Erlangga Putra Wijaya, pria berusia 30 tahun adalah seorang CEO disebuah perusahaan desain. Di usianya yang masih muda, Erlangga sudah bisa memimpin perusahaannya hingga bisa menjadi perusahaan desain yang sangat terkenal. Bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri.
Banyak wanita yang menyukai Erlangga. Sosoknya yang cuek dan dingin tak membuat para wanita itu takut padanya. Justru mereka semakin gencar mendekatinya.
***
Pagi ini Erlangga sedang mengadakan rapat mingguan dengan para karyawan di perusahaannya.
"Bagaimana perkembangan desain grafis yang kalian buat untuk PT. Abadi Jaya. sudah sampai mana progresnya?" Erlangga bertanya pada Naufal, Manager Proyek dari tim desain.
"Sejauh ini sudah mencapai 80 persen pak, dan tim kami akan berusaha menyelesaikannya dalam minggu ini. Setelah itu nanti akan saya kirim ke bapak biar bisa bapak periksa lagi hasilnya," jelas Naufal.
"Bagus, saya suka dengan cara kerja tim kalian. Kalau bisa secepatnya, supaya klien juga puas dengan hasil kerja perusahaan kita."
"Baik pak," jawab Naufal tersenyum lega.
"Baiklah, saya rasa sampai disini dulu rapat kita untuk minggu ini. Saya harap untuk rapat selanjutnya akan ada selalu kabar baik dari kalian, dan saya minta progres kerja kalian selalu ditingkatkan."
"Baik pak," jawab para karyawan serentak.
Setelah Erlangga menutup rapat, seluruh karyawannya satu persatu keluar dari ruang rapat tersebut. Kini hanya tersisa Erlangga dan asistennya yang masih duduk di dalam ruangan tersebut.
"Setelah ini, apa lagi agenda saya untuk hari ini?" tanya Erlangga pada Dewo, asistennya.
"Untuk saat ini gak ada pak, tapi nanti jam 2 siang bapak ada pertemuan dengan Pak Hartono dari PT. Mandiri Karya."
Erlangga hanya menganggukkan kepalanya paham. "Baiklah, kalau begitu kamu ikut saya. Kita makan siang dulu."
"Baik pak."
Erlangga berjalan lebih dahulu dan diikuti Dewo dibelakangnya. Mereka berdua keluar dari ruang rapat lalu berjalan menuju lift. Pintu lift terbuka, keduanya pun masuk dan Dewo menekan tombol menuju lobi.
Sesampainya mereka di lobi, tiba-tiba Erlangga menghentikan langkahnya membuat Dewo pun terpaksa berhenti juga.
"Ada apa, pak. Kenapa bapak berhenti?" tanya Dewo penasaran.
"Kamu kenal dengan wanita yang didepan itu?" tanya Erlangga menunjuk seorang wanita berhijab yang sedang berbicara dengan satpam kantor.
Dewo pun melihat ke arah yang ditunjuk Erlangga. Untuk sesaat dia memperhatikan wanita itu, namun beberapa detik kemudian, Dewo menggeleng karena dia memang tidak mengenalinya.
"Maaf pak, saya tidak tau siapa wanita itu. Emangnya kenapa pak?"
"Tidak apa-apa. Kita tunggu saja dulu sampai wanita itu pergi," ucap Erlangga.
Erlangga terus memperhatikan wanita itu hingga akhirnya sang wanita pun pergi, barulah Erlangga melanjutkan langkahnya keluar dari kantor dan menghampiri satpam perusahaannya.
"Pak Anton, perempuan yang tadi itu siapa?" tanya Erlangga pada satpam yang bernama Anton.
"Ooh, itu istrinya pak Adam, pak."
"Mau apa dia kemari?"
"Katanya mau bertemu dengan pak Adam, padahal kan pak Adam gak masuk kerja dari kemarin ya pak."
Erlangga mengangguk paham sambil terus memandangi Elfira yang berjalan terus hingga akhirnya sosok Elfira menghilang di dalam taksi yang ditumpanginya.
"Dewo," panggil Erlangga.
"Ya pak."
"Tolong kamu cari tau tentang wanita tadi."
"Siapa pak?" tanya Dewo bingung.
Erlangga menatap Dewo dengan tatapan tajam, membuat Dewo jadi salah tingkah dan merasa bahwa dia telah melakukan kesalahan.
"Ah, maksud bapak wanita yang tadi."
"Hmm."
"Baik pak, saya akan cari tau dan segera melaporkannya ke bapak."
"Bagus."
Erlangga memberikan kunci mobilnya pada sang asisten. Dewo yang paham maksud dari boss nya itu pun langsung berlari menuju parkiran untuk mengambil mobil sang boss. Sementara Erlangga hanya menunggu di depan lobi kantornya.
***
"Ma."
Cup
Erlangga baru saja sampai di rumahnya dan melihat Wulan, sang mama yang sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi. Erlangga menghampiri sang mama dan mengecup pipinya, membuat sang mama terkejut.
"Ish, kamu ini kebiasaan deh. Selalu saja bikin kaget mama," omel sang mama.
"Hehe, maaf ma. Habisnya mama serius banget nontonnya, lagi nonton apa sih?" Erlangga cengengesan menjawab omelan Wulan, lalu dia pun ikut duduk disebelahnya.
"Itu loh, mama lagi nonton sinetron yang lagi viral. Yang ceritanya tentang perselingkuhan gitu. Bahkan nih ya, dalam kehidupan nyata si aktor, ternyata beneran selingkuh sama lawan mainnya itu loh. Duh, mama jadi sama istrinya. Mana masih muda lagi," ucap Wulan antusias.
"Biarin aja lah ma, itu urusan pribadi mereka. Lagian mama ini, hobi banget nonton sinetron," ucap Erlangga.
"Makanya kamu buruan nikah, biar mama ada temen ngobrol di rumah. Jadi gak nonton sinetron terus."
"Ck, kenapa jadi lari kesana sih bahasannya. Suatu saat nanti Erlang juga bakalan nikah kok."
"Kapan, nunggu kamu tua atau nunggu mama nyusul papa dulu baru kamu nikah."
"Mama kok ngomongnya gitu sih, mama sabar aja dulu. Kalo udah ketemu jodohnya nanti Erlang bakalan nikah."
"Makanya kamu jangan nolak tawaran mama terus dong, tiap kali mama mau kenalin kamu ke anak-anak temen mama."
"Enggak deh ma, rata-rata mereka semua cewek matre. Mereka cuma mau harta Erlang aja."
'Haah'
Wulan menghela napasnya, dia sudah habis akal menghadapi putra semata wayangnya ini. Selalu saja ada alasan tiap kali ingin di kenalkan dengan seorang gadis. Entah gadis seperti apa yang dia inginkan untuk menjadi istrinya. Wulan menatap intens Erlangga, di genggamnya tangan sang putra.
"Mama mohon sama kamu, Lang. Menikahlah sebelum mama benar-benar menyusul papa. Ingat, usia kamu sekarang sudah 30 tahun. Jangan sampai nanti orang mengira kalau anak kamu itu sebagai cucu kamu karena kamu sudah tua."
"Iya, ma. Mama tenang aja, Erlang pasti akan menikah sebelum usia Erlang 32 tahun."
"Mama tunggu kabar baik dari kamu."
"Erlang ke kamar dulu ya, ma. Mau mandi dulu." Erlangga pun pergi ke kamarnya setelah mendapat anggukan dari sang mama.
Di dalam kamarnya, Erlangga tak langsung mandi. Dia duduk di pinggiran kasurnya sambil memikirkan ucapan Sandra tadi. Sejak papa nya meninggal 10 tahun yang lalu, memang Erlangga yang menjadi tulang punggung keluarga menggantikan sang papa. Di usianya yang masih 20 tahun saat itu, Erlangga harus mengelola perusahaannya menggantikan sang papa sambil kuliah. Karena kegiatannya yang padat membuat Erlangga tak mempunyai waktu untuk bermain ataupun berpacaran.
Dalam lamunannya, Erlangga teringat dengan wanita yang dilihatnya di depan kantornya tadi.
Erlangga mengambil ponselnya dari dalam saku celananya lalu menghubungi nomor Dewo.
Panggilannya tersambung namun Dewo tak menjawabnya. Hingga panggilan ke dua pun, Dewo masih belum menjawab membuat Erlangga kesal. Erlangga mencoba menghubungi Dewo untuk yang ketiga kali nya, barulah panggilannya di jawab.
"Ha...."
"Buang saja ponselmu ke tempat sampah!" teriak Erlangga sebelum Dewo sempat mengucapkan 'halo', membuat Dewo menjauhkan ponselnya dari telinga.
'Punya bos hobinya ngomel-ngomel melulu,' gerutu Dewo dalam hati.
"Jangan menggerutu dalam hati," ucap Erlangga membuat Dewo tersentak, bagaimana bisa bos nya ini tau kalau dia sedang menggerutu.
"Eh, buseet. Kok bos bisa tau sih kalo saya menggerutu dalam hati?" tanya Dewo penasaran.
"Tentu saja saya tau, bahkan saya juga tau warna pakaian dalam kamu."
"Waah, bos. Saya jadi takut, jangan-jangan bos suka jeruk makan jeruk ya."
"Mulai besok saya mau surat pengunduran diri kamu sudah ada di atas meja saya," ancam Erlangga merasa kesal dengan ucapan Dewo
"Yah, jangan dong bos. Iya, iya saya minta maaf, ngomong-ngomong ada perlu apa bos menghubungi saya jam segini." Dewo pun menyerah menggoda Erlangga karena ancamannya dia bisa kehilangan pekerjaan.
"Saya mau tanya soal tugas yang saya berikan tadi siang, apa kamu sudah mendapatkan informasinya?"
"Ooh, soal wanita yang tadi ya bos. Saya sudah dapat info tentang wanita itu, sebentar saya akan kirim ke email bos."
"Baiklah, kirim sekarang juga."
"O.."
klik.
"Ck, dasar bos nyebelin. Belum juga gue jawab udah main tutup-tutup aja teleponnya," gerutu Dewo setelah Erlangga mematikan ponselnya secara sepihak. Namun Dewo teringat dengan ancaman Erlangga tadi, dia pun dengan cepat mencari file tentang informasi yang diinginkan Erlangga lalu mengirimkannya melalui email.
Sementara itu, Erlangga masih menunggu email kiriman dari Dewo dengan tak sabar. Namun, beberapa saat kemudian, notifikasi email baru masuk ke dalam ponselnya. Dengan cepat Erlangga membukanya dan membaca isinya.
"Elfira Zahira, ternyata benar dia istrinya Adam dan sudah memiliki anak," gumam Erlangga setelah membaca email yang dikirim oleh Dewo. Erlangga membaca semua isinya email-nya dan dia menemukan fakta baru yang membuatnya tersenyum.
"Dasar lelaki brengsek, sudah mempunyai anak dan istri yang cantik, masih saja tetap selingkuh. Lo liat aja, Dam. Gue akan buat istri lo mengetahui siapa lo sebenarnya," gumam Erlangga lalu tersenyum dengan ekspresi yang sulit untuk dijelaskan.
***
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Maisi 95
nah ini nih yg gue suka gk tegang mulu ada guyonanx 😍
2024-01-15
2
Eka Ratna Kurniasih
Ada sense humornya juga.Syuka banget bacanya.
Gk melulu nyimak problem rumah tangga.
2023-12-27
2
Deni Pratama
wah visualnya kin seokjin 😍😍
2023-12-05
1