Tidak ada yang benar-benar rela, perihal kehilangan.
Gadis itu mendongakkan kepalanya. "Ha, tampan sekali," ucapnya sambil mulut terbuka karena kagum akan ketampanan Brandon.
"Gadis aneh," ucap Brandon. Ia segera meninggalkan gadis tersebut begitu saja.
Tin... Tin.... Bunyi klakson sengaja di tekan Brandon berkali-kali agar gadis tersebut menyingkir dari jalannya.
"Woi, dasar songong lo ye...kagak tahu siapa gue ya lo," teriak gadis tersebut. Ia segera menepi di samping jalan.
Brandon membuka jendela mobil lalu mendongakkan kepalanya. "Ngga penting." Ucapnya dengan dingin tanpa ekspresi.
"Udah jalan aja pak!" perintah Brandon pada sang sopir.
Walaupun Brandon menetap di Jepang ia sangat fasih berbahasa Indonesia. Sang Papa selalu menggunakan bahasa Indonesia saat di rumah.
"Dasar sombong sekali, lihat aja kalau ketemu gue pites kau ya! Eh, itu tadi kayak bukan orang sini deh. Tapi, kok lancar sekali bahasa Indonesia nya ya!" gadis tersebut terheran-heran dengan Brandon.
"Sudah ah, ngapain aku mikirin dia. Biarin aja lah." Lanjutnya kemudian.
Gadis itu kembali melanjutkan perjalanan nya menuju tempat kerja.
......................
Mobil yang membawa Brandon dan kedua orang tua nya berhenti di salah satu rumah megah yang bergaya Eropa.
" Sudah sampai pa? " tanya mama Brandon.
"Sudah, ayo turun!" Ajak papa Brandon.
Brandon berjalan lebih dulu. Ia menarik koper kecil miliknya masuk ke dalam rumah tersebut. Dan di belakang di ikuti kedua orang tuanya.
Di tempat lain...
Seorang laki-laki dengan gelisah menunggu kedatangan sang pacar. Sudah menunggu lebih dari setengah jam . Pacar nya mempunyai kebiasaan yaitu sering terlambat.
"Kenapa belum datang juga. Untung gue cinta, kalau ngga udah gue cekik dia," keluh Will.
Laki-laki itu adalah William Santosa. Biasa di sapa Will. Biasanya ia tidak akan mau menunggu lama, tapi karena ini adalah menunggu gadis pujaan hatinya ia rela menunggu walaupun setiap kencan selalu saja sang kekasih telat.
" Siapa yang mau di cekik?" tanya seseorang pada Will.
"Eh, ngga ada kok. Mana ada, gue ngga bilang apa-apa kok." Jawab Will berbohong.
"Yang benar, awas saja ya kamu macam-macam!"
"Ngga berani, cuma satu macam aja paling kok."
"Ngga tahu, kakak ku jago judo?"
"Tahu, makanya berani nya cuma satu macam. Ngga berani macam-macam. Udah yuk kita jalan!" Ajak Will. Ia mengalihkan pembicaraan nya agar sang kekasih tak membahas nya lebih jauh.
Brandon sedang duduk sambil menghisap rokok nya. Pikiran nya menerawang di kejadian yang hampir satu tahun ingin ia lupakan. Sang istri menghilang tanpa jejak, bahkan pihak polisi Jepang pun tak berhasil menemukan sang istri. Bak di telan bumi Ayako menghilang begitu saja.
"Hah... apa yang harus aku lakukan. Tubuhku di sini, tapi pikiran ku jauh di sana. Bahkan setiap detik bahkan menit wajah mu melintas terus."
Brandon mematikan rokok nya, ia beralih ke benda pipih yang ada di atas meja bulat di samping tempat duduk nya. Tangan nya berselancar indah membuka beberapa artikel tentang berita hari ini. Ia fasih berbahasa Indonesia jadi tidak sedikit pun Brandon mengalami kesulitan.
"Beritanya itu-itu saja. Aku mandi dulu, saja dari pada pusing tak menemukan titik terang."
Brandon menuju kamar mandi menanggalkan pakaian nya, lalu ia berendam di dalam bathub yang sudah ia isi dengan air sabun aroma mint.
"Oh, iya gadis tadi kok aneh banget. Tiba-tiba muncul di depan mobil," Brandon merasa ada yang ganjal dengan pertemuan nya dengan gadis tersebut.
***
"Assalamualaikum," salam seorang gadis cantik yang baru saja tiba di rumah nya.
"Waalaikumsalam, dari mana saja to? Jam segini baru pulang." Jawab sang ibu yang juga bertanya perihal sang putri pulang terlambat.
"Tadi di jalan ketemu orang galak, kan aku ngga sengaja melintas di depan mobil nya. Aku dimarahin tadi."
"Kamu ngebut naik motor nya, ya?" tanya sang ibu.
"Ngga kok, pelan. Tadi ada kucing di pinggir jalan lari ke tengah jalan, terus ku tolong terus tuh mobil lewat mau ketabrak aku bu," gadis itu menceritakan kejadian beberapa menit yang lalu saat hampir tertabrak mobil Brandon.
Gadis itu bernama Zakia yang akrab di panggil Kia. Ia adalah seorang mahasiswi di sebuah kampus swasta di Jakarta. Sang ayah seorang dosen di sana, tapi tak pernah sekalipun ia menunjukkan pada teman-teman nya kalau ia adalah anak dosen. Hal itu ia tutup rapat, karena menghindari omongan jelek dari teman-teman nya.
Lagi pula ia lebih suka di kenal karena prestasi bukan karena sebuah sensasi karena mengingat sang ayah yang terkenal dengan sebutan dosen killer di kampus. Ia tak mau temannya ikut takut juga dengan nya, atau hanya memanfaatkan kan dirinya karena Kia juga mahasiswi yang sangat berprestasi.
"Baru pulang kamu?" tanya sang bapak.
"Iya, pak."
"Sudah, mandi sana!" Perintah bapak.
Tak hanya di kampus, bapak Kia juga galak dan tegas saat di rumah. Sikap disiplin sudah ia terapkan dari kecil, jadi sampai sekarang pun ia disiplin.
"Jangan galak-galak pak! Anak gadis cantik, dan nurut gitu kok di galak ki terus."
"Itu bukan galak bu, tapi tegas. Biar biasa disiplin. Kan ibu tahu bagaimana pergaulan anak zaman sekarang."
"Kan anaknya juga sudah disiplin to pak, mau disiplin yang bagaimana lagi. Anak itu jangan terlalu di keras, ngga baik juga lo. Yang penting dia tahu batasan pak. Kayak bapak ngga pernah muda aja. Kasih anak kita kepercayaan, biarkan dia menikmati masa mudanya tanpa harus kita kekang dengan aturan yang memberatkan. Biasanya kalau anak terlalu di tekan harus ini harus itu, harus disiplin ini dan itu malah anak jadi berontak. Zaman dulu dan sekarang beda pak, jadi jangan di samakan. Lagian Kia itu sudah dewasa dia bisa membedakan mana yang baik dan benar kok. Percayalah pada putri mu!" Ucap sang istri panjang lebar.
Pak Jono mengecup punggung tangan istrinya." Iya bu, makasih sudah didik anak kita dengan baik. Bapak hanya khawatir saja. Maklum anak perempuan bontot, lagian kakak nya malah kuliah di luar kota . Dia jadi ngga ada yang jagain kalau di luar."
" Paham pak, khawatir sih khawatir, tapi jangan berlebihan juga. Fahmi kan juga pergi kuliah di luar kota atas rekomendasi dari bapak lo. Apa perlu ibu suruh pulang?" tanya sang istri.
" Jangan bu! Sebentar lagi kan lulus. Dia aja udah pelatihan bu. Sebentar lagi jadi lulus bergelar dokter, " ucap sang bapak yang bangga dengan putra pertama nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
siapa gadis itu ya apa masih ada hubungan nya sama ayako🤭
2024-06-20
0
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ɳσҽɾ
setuju sama ibu
2024-06-20
0
❀⃝✿𝐋il 𝐌σσηℓꪱׁᧁׁhׁׁׅׅ֮֮t✿⃝❀
mantav
2024-06-20
0