Cyrus Online
Jadilah saksi untuk melihat terciptanya dunia kedua, dunia yang benar-benar membuat kita betah di dalamnya.
Dunia yang dulu sering kita bayangkan- sering kita imajinasikan- sering kita impikan, kini bukanlah sebuah impian lagi.
Hari ini- detik ini- menit ini- jam ini, dunia itu akan segera dibuka. Dunia yang bernama Cyrus Online**!
Terdengar sayup-sayup suara orang yang sepertinya tengah mempromosikan sesuatu, banyak orang yang diam mendengarkan pengumuman itu termasuk juga seorang pemuda dengan jaket berwarna hitam.
Pemuda itu berdiri diantara kerumunan orang-orang yang sedang mendengarkan dengan seksama pengumuman yang disampaikan melalui sebuah titanron yang begitu besar.
Pemuda itu tersenyum lalu ia meninggalkan kerumunan orang-orang itu. Dengan menggunakan sepeda motor yang terlihat begitu lelah, ia membelah jalanan kota diiringi alunan musik yang ada di telinganya.
Beberapa saat setelah mengarungi jalanan kota pemuda itupun sampai di sebuah gedung dengan tulisan "UNIVERSITAS BANDARMASIH" yang terlihat seperti mengancam. Pemuda itu dengan cepat memarkir motornya lalu ia bergegas masuk ke kelas karena ia merasa sudah terlambat.
Benar saja dugaannya. Saat ia sudah sampai di depan kelas ternyata dosen pengajarnya sudah terlebih dahulu menjelaskan materi sebelum dirinya masuk. Tentu saja karena itu pemuda itu menarik perhatian orang-orang, semuanya lalu menunjukkan wajah yang beragam namun tentunya merasa tidak senang karena pemuda itu.
Pemuda yang sedang ditatap itu acuh saja dengan tatapan orang-orang yang ada di kelas itu, ia langsung duduk di tempat duduknya dan segera mengikuti materi yang sedang di sampaikan.
"Hei Ikhsan kau terlambat lagi" tegur seorang pemuda yang duduk disampingnya.
Pemuda yang terlambat tadi bernama Ikhsan Sullivan. ia merupakan seorang mahasiswa semester ketiga di Universitas Bandarmasih.
Ikhsan memiliki rupa seperti orang pada umumnya. Wajahnya tak terlalu tampan namun masih oke, matanya berwarna hazel gelap yang selalu terlihat lelah. Namun ada satu yang jadi keunikan dari Ikhsan yaitu rambutnya yang berwarna putih.
Rambut putihnya itu terjadi akibat ia mengalami suatu penyakit sindrom yang bernama Marie Antoinette Sindrom. Penyakit itu membuat penderitanya mengalami mal pigmen di daerah rambut dan membuatnya menjadi berwarna putih seperti orang yang ubanan.
"Habis ini kau mau kemana Ikhsan? Kalau tak sibuk mampir dong kerumahku"
"Maaf Rama tapi aku sedang ada kegiatan lain jadi lain kali saja ya" mendengar penolakan dari Ikhsan, pemuda yang bernama Rama itu akhirnya hanya bisa membuang nafasnya lalu memanyunkan bibirnya sambil menirukan ucapan Ikhsan tadi.
Memang pada dasarnya Ikhsan seperti layaknya mahasiswa pada umumnya. Sehabis kuliah ia tak memiliki kegiatan apapun lagi, ia juga sama sekali tak berniat untuk ikut kegiatan kampus. Ikhsan merasa kegiatan kampus itu hanyalah ajang untuk bersenang-senang dan saling bersombong ria, bukan untuk mencari ilmu makanya ia tak mengikuti satupun kegiatan kampus.
Ikhsan lalu merapikan mejanya lalu ia bergegas untuk bisa dengan cepat sampai ke rumah kembali. Akan tetapi langkahnya dicegat oleh pemuda bernama Rama tadi.
"Buru-buru banget mau kemana sih?" tanya Rama dengan agak kesal.
Rama merupakan teman sekelas sekaligus teman lama Ikhsan, mereka sudah berteman semenjak sekolah dasar tetapi mereka baru satu sekolah dan satu kelas saat di bangku sekolah SMP.
Ikhsan hanya bisa memandangi pemuda berambut sedikit cepak itu dengan tatapan kesal. "Aku mau ngajar lah, hari ini aku ada kelas dan kau malah menghalangiku, kau mau berkelahi kah ha?" ucapnya dengan kesal.
"Sini siapa takut, dasar rambut ubanan!"
"Ini penyakit bukan uban!"
Mereka berdua lalu berkelahi dengan saling piting satu sama lainnya layaknya ular sanca sedang kawin.
"Kalian berdua ini! apa kalian tidak malu terus-terusan seperti itu?"
Mereka berdua lalu menyudahi perkelahian mereka dan mencari sumber suara tadi. Kini dihadapan mereka ada seorang perempuan berwajah cantik dengan kulit seputih salju.
Perempuan itu menatap mereka berdua dengan tatapan heran, lalu perempuan itu membuang nafasnya dengan cepat karena melihat tingkah kedua temannya itu.
"Jika kalian tidak berhenti maka biar aku yang mematahkan tulang-tulang kalian!" ucap perempuan itu dengan senyuman yang mengerikan.
Ikhsan dan Rama langsung menghentikan kegiatan mereka dengan wajah yang sangat gugup lalu mereka berdua saling rangkul satu sama lainnya dengan senyuman manis terpampang di wajah mereka.
"Kami sudah berdamai Rossa jadi tolong jangan lakukan hal itu ya" ucap mereka berdua bersamaan.
"Ah sudahlah..." Perempuan bernama Rossa itu hanya bisa membuang nafasnya sekali lagi, ia merasa langit telah mempermainkannya karena mentakdirkan dia harus bertemu dengan dua pemuda absurd itu.
Ikhsan melihat jam tangannya dan ia terkejut setelahnya. Ia lalu bergegas meninggalkan kedua temannya itu untuk menuju ke parkiran karena ia sudah terlambat untuk masuk kerja.
Kedua temannya itu hanya bisa memandanginya dengan penuh heran dan rasa simpati, bagi mereka Ikhsan bukan hanya teman biasa namun mereka sudah menganggapnya sebagai saudara.
"Bukannya lebih baik ia masih bekerja dengan ayahmu Rossa, kenapa si rambut putih itu malah keluar dari perusahaan ayahmu?" tanya Rama
"Aku juga tak tahu mengapa, ayahku juga waktu itu kebingungan karena sebenarnya ia orang yang cekatan saat bekerja kata ayahku" jawab Rossa dengan wajah yang penuh kebingungan.
...
Dengan kecepatan tinggi Ikhsan meluncur ke salah satu SMA favorit di kota Bandarmasih. entah beberapa kali ia hampir menabrak ayam yang sengaja menghalangi jalannya, namun ia tetap saja menggeber motornya dengan kecepatan tinggi.
Hingga pada akhirnya ia sampai di tempat tujuannya, ia langsung memarkir motornya lalu berlari cepat menuju kelas yang akan ia masuki, bahkan saat satpam menegurnya satpam itupun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Ikhsan yang sedang berlari cepat seperti atlit lari 100 meter.
"Yap rekor baru, 6,6 detik" ucap si satpam.
Akhirnya dengan usaha yang maksimal Ikhsan berhasil sampai ke kelas yang ia tuju. Terlihat semua mata murid mulai memandanginya yang sedang mengatur nafasnya itu, namun Ikhsan tak peduli dan hanya berfokus untuk mengatur nafasnya terlebih dahulu.
"Kakak terlambat lagi ini sudah yang kesepuluh kalinya!" ucap seorang perempuan yang duduk di paling belakang.
Sontak saja ucapan perempuan tadi langsung disahuti oleh teman-temannya, mereka semua proses dengan Ikhsan yang selalu datang terlambat saat mengajar di kelas mereka.
"Ya maaf kalian tahukan jarak dari kampus kakak ke sini itu jauh sekali" ucap Ikhsan berkelit.
Perempuan yang protes tadi lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Ikhsan, ia menatap Ikhsan dengan intens lalu tiba-tiba memanyunkan bibirnya sambil membuang mukanya.
"Ah nampaknya drama bakalan terjadi siang ini"
"Asik drama gratis di siang hari yuhu"
"Guru kita itu apa benar-benar tidak peka atau pura-pura tidak peka ya?"
Para murid mulai beropini ria setelah melihat adegan barusan, Ikhsan hanya bisa menggaruk rambutnya yang tak gatal sambil tersenyum pahit.
"Sudah-sudah mari kita mulai pelajaran hari ini dengan semangat membara!" Lalu Ikhsan pun memulai kelas di siang hari itu dengan penuh semangat tanpa memperdulikan panasnya suhu di siang hari itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Agniz
wow, mahasiswa+sampingan guru /CoolGuy/
2023-12-26
1
Nazrul
mantap
2022-11-17
0
jangan kepo
Kaya nya seru lanjut baca ah 😌
2022-07-24
1