"MEMALUKAN!!!" teriak Rio sambil menggebrak meja setelah Bu Marni memberitahu tentang Yunda.
"Iya benar, memang malu-maluin tuh istri kamu! Bisa-bisa nya dia ngurus surat miskin biar dapet pengobatan gratis! Mau taro dimana muka keluarga kita!" sahut Bu Marni.
"Kasih pelajaran istri kamu itu Yo! Ceraikan saja dia! Dia udah mencoreng nama baik keluarga kita!" kata Bu Marni lagi memprovokasi.
Rio yang sedang marah pun termakan provokasi Ibu-nya. Dia berdiri dari duduknya.
"Ibu disini dulu, jagain toko Rio. Rio mau urus gugatan cerai!" ucap Rio lalu keluar dari tokonya.
Mendengar itu jelas saja Bu Marni senang bukan main.
"Akhirnya pisah juga Rio sama si miskin itu! Kalau begini kan uang bulanan aku balik lagi ke normal. Nanti aku bisa jodohin Rio sama putrinya Pak Soleh, putrinya Pak Soleh kan pegawai negri, jadi aman deh hidupnya Rio nanti gak perlu pusing mikirin hari tua." gumam Bu Marni.
Pukul 17.00
Setelah mengurus gugatan cerai, saat jam besuk, Rio pun mendatangi rumah sakit tempat Yunda di rawat.
Berdasarkan informasi dari meja informasi, Rio melangkah dengan langkah panjangnya ke kamar rawat kelas 3 tempat Yunda di rawat.
"Mas Rio." lirih Yunda saat melihat suaminya masuk. Kebetulan bangsal Yunda ada di dekat pintu.
Melihat Rio, Harum yang sedang duduk di kursi samping ranjang Yunda pun berdiri dari duduknya agar bisa Rio duduk.
Rio berjalan mendekati ranjang Yunda dengan wajah sangar.
"Silahkan duduk Mas." ucap Harum ramah.
Rio tidak menjawab dan malah melempar tatapan tajam pada Harum.
"Mas Rio tau darimana aku di rawat disini?" tanya Yunda.
"Seneng kamu udah bikin aku dan keluarga aku malu, hah!" ucap Rio.
"Hah? Maksudnya gimana Mas?" tanya Yunda.
"Gak usah pura-pura bodoh kamu Yunda! Sengaja kamu kan dirawat di rumah sakit dengan surat miskin untuk mempermalukan aku dan keluarga ku! Gara-gara kamu sekarang aku dan keluarga aku di bilang gak mampu bayar rumah sakit! Dibilang aku bangkrut! Puas kamu!" bentak Rio.
"Mas Rio, pelanin suaranya, ini rumah sakit, mengganggu pasien yang lainnya." tegur Harum.
"Diem kamu gak usah ikut campur urusan keluarga aku!" bentak Rio.
Harum ingin membalas tapi cepat-cepat Yunda memberi kode pada Harum untuk tidak menjawab omongan Rio takut masalah semakin panjang.
PRAAAK...
Rio melempar surat gugatan cerai ke hadapan Yunda.
"Tanda tangan itu!" perintah Rio.
"I-ini ap Mas?" tanya Yunda.
"Surat cerai! Mulai detik ini kamu aku talak!" ucap Rio dengan lantang.
Mata Yunda dan Harum membelalak lebar. Bukan hanya Harum dan Yunda, tapi orang-orang ada di kamar rawat kelas tiga itu juga juga kaget mendengar kata-kata cerai Rio.
"Rio!!!!" Bentak Harum emosi.
"Yunda lagi sakit bukannya kamu rawat malah kamu ceraikan! Otak kamu dimana Rio!" lanjut Harum. Harum sudah tidak bisa lagi sopan pada Rio. Rio terlalu jahat.
"Diam kamu! Udah di bilang gak usah ikut campur!" Balas Rio dengan suara tak kalah besar dari Harum.
"Yang mau sakit itu dia, bukan aku! Siapa suruh jadi perempuan manja, malas, benar-benar gak berguna! Coba dia gak manja, pasti dia bisa lahiran normal dan gak perlu masuk rumah sakit lagi kayak gini!" kata Rio lagi.
"Dan sekarang kamu masuk rumah sakit dengan surat keterangan miskin, kamu pikir aku gak malu, hah! Emang dasar kamu miskin, jadi gak punya malu! Karena mental minta belas kasihan sudah mendarah daging sama kamu!" kata Rio lagi.
Yunda hanya bisa menangis mendengar penghinaan Rio.
"Rio jaga ucapan kamu! Kamu itu suaminya Yunda, gak sepantasnya kamu perhitungan gitu sama istri kamu yang sudah melahirkan anak kamu!" bentak Harum.
Rio hanya melempar tatapan tajam pada Harum.
"Asal kamu tau yah Yun, kamu sama anak kamu itu bawa sial dalam hidup aku! Waktu kita baru nikah, uang aku di bawa lari orang sepuluh juta dan setelah kamu melahirkan, uang dua puluh juta aku melayang begitu aja cuma buat bayar rumah sakit dan sekarang toko sepi, pemasukan aku berkurang drastis! Kamu dan anak kamu itu benar-benar pembawa sial! Jadi sekarang tanda tangan surat itu, aku muak hidup sama kamu!" ucap Rio.
Rahang Yunda mengeras, tangannya juga mengepal kuat-kuat, ia bisa terima kalau Rio menghinanya tapi ia tidak bisa terima kalau Rio menghina anaknya.
Perlahan Yunda mengangkat wajahnya dan menatap mata Rio dengan tatapan tak kalah tajam dari Rio.
"Oke, aku tanda tangan Mas! Kamu pikir kamu aja yang muak? Aku juga muak sama kamu! Kamu bisa hina aku, tapi jangan pernah hina anak aku! Kamu bilang aku dan anak aku membawa sial, kita lihat saja nanti bagaimana kehidupan mu tanpa aku dan anak aku!" Ucap Yunda lalu menandatangi surat cerai itu kemudian melempar surat itu ke arah Rio.
💋💋💋
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Ayu
Hukum karma psti ada yunda.. jgn kwatir. hidup suami mu akan sengsara. dan kamu akan menemukan pria lain yg bs bhgiakan km. yakin lah Allah tdk tidur
2025-02-02
0
Bu ning Bengkel
rio terlalu istri sakit ko malah minta cerai itu g masuk akal kalu disuruh bayar g mau tapi kslau minya suratmiskin dikatakan memalukan itu aneh kan d lucu ya .....lanjut.....
2024-03-21
0
Hera Puspita Sari
Rio terlalu angkuh, hukum karma itu berlaku, tidak ada manusia yg bawa sial
2024-01-30
3