semua orang tahu alasan Alora membenci Hazel tapi mereka tidak tahu kenapa Hazel membenci Alora. Apa karena Alora yang terus-menerus mencari masalaj dengannya? Sepertinya iya.
Hazel memandang Alora dari atas sampai bawah dengan tatapan menilai.
"Lo gak lebih dari sampah! Jadi gak heran kalau Aksa gak mau sama lo! Dan lo nyalahin cewek tadi atas putusnya lo sama Aksa? Itu cara rendahan Alora! Harusnya lo tanya ke Aksa, kenapa dia mutusin lo? Sebenernya urusannya gak akan besar kalau lo punya otak! Tapi sayang kayaknya otak lo gak berfungsi! Bukan kah begitu Aksa?"
Semua mata tertuju kepada seseorang yang sedang bersandar di dinding tempat masuknya kantin. Terlihat Aksa yang memandang datar sambil bersedekap dada. Alora terdiam. Hazel berhasil membuat harga dirinya jatuh.
"Awas lo!" geram Alora yang kemudian pergi keluar kantin dengan muka merah menahan marah.
Aksa dan Hazel bertatapan tapi tak lama karena Hazel membuang pandangannya dan pergi dari kantin meninggalkan Neisha yang menatapnya cengo.
"Gila, keren banget temen gue!" ucap Neisha.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ray
mampir jg ke novel ku Thor
2023-11-12
1
Mukmini Salasiyanti
👌💪👍👍👍
wadidawwwwwwwww
2023-11-07
1