Setelah selesai sarapan pagi, Adam pamit kepada Ibunya dan juga Aina untuk pergi ke kantor. Aina mengantarkan Adam sampai depan lalu ia mencium tangan suaminya. "Hati-hati dijalan ya Mas," ucapnya, namun Adam tak menanggapinya. Ia mengendarai mobilnya begitu saja tanpa menjawab ucapan istrinya.
'Sepertinya Mas Adam masih marah padaku. Kenapa aku bisa ceroboh sekali.' pikirnya dalam hati.
Rencana Adam hari ini ia akan menemui wanita yang diceritakan oleh Jack, ia juga sudah memperkerjakan bawahannya untuk sementara menggantikan posisinya. Adam dan Jack akan pergi ke sebuah desa terpencil yang berada di Jawa untuk menemui wanita itu.
"Jack persiapkan uangnya untuk menebus hutang orang tuanya."
"Sudah bos, semuanya beres."
"Bagus!"
Mereka berdua telah sampai dengan menempuh perjalanan sekitar 5 jam. Kemudian Adam turun dari mobilnya dengan gagah lalu ia berjalan menuju rumah yang sudah terlihat kumuh. Seorang wanita yang sedang memandangnya sangat terpesona dengan ketampanan Adam.
"Siapa dia Pak?" ucap seorang Ibu yang sudah tua dengan menggenggam erat tangan suaminya, lantaran mereka takut dengan kedatangan Adam yang tiba-tiba.
"Permisi," ucap Jack dengan mengetuk pintu rumahnya. Ia disambut oleh Bapak tua yang baru saja membuka pintu rumahnya "Maaf anda siapa ya?" ucapnya.
"Bolehkah izinkan kami masuk, ada yang ingin kami bicarakan dengan keluarga Bapak."
"Silahkan masuk tuan, sebenarnya ada apa? saya merasa tidak ada urusan dengan kalian."
Adam menarik nafasnya lalu ia menatap bapak tua itu dengan serius. "Saya dengar anda sedang terlilit hutang?" ucapnya, dengan cepat Bapak tua itu mengangguk sebagai jawaban. "Saya datang kesini ingin membantu Bapak untuk melunasi semua hutang Bapak." seketika matanya berbinar mendengar ucapan Adam, begitu juga dengan wanita cantik yang berada dibalik dinding ikut senang mendengar ucapan Adam.
"Tapi kenapa anda ini ingin melunasi hutang saya? sebenarnya ada apa?" tanyanya, lalu Adam menceritakan dirinya akan melunasi hutang dengan syarat putrinya harus menikah dengan Adam. Tentu saja Bapak tua itu senang dan tidak menolak dengan tawaran Adam karena Adam masih muda dan terlihat sangat kaya raya. Adam juga menjanjikan akan memberi pasilitas untuk keluarga Bapaknya agar mendapatkan hidup yang layak.
"Terima kasih tuan sudah membantu saya, saya mengizinkan jika anda menikahi putri saya satu-satunya."
"Kalau begitu tunggu sebentar, saya akan memanggilkan putri dan istri saya." sambungnya lagi.
Tak lama kemudian, seorang wanita cantik yang digandeng oleh Ibunya datang menghampiri Adam dengan senyum manis di bibirnya membuat Adam terpesona dengan kecantikannya. "Perkenalkan ini putri saya, Erina." ucap Ibunya lalu ia menyuruh Erina untuk memperkenalkan namanya. "Saya Erina tuan, anda bisa panggil saya Rina." Adam tersenyum mengangguk. "Saya Adam, dan ini asisten saya Jack."
Adam menceritakan kisah rumah tangganya dengan Aina yang belum diberikan keturunan sampai sekarang kepada keluarga Erina. Adam juga melamar Erina untuk jadi istri kedua Adam, ia meminta Erina untuk menerima lamarannya karena selama ini ia belum menemukan wanita yang cocok untuk dijadikan istri keduanya. Setelah bertemu dengan Erina, akhirnya Adam bisa menemukan wanita yang sesuai dengan tipenya. "Apakah kau mau menjadi istri kedua ku Erina?" ucapnya dengan serius menatap bola mata Erina yang indah.
"Saya menerima lamaran anda tuan, saya akan berusaha memberikan anda keturunan. Saya sangat berterima kasih pada anda karena sudah menyelamatkan saya dari kakek tua yang akan menikahi saya pada Minggu ini." Adam tersenyum bahagia, lamarannya telah diterima oleh Erina bahkan ia tidak menyangka dengan gampangnya mendapatkan seorang gadis desa yang cantik.
Setelah selesai berbicara dengan keluarga Erina, akhirnya Adam izin pamit untuk pulang dan membawa Erina untuk tinggal di Jakarta.
"Bos, kau serius mau bawa Erina kerumah?" tanya Jack pada Adam.
"Ya, memangnya kenapa? bukankah ini tujuanku?" Jack terdiam mendengar jawaban bosnya, bagaimana pun dia juga seorang suami namun bagi dia sangat tidak setuju dengan keputusan bosnya walaupun dalam agama membolehkan. Sementara Erina duduk dengan memainkan jari tangannya, ia sangat gugup berada didekat calon suaminya namun ia juga sangat bersyukur karena sudah terbebas dari hutang orang tuanya.
Adam mulai mengeluarkan suaranya pada Erina, ia bertanya pada calon istri keduanya. "Erina, mungkin malam ini aku akan membawamu ke apartemen dulu. Apa kau tidak apa-apa tinggal sendirian disana?"
"Aku tidak apa apa tuan, lebih baik tuan bicarakan dulu dengan istri anda. Agar saya tenang kalau sudah mendapatkan restu." Adam mengangguk sebagai jawabannya, ia tak menyangka masih ada wanita yang rela jadi istri kedua apalagi wanita itu masih gadis dan perjalanan hidupnya masih panjang.
…
Bu Mariam mendapat laporan dari orang suruhannya, bahwa Adam telah melamar seorang wanita dan membawanya ke apartemen. Sungguh hatinya sangat sakit dengan tingkah anak laki-lakinya yang diluar kendali.
'Adam bukan ini yang Ibu inginkan, kenapa dia senekat ini. Aku harus bagaimana menjelaskannya pada Aina, aku tak ingin menyakiti hatinya. Aina sudah sangat menderita selama ini.'
Bu Mariam sangat kecewa pada Adam, ia memang ingin segera memiliki cucu namun, bukan yang seperti ini caranya. Sebenarnya ia tidak apa-apa jika Adam dan Aina tak memiliki keturunan, ia punya rencananya sendiri untuk mengadopsi seorang anak.
"Ibu!" panggil Aina yang baru saja masuk ke kamarnya dengan membawa secangkir susu ditangannya.
"Ya, Aina ada apa?" tanyanya, kemudian Aina meletakan secangkir susu dimeja. "Aina bawakan susu untuk Ibu. Diminum ya Bu, selagi masih hangat." Bu Mariam mengangguk lalu ia mengucapkan "Terima kasih Aina,"
"Kalau begitu Aina permisi. Mau membereskan dapur dulu Bu," akan tetapi Bu Marian mengehentikan langkahnya dengan menahan tangan Aina. Aina bingung kenapa tiba-tiba mertuanya seperti itu. "Ada apa Bu, apa Ibu membutuhkan sesuatu?" Bu Mariam dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Ibu tidak butuh apa-apa? Ibu hanya ingin bertanya padamu."
Aina mengerutkan keningnya dengan menatap wajah mertuanya yang terlihat sendu. "Apa kau mencintai Adam?" tanyanya dengan hati-hati.
"Tentu saja Aina sangat mencintainya Bu, Ibu tak perlu khawatir tentang perasaan aku. Aku sangat mencintai Mas Adam." ucapnya dengan meyakinkan Ibu mertua. Namun Bu Marian bukannya senang, ia malah sedih mendengar jawaban tulus dari Aina.
"Semoga kau kuat menghadapi semua ini Aina." ucapnya membuat Aina tak mengerti dengan perkataan Ibu mertuanya. "Tentu saja Aina akan menjadi wanita kuat Bu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Lutfi f
lanjut thor
2023-05-29
1