Setelah menidurkan Anindya, Elfira langsung beranjak menuju kamarnya. Saat membuka pintu kamar, Elfira melihat Adam sedang berbaring di kasur sambil bermain ponsel.
Adam tak sadar jika sejak tadi Elfira memperhatikan dirinya yang sedang tersenyum sambil menatap layar ponselnya.
"Ekhem. Aku mau bicara, mas" Adam terkejut dengan kedatangan Elfira, dan dengan cepat Adam langsung meletakkan ponselnya diatas nakas.
"Kamu mau bicara soal apa sayang" tanya Adam sambil nyengir.
"Kenapa semalam kamu gak pulang" sebenarnya perasaannya saat ini sedang berkecamuk, namun Elfira masih harus menahannya.
"ooh, masalah itu. kirain mau ngomongin soal apaan" balas Adam santai tanpa rasa bersalah.
Elfira hanya bisa bengong mendengar balasan dari Adam. " 'Oh', kamu gak pulang semalaman dan respon kamu hanya 'oh'. Mas, kamu masih anggap aku ini istri kamu gak sih" untuk pertama kalinya Elfira merasa semarah ini dengan Adam.
"Kok kamu ngomongnya gitu sih. Aku kan cuma lembur, banyak kerjaan di kantor"
"Kalo lembur, kenapa gak kasih kabar. Kamu tau gak gimana cemasnya aku, semalaman aku nungguin kamu di depan pintu, tapi kamu nya gak pulang-pulang"
Adam pun bangkit dari kasur lalu mendekati Elfira dan merangkul bahunya untuk menenangkan. Namun dengan cepat Elfira menepisnya.
"Maaf sayang, hp mas lowbat. Mas lupa bawa charger"
Elfira tersenyum sinis karena merasa dianggap bodoh oleh Adam. Tadinya Elfira berharap suaminya akan bicara jujur. Namun sayangnya, sampai detik ini, Adam masih tetap membohonginya.
"Lowbat atau sengaja dimatikan"
"Maksud kamu apa, mas gak ngerti"
"Cih, kamu tau apa yang aku maksud mas. Gak usah pura-pura bodoh." ucap Elfira dengan menekankan kata 'bodoh'. "Kamu ingat kan, waktu Anin cerita kalo tadi siang kami pergi ke tempat kerja kamu, tapi kamu nya gak ada"
"O-oh, itu, mas lagi tugas ke luar. Ada pertemuan dengan klien" jawab Adam dengan terbata.
Habis sudah kesabaran Elfira. Ternyata Adam memang tak bisa berkata jujur. Mau sampai kapan dia harus dibohongi seperti ini. Hatinya benar-benar sakit, disaat dia mengetahui fakta bahwa suaminya berselingkuh, kini dia juga masih harus dibohongi oleh sang suami.
Tanpa terasa airmatanya mengalir membasahi pipi.
"Kamu bohong, mas. KAMU BOHONG" teriak Elfira membuat Adam terkejut. Karena selama lima tahun mereka menikah, ini adalah pertama kalinya Elfira meninggikan suaranya didepan Adam.
"Sst, kamu jangan teriak. Nanti Anin bangun"
"Aku gak peduli mas, aku gak peduli. Biarin Anin bangun, biar sekalian Anin tau, orang seperti apa ayahnya"
Elfira terus berteriak meluapkan emosi didalam dadanya.
"Kamu ini kenapa, sih. Dari tadi teriak-teriak dan ngomongin yang gak jelas kayak gitu" ucap Adam yang mulai terpancing emosi.
"Gak jelas kamu bilang. Kamu pikir aku gak tau apa yang kamu lakukan kemarin"
"Emangnya apa yang udah aku lakukan. Seharian aku kerja demi menafkahi kamu dan Anin, tapi kamu malah bersikap begini sama aku"
"Kalo kamu jujur, aku gak akan semarah ini mas. Tapi nyatanya, sampe detik ini pun kamu masih terus berbohong"
"Emangnya aku udah bohong soal apa sama kamu"
"Kamu ingat, waktu aku telepon kamu kemarin. Kamu bilang lagi dikantor, tapi kenyataannya kamu lagi berduaan sama cewek yang bajunya kurang bahan kayak gitu."
Adam terdiam mendengar ucapan Elfira.
"Bahkan dari kemarin kamu gak masuk kantor, mas. Kamu pamit sama aku dari rumah mau berangkat kerja, tapi kenyataannya kamu malah enak-enakan berduaan sama cewek murahan itu"
Adam terkejut, dia sungguh tak menyangka jika kebohongannya telah diketahui oleh Elfira. Namun Adam tak bisa mengakui begitu saja, Adam masih berusaha untuk berkelit dan menutupi kebohongannya.
"Kamu jangan nuduh mas sembarangan ya. Mana buktinya kalo mas berduaan sama cewek"
"Kamu mau minta bukti mas, ok, aku akan tunjukkan buktinya sama kamu" Elfira berjalan menuju tas nya yang tergantung lalu mengambil ponselnya dari dalam tas tersebut. Elfira membuka galeri dimana terdapat foto Adam dengan seorang wanita sedang bergandengan mesra. Ternyata diam-diam Elfira memfoto Adam bersama wanita tersebut.
"Nih buktinya. Sangat jelas kalo itu wajah kamu mas" ucap Elfira menunjukkan bukti fotonya.
Adam membelalakkan kedua matanya melihat foto tersebut. "Gak, ini gak mungkin mas. Ini editan, pasti ada seseorang yang meng edit foto ini dan mengirimnya sama kamu" sudah jelas bahwa foto itu memanglah dirinya, tapi Adam masih saja tetap berkelit.
"Ini bukan editan mas, ini jelas-jelas foto kamu yang aku ambil sendiri di mall kemarin. Aku ada disana, mas. Waktu aku telepon kamu, aku ada disana menyaksikan semuanya. Lalu malamnya kamu tidak pulang ke rumah, bahkan kamu gak bisa dihubungi sama sekali, apa yang sudah kamu lakukan dengan perempuan itu semalaman mas" kembali Elfira berteriak. Dia sudah muak dengan kebohongan suaminya.
"Mas gak melakukan apa-apa, Fir. Mas gak ngapa-ngapain sama perempuan itu, mas langsung balik ke kantor dan lembur" Adam ketakutan melihat Elfira yang sudah berurai air mata.
"BOHONG." sentak Elfira. "Dari tadi kamu terus berbohong mas. jelas-jelas satpam kantor bilang kalo kamu gak masuk kerja dari kemarin.
Adam sudah tak bisa berkelit lagi, karena pada kenyataannya Elfira sudah mengetahui semuanya.
"Maafin mas, sayang. Mas janji gak akan mengulanginya lagi" Adam bersimpuh di kaki Elfira.
Dengan cepat Elfira menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari Adam. "Malam ini aku tidur di kamar Anin" hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Elfira. Setelah itu dia langsung keluar dari kamarnya dan tidur dikamar Anin.
"Aaarrggh"
Setelah Elfira pergi, Adam berteriak frustasi sambil menjambak rambutnya sendiri.
"Brengsek. Bisa-bisanya aku ketahuan sama Elfira" Adam duduk dipinggir tempat tidurnya sambil berpikir apa yang harus dia lakukan agar Elfira mau memaafkannya. Namun karena rasa lelah yang hinggap ditubuhnya dan juga rasa kantuk yang mulai menyerang, akhirnya Adam memutuskan untuk tidur dan besok dia akan berusaha untuk meminta maaf kembali.
***
Pagi hari Elfira sudah bangun dan sedang menyiapkan sarapan untuk Anin dan Adam. Meskipun saat ini dia sedang kesal dan marah, tapi Elfira tetap tak bisa mengabaikan tugasnya sebagai seorang istri.
"Pagi sayang" sapa Adam saat melihat Elfira sedang memasak nasi goreng sebagai menu sarapan mereka. Adam mendekati Elfira dan hendak mencium keningnya. Elfira yang menyadari itu pun langsung menghindar.
"Kamu masih marah sama, mas" tanya Adam tanpa merasa bersalah, seolah-olah kejadian kemarin tak berarti apa-apa untuknya.
'Haaah'
Adam menghela napas panjang karena Elfira tak menanggapinya, Adam pun berjalan menuju meja makan dimana sudah tersedia secangkir kopi yang dibuat Elfira untuknya. Adam menyeruput kopi tersebut sedikit demi sedikit karena masih panas.
"Mas beneran minta maaf sama kamu, Fir. Mas khilaf" bujuk Adam agar Elfira mau memaafkannya. Elfira meletakkan sepiring nasi goreng dihadapan Adam lalu duduk disebelahnya.
"Khilaf kamu bilang mas, khilaf apa doyan kamu. Emangnya aku kurang apa sebagai istri. Aku selalu setia sama kamu, menuruti semua kemauan kamu. Bahkan aku gak pernah menolak setiap kali kamu minta jatah" Elfira meluapkan semua unek-unek nya, sedangkan Adam hanya bisa tertunduk lesu.
"Apa semua itu masih kurang buat kamu sampe kamu jajan diluar sana. Setelah kamu menyentuh wanita lain, lalu malamnya kamu menyentuhku. Begitu mas" Elfira benar-benar merasa jijik dengan suaminya karena sudah menyentuh banyak wanita saat sudah bersama dengan dirinya.
Adam tak berani menjawab, bahkan dia juga tak berani mengangkat kepalanya. "JAWAB MAS, JANGAN DIAM AJA"
Suara Elfira menggema di seluruh ruangan membuat Anindya yang baru saja turun dari kamarnya bersama bi Asih, salah satu pekerja di rumah itu jadi terkejut. Pasalnya, mereka tak pernah mendengar Elfira marah apalagi sampai berteriak seperti tadi.
Anindya mendatangi ibunya dan memeluk kakinya. "Bunda, kenapa marahin ayah. Emangnya ayah salah apa" tanya Anindya polos. Elfira pun dengan cepat menghapus airmatanya, lalu menatap sang anak.
"Gak apa-apa sayang, bunda gak marahin ayah kok. Kamu udah mandi" Elfira mencoba mengalihkan pembicaraan agar Anindya tak bertanya lebih jauh lagi.
"Udah tadi sama bi Asih. Anin lapar Bun, mau sarapan pake roti selai cokelat sama susu. hiiiii" ucap gadis kecil itu sambil menunjukkan deretan giginya yang geripis.
Elfira tersenyum melihat ekspresi sang anak yang begitu menggemaskan. "Ya udah yuk, kita sarapan dulu" Elfira mengambil selembar roti lalu mengoleskan selai cokelat diatasnya. Segelas susu juga sudah terhidang sejak tadi. Akhirnya mereka bertiga menghabiskan sarapan dalam diam. Sedangkan bi Asih yang tadi mengantarkan Anin ke ruang makan juga sudah kembali melanjutkan pekerjaannya membersihkan kamar Anin.
Setelah sarapan, Adam pamit berangkat kerja. Elfira tetap mengantarkan Adam sampai depan pintu seperti biasanya meskipun dia sedang marah dengan suaminya itu. Selesai sarapan tadi, Anin langsung berlari ke ruangan yang di buat khusus untuk tempatnya bermain didalam rumah. Para pekerja sudah berdatangan dan melaksanakan tugas mereka masing-masing. Sedangkan Elfira kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya.
***
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Na'Fa
kenyataan gak ada torr ketahuan selingkuh msdi BKN sarapan trs sarapan bersama ngantar suami kerja pret... itu yg BKN /Puke/
2024-01-02
1
Eka Ratna Kurniasih
kurang tegas nih Elfira.Mending langsung depak aja si Adam biar tau rasa.Jengkel banget aku sama si Adam.Udah selingkuh,pake alasan khilaf segala.Buat Othornya,terus semangat nulis ya./Good//Good//Good/
2023-12-27
1
Rash1417
terimakasih kakak ☺️
2023-09-30
1