Jam 06:30 Ikhsan sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Bukan untuk belajar kembali menjadi siswa, tetapi sekerang dia menjadi guru. Ikhsan bukan guru tetap. Statusnya hanya sebagai salah satu guru honorer di sekolah itu.
Ikhsan mengajar di bidang yang paling dia sukai, dia mengajar pelajaran bahasa Inggris dan Sastra Indonesia. Jam mengajarnya cukup rileks yang akhirnya membuat dia bisa membagi waktunya untuk kuliah dan mengajar.
Ikhsan memiliki etos kerja yang sangat tinggi. Dia mempunyai prinsip selama dia masih bisa mengerjakan sesuatu itu maka dia akan selalu berusaha menyelesaikan pekerjaannya.
Tetapi karena etos kerjanya itulah ada beberapa guru tetap maupun yang sama - sama honorer seperti tidak menyukai Ikhsan. Ditambah juga sifatnya yang terkesan cuek dengan keadaan dan juga lebih sering diam, semakin membuat orang-orang yang jengkel melihatnya malah semakin jengkel.
Seperti biasanya Ikhsan mengajar penuh semangat. Dia membuat pelajaran yang dianggap sulit oleh anak - anak SMA menjadi lebih mudah. Dia mengajar dengan metode yang sangat menarik bagi murid-muridnya, ditambah dengan sikapnya yang ramah terhadap muridnya semakin membuat para muridnya menjadikan Ikhsan sebagai orang yang paling disukai mereka.
Setelah mengajar, Ikhsan istirahat makan siang di kantin. Seperti biasanya dia hanya memesan 1 mangkuk mie rebus plus air es. Dia menganggap pesanannya ini sudah yang paling mewah. Saat ingin menyantap mie rebusnya, meja Ikhsan di hampiri oleh beberapa anak didiknya.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah si Willy. Willy adalah salah satu siswi tercantik yang ada di sekolah. Walaupun dia masih kelas 10 tetapi pesonanya mampu membius kakak kakak kelasnya.
Perawakannya yang tidak terlalu tinggi namun proposional ditambah rias wajahnya yang cantik natural ditambah dengan rambut panjang terurai berwarna hitam yang semakin menambah kecantikannya adalah pesona dari siswi ini.
Banyak murid murid dari kelas 10 hingga kelas 12 berlomba untuk menaklukkan hati Willy. Tetapi mereka segera mundur ketika mengetahui sifat Willy yang terkesan tertutup dan anggun dalam hal apapun membuat semangat para siswa tadi menciut. Mereka merasa tidak mungkin untuk menaklukkan Willy dan akhirnya mereka menyerah.
Hanya Ikhsan yang mampu menaklukkan si Willy. Terlepas dari statusnya sebagai guru, dia selalu bisa membuat si Willy tersenyum tulus hingga tertawa lepas. Hal inilah juga yang membuat Willy nyaman dengan gurunya itu. Kadang dia juga sering bercerita tentang masalahnya tanpa ada satupun rahasia. Willy sangat mempercayai gurunya itu bahkan dia meanggap Ikhsan sudah seperti kakaknya sendiri.
Dari itu juga kadang para anak didik Ikhsan sering menjodohkan mereka berdua. Hal ini sedikit membuat Willy terganggu akan tetapi Ikhsan memperlakukannya sangat bijak. Dia hanya tersenyum dan berkata untuk menyuruh mereka belajar yang giat. Hanya itu yang dilakukannya tetapi hal simpel itu juga yang membuat keadaan menjadi terkendali.
"Kami boleh duduk disini kan kak?" Ucap salah satu siswi
"Boleh saja, silahkan"
"Ih, kakak kok makan mie rebus lagi sih. Itu kan gak baik buat kesehatan kakak!" Willy mulai menceramahi sang guru itu. Tetapi Ikhsan hanya mengatakan oh untuk menanggapi perkataan Willy. Sontak hal ini membuat siswi yang lain tertawa.
"Ih kakak humfpp" Willy kesal atas sikap gurunya itu.
"Eh kak, kakak tau Cyrus Online?" Tanya salah satu siswi yang bernama Sara
"Hmmm tau yang lagi tren itu kan?"
"Ya yang itu, kakak main juga kalo main kita main barsema Yo kak!" Ajak si Sarah
"Hmmm kakak tidak main game itu, tidak ada waktu buat main"
Memang setelah perilisan game Cyrus Online banyak sekali orang-orang yang langsung beli dan memainkan game itu hingga menjadi trending di seluruh dunia.
Mendengar guru mereka yang tak memainkan game itu membuat mereka hanya bisa tertunduk lesu sambil memandangi si guru dengan tatapan kecewa.
"Hei apa - apaan kalian ini. Jangan bilang kalian semua main game itu?"
"Ya kami semua memang main game itu" ucap si Willy
"Bahkan kami membentuk party" Sara menambahkan
"Kakak tidak menduga sama sekali. Kakak pikir itu hanya membuat para laki - laki bergairah untuk main game itu tetapi ternyata kaum perempuan juga memainkannya ya"
"Ini saatnya emansipasi wanita kak, hahahaha" dengan mudahnya si Sara mengatakan itu dan tertawa begitu lepas.
"Tapi kenapa kakak tidak memainkan game itu, sebelumnya kakak pernah main game pendahulu Cyrus Online kan? Tas yang kakak sering pakai itu tulisannya kalo gak salah Calcalas Online kan?"
"Hmmm iya ternyata kamu tau juga ya Sar"
"Dulu sewaktu aku masih SMP. Pacar aku sering cerita ka tentang Calcalas Online dan dia sangat bersemangat ketika menceritakan party legendaris yang selalu menaklukkan misi - misi sulit. Kalo gak salah nama party nya Ayo Minum Kopi".
Ikhsan langsung tersedak ketika Sarah menyebutkan nama party itu. Party itu adalah party legendaris di game Calcalas Online. Semua orang di game itu tahu seberapa hebatnya party itu. Bahkan para guild besar tidak berani macam macam dengan para party itu. Dan salah satu orang dari party itu adalah si Ikhsan.
"Apa kakak baik saja?" Tanya si Willy dengan wajah yang cemas.
"Tidak, tidak apa. Kau tau banyak ya Sar"
"Hehehe"
Setelah pembicaraan singkat itu mereka kembali ke kelas untuk mempersiapkan diri kembali belajar. Ikhsan yang sudah ingin menuju kelas tiba tiba mendapatkan panggilan dari salah satu guru honorer.
"Emm Ikhsan ditunggu oleh bapak kepala sekolah di ruangan beliau"
"Oh iya terimakasih atas infonya"
Setelah itu Ikhsan menuju ke ruangan kepala sekolah. Di dalam hatinya Ikhsan merasa sangat senang, karena mungkin saja kepala sekolah memanggilnya untuk mengangkatnya sebagai guru tetap. Karena baktinya yang sudah 3 tahun lamanya.
Ikhsan akhirnya sampai didepan ruangan kepala sekolah. Dia mengetuk pintu dan segera masuk ke dalam ruangan. Setelah masuk ke ruangan kepala sekolah, Ikhsan duduk di kursi sambil menunggu beliau.
"Oh nak Ikhsan bagaimana kabarmu?"
"Aku baik baik saja pak, apa bapa memanggil saya?" Ikhsan langsung menuju to the point karena memang saat ini dia harusnya berada di kelas untuk mengajar.
"Oh iya aku memanggilmu untuk memberikan ini!" Sambil memberikan sebuah amplop berwarna coklat ke Ikhsan.
"Apa ini pak?"
"Itu gajimu selama 6 bulan terakhir ini"
"Ah, terimakasih banyak pak"
"Ya sama sama dan satu hal lagi mulai esok kau sudah dibebas tugaskan"
"Maksudnya pak?"
"Mulai esok kau sudah tidak mengajar disini lagi, terimakasih atas kerja kerasmu selama 3 tahun ini"
Ikhsan terdiam sesaat sebelum menjawab pertanyaan kepala sekolah tadi. Dengan senyum agak kecut, Ikhsan menjabat tangan pak kepala sekolah dan meninggalkan ruangan beliau dengan perasaan hampa. Pekerjaan yang sangat dia inginkan semenjak bangku SMA, harus dia tinggalkan mulai esok. Perasaan senang karena berharap mendapatkan surat rekomendasi untuk menjadi guru tetap, berganti dengan kesedihan karena harus meninggalkan pekerjaannya itu.
Ikhsan mencoba tetap tegar karena akan masuk ke kelas yang dia wakili untuk terakhir kalinya. Semua murid sudah menunggunya sejak awal tadi. Walaupun masih diliputi rasa sesak, Ikhsan tetap profesional dalam bekerja.
Hingga akhirnya bel tanda pulang pun akhirnya berbunyi. Ikhsan mencoba membuat dirinya tegar dan dia mulai memberitahukan kepada murid-muridnya tentang suatu kebenaran.
"Teman - teman semua hari ini adalah hari terakhir kakak mengajar kalian"
Seluruh kelas tiba - tiba senyap. Mereka yang awalnya asik dengan kegiatan mereka sendiri tiba tiba terdiam oleh sebuah kalimat tadi.
"Jangan bercanda ih kakak!" Ucap Willy dengan ketus. Disahuti oleh beberapa murid murid yang lainnya.
"Kakak tidak bercanda, esok kakak sudah tidak mengajar kalian lagi karena kontrak kakak di sekolah ini sudah berakhir esok dan pihak sekolah tidak memperpanjang kontraknya"
Seketika tangis pecah di dalam kelas itu. Mereka semua menangis sejadi-jadinya mendengar berita ini, jika bisa mereka memilih mungkin mereka akan memilih tidak ingin mengetahui kabar ini. Ikhsan yang juga melihat kejadian ini hampir saja tidak bisa membendung kesedihannya.
"Hei hei sudahlah jangan menangis lagi, ini bukan akhir dari segalanya kan?"
"Kakak!!" Seluruh murid perempuan mendekat ke arah Ikhsan seakan mereka tidak ingin melepas guru kesayangan mereka itu.
Begitu juga dengan para murid laki - laki, mereka terlihat tersedu di belakang.
"Sudahlah setiap pertemuan itu pasti ada yang namanya perpisahan"
"Tapi kan kak"
"Husst tidak ada tapi tapian ayo kalian semua senyum ini bukan akhir"
"Daripada sedih terus mendingan kita foto bareng aja biar ada kenang kenangan" Ujar salah satu murid laki laki
Akhirnya mereka memulai sesi foto bersama untuk pertama dan terakhir kalinya. Sehabis foto bersama itu semua murid mengucapkan terimakasih kepada Ikhsan karena sudah bersabar dengan mereka selama 1 tahun ini. Menurut Ikhsan selama mengajar di SMA itu hanya kelas inilah yang membuatnya berkesan.
Satu per satu murid memberikan salam terakhir kepada Ikhsan dan terakhir si Willy. Willy masih terlihat sedih.
"Hei Willy masih sedih aja, kalau sedih begini bisa gak cantik lagi Lo" goda Ikhsan sembari bermaksud menghiburnya.
"Hihihi apaan sih kak" dia tertawa kecil dan terlihat sangat anggun. Nampaknya Ikhsan berhasil menghiburnya namun juga ia terjebak oleh obat biusnya si Willy.
"Terimakasih ya kak atas pelajaran kakak selama ini"
"Iya sama-sama kamu semangat terus ya belajarnya"
"Hihihi iya kak, eh anu kak aku boleh ikut pulang sama kakak?"
"Eh kenapa kamu gak dijemput ya Wil?"
"Iya kak, si Sara sudah ninggalin aku kak" wajahnya sangat cantik ketika dia cemberut. Akh aku bisa jatuh cinta bila berlama - lama disini.
Ikhsan akhirnya mengiyakan permintaannya si Willy. Motor yang ditumpangi Ikhsan melesat meninggalkan sekolah yang mungkin hanya tinggal kenangan ini.
Hampir 20 menit akhirnya mereka sampai di rumah Willy. Dia mengungkapkan terimakasih sebelum melesat meninggalkan Ikhsan. Ikhsan langsung saja menuju ke rumahnya yang mungkin beberapa kilometer dari sini. Selama 15 menit berkendara akhirnya Ikhsan sampai di rumah.
Ikhsan langsung mandi lalu menyiapkan makan malam. Selama menyantap makan malam dia membuka handphone jadulnya. Ikhsan melihat foto foto tadi dan air matanya tak terasa menetes. Dia merasakan sekali bagaimana kehilangan seorang murid yang telah dia anggap keluarganya sendiri.
Ikhsan merasa sangat lelah karena memikirkan hal itu. Diapun beranjak ke tempat tidur dan seperti biasanya diriku tidak bisa tidur sebelum memikirkan sesuatu.
"Akh mau kerja apa lagi ya" gumamnya dan hingga akhirnya dia tertidur untuk menyambut hari esok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
jangan kepo
astaga kenapa Rasanya ingin ******** Ke kepala sekolah ya 🤭
2022-07-24
1
Ned
a
2022-04-27
0
Aslan
gak mau nanya alasan dikeluarkannya karena apa?
2022-04-24
0