KP 3 - Mencoba Mengerti

Mengabaikan bunyi dari perutnya yang minta di isi, Ayline kembali ke kamar. Dua jam menunggu seorang diri di meja makan, sudah cukup membuatnya terlihat menyedihkan di mata para pelayan.

Tak ingin kalah dengan rasa putus asa, Ayline kembali mencoba menghubungi suaminya. Rasanya ia muak dan ingin muntah saat lagi-lagi suara operator jaringan seluler itu yang menjawab panggilannya.

“Oswald Pallas!!!” geramnya.

“Kamu tega!” Cairan bening kembali berlinang dari kedua netranya dan membasahi pipi Ayline. Kini ia tak mampu lagi menahan untuk tak menangis meraung-raung. Dirinya bingung, mengapa ia merasa seperti suaminya telah menipunya.

Tok … tok … tok ….

Kepala pelayan bernama Mbok Mar terlihat masuk ke dalam kamar dengan hati-hati. Kasihan sekali, Nyonya.

Menatap iba wanita yang belum sebulan menjadi majikannya. Bahkan belum sehari mereka melayani Nyonya baru di Keluarga Pallas, namun, rasanya ia sudah bisa melihat bagaimana nasib pernikahan Tuannya.

Mbok Mar ikut duduk di lantai yang beralaskan karpet tebal, tepat di samping Ayline. Ia usap lembut mulai kepala hingga ke pundak majikannya. Sungguh menyedihkan melihat wanita cantik duduk melipat kakinya lalu membenamkan wajahnya di antara lututnya.

“Maaf jika saya lancang, Nyonya,” ucap Mbok Mar lembut. “Komohon, cobalah bersabar dan mengerti.”

“A-apa yang harus kumengerti, Mbok?” Ayline menegakkan kembali kepalanya. Ia bicara tanpa menatap Mbok Mar.

“Apa aku harus mengerti saat suamiku yang tak bisa kuhubungi sejak aku membuka mata? Atau aku harus mengerti, sebenarnya beginilah sosok suamiku yang sebenarnya?”

Mbok Mar menarik napas cukup panjang. Ia memutar otaknya, memikirkan jawaban apa yang dapat menenangkan Nyonya-nya.

“Berpikirlah positif, Nyonya. Saya mengerti, mungkin ini terasa berat karena ini hari pertama Anda kembali ke rumah. Tapi, mengertilah dengan besarnya tanggung jawab yang dipikul oleh Tuan Oswald,” jelas Mbok Mar. Dia mengamati reaksi Ayline dan sepertinya Nyonya-nya itu sedang menimbang-nimbang ucapannya.

“Sepanjang saya melayani Tuan Oswald, jarang sekali saya melihat dia berlibur lama. Pertama kali adalah saat kalian pergi berbulan madu. Saya yakin pekerjaannya menumpuk dan Tuan Oswald sedang berusaha menyelesaikannya,” lanjutnya.

Ayline tertawa namun tak ada raut bahagia di wajahnya. “Terima kasih, Mbok. Aku tahu kamu mengatakan ini semua karena perhatian padaku dan ingin menghiburku.”

“Seperti katamu, aku akan berusaha mengerti. Jadi, kumohon tinggalkan aku, Mbok. Aku butuh waktu sendiri memikirkan ini.”

”Aku akan mencoba membuat diriku mengerti,” imbuhnya.

Mbok Mar tersenyum. Ia genggam satu tangan majikannya itu dengan kedua tangannya. “Saya percaya Anda mampu mengerti. Saya percaya Anda mampu melewati ini semua.”

Mbok Mar berdiri lalu perlahan berjalan keluar menuju pintu. Dia sudah membuka pintu dan hendak keluar, namun langkahnya terhenti dan ia kembali menoleh pada Nyonya-nya.

“Semua pelayan sangat mengkhawatirkan Anda, Nyonya. Melihat Anda murung, melewatkan makan malam, membuat semua pelayan ikut merasa sedih. Sejujurnya, kami semua sangat senang memiliki majikan yang riang seperti Anda,” ungkap Mbok Mar sebelum keluar dari kamar utama dan menutup pintu kembali.

...…...

Wajahnya tampak kusut. Jelas sekali terlihat jika pria yang baru saja keluar dari mobilnya, sangat kelelahan. Liburan selama sepuluh hari, berbulan madu bersama istri tercinta. Menjadikan dunia ini hanya milik berdua bersama istri dan orang lain cuma ngontrak.

Rupanya semua hal itu menyisakan setumpuk pekerjaan di atas meja kerjanya. Ditambah dengan jadwal pertemuan yang terpaksa diundur. Semuanya seakan ingin menelannya hari ini. Dia bahkan lupa untuk makan siang dan makan malam hanya karena pekerjaannya.

Tapi untuk pria seperti Oswald Pallas, pengusaha muda yang sukses membawa nama Pallas Grup semakin meroket di dunia bisnis di Negeri ini. Bekerja bagai kuda seperti itu bukanlah hal yang tabu.

Oswald dan kebiasaannya yang gila kerja, hampir membuat keluarganya juga ikut gila sebab khawatir jika penerus satu-satunya keluarga Pallas bisa saja menjadi bujangan seumur hidup. Beruntung, usaha perjodohan dengan Ayline berhasil.

Ayline? Batin Oswald. Nama wanita yang telah menjadi istrinya itu terngiang saat dia menyadari di mana ia kini. Rumah yang berbeda. Bukan lagi istana megah keluarga Pallas. Tempat Mommy, Daddy, dan Grandma-nya tinggal. Di depannya ini adalah istananya sendiri. Istana di mana dia menjadikan Ayline ratunya.

Bodoh!!! Berat kaki Oswald melangkah masuk. Baru hari pertama dan dia sudah berani macam-macam dengan sang ratu, pikir Oswald.

“Tuan … Tuan …!”

Seruan Denis membuat Oswald terperanjat. Melihat bosnya berdiri mematung di depan pintu rumahnya, sempat membuat asisten kepercayaan Oswald itu khawatir.

Bagaimana jika ada pekerjaan yang baru diingatnya. Dia tidak akan gila kan, meminta kembali ke perusahaan setelah dia baru saja sampai di rumah.

“Hem, ada apa?”

Kening Denis mengernyit. Harusnya kan aku yang bertanya ada apa?! Aneh.

“Saya juga ingin mengajukan pertanyaan yang sama, Tuan. Ada apa? Kenapa berdiri di sini dan tak masuk?”

Oswald menatap Denis dengan kesal. “Kau pikir setelah menikah aku punya kekuatan menembus pintu, huh?”

“Segera buka pintunya!”

Denis akhirnya sadar. Benar juga, pikirnya. Jika, dikediaman keluarga Pallas, pukul berapa pun Oswald pulang bekerja, Denis cukup mengirim pesan pada salah satu pelayan. Maka, pelayan tersebut yang akan setia menunggu hingga Oswald tiba dan ia akan menyambut kedatangan Tuannya.

“Maaf, maaf, Tuan. Ini kelalaian saya. Saya belum meminta nomor ponsel kepala pelayan,” sesal Denis. Alhasil malam itu, dengan bantuan sekuriti yang bertugas, Denis berhasil membuka pintu untuk Tuannya.

Di dalam rumah, Oswlad telah meminta Denis memanggil kepala pelayan. Ia ingin bertemu dengannya untuk memastikan keadaan Ayline. Tentu saja setelah ia melihat ada ratusan telepon Ayline yang ia abaikan di ponselnya.

“Mbok Mar, bagaimana dia?” Oswald menggantung ucapannya.

“Istriku! Bagaimana dia hari ini? Apa yang dia lakukan?” imbuhnya setelah melihat raut wajah bingung Mbok Mar.

“Nyonya baik-baik saja, Tuan. Dia tidak melakukan banyak hal selama di rumah. Maafkan kelancangan saya dan pelayan lainnya, tapi, tadi siang Nyonya memaksa kami untuk makan siang bersama di meja makan.”

Jelas sekali jika Mbok Mar kini tampak takut-takut. Sepanjang karirnya menjadi pelayan keluarga Pallas, tak pernah ada satu pun pelayan yang berani makan bersama majikannya. Mbok Mar curi-curi pandang pada-pada Oswald. Ia ingin menebak isi hati Tuannya.

“Oh, benarkah?” Oswald tampak terkejut mendengar cerita Mbok Mar. Kali ini ia akan biarkan saja, mungkin istrinya ingin mengenal orang-orang yang akan berbakti pada mereka.

“Untuk sekali itu, aku maafkan. Tapi, jangan sampai terjadi dua kali. Kamu tahu kan, dia siapa? Dia Nyonya di rumah ini. Perlakukan dia bagai ratu, ikuti keinginannya, tapi, jangan sampai melewati batasan kalian.”

Bukan tanpa alasan Oswald memutuskan hal itu. Menurutnya, selain ketekunannya dalam bekerja, hal apa lagi yang membuatnya bisa sesukses sekarang? Itu karena ketegasannya. Oswald tahu bagaimana dia harus memperlakukan semua orang yang bekerja padanya, agar mereka patuh, segan, dan menghormatinya sebagai atasan.

“Apa ada hal lain lagi? Mungkin ada sesuatu yang dikatakan istriku padamu?”

Dengan cepat kepala Mbok Mar menggeleng. “Tak ada, Tuan.”

“Setelah makan siang itu, Nyonya tak lagi bicara dengan kami. Dia menghabiskan waktunya di kamar.”

Oswald mengangguk mengerti. Lalu, dengan satu gerakan tangan, Mbok Mar sudah paham. Ia segera menundukkan kepalanya dan undur diri dari hadapan Tuannya.

“Kau boleh pulang Denis! Besok jemput lebih lama. Aku ingin menebus kesalahanku pada istriku hari ini dengan sarapan bersama.”

...—————————...

Terpopuler

Comments

B⃟cMarwa

B⃟cMarwa

deadline emang segera diatasi, tapi melupakan sesuap nasi dan mengabaikan istri, kan jadinya kamu lupa diri.

2023-07-29

0

B⃟cMarwa

B⃟cMarwa

ucapan Mbok mar membuat pertanyaan baru.

2023-07-29

0

𝑵𝑰𝑻𝑨𝑴𝒀 🦢🍭

𝑵𝑰𝑻𝑨𝑴𝒀 🦢🍭

bekerja tanpa ingat waktu juga kurang naik mas istrimu nanti berpaling loh

2023-07-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!