Perjanjian

🌸 Mansion 🌸

Mobil Sedan putih itu, pergi Meninggalkan kediaman Mansion Mahesa,

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, tidak Ada suara hinaan atau makian lagi yang kluar dari bibir Reno, sementra Reno sedang sibuk menerima panggilan telepon dari Rekan bisnis nya.

Delena masih diam terpaku,kini ia sudah tidak punya kebebasan lagi, hidup nya seakan di tindas. saat ini terlintas rasa Rindu pada ibu nya,orang yang paling ia sayangi, Rindu pada Arya, kekasih yang Delena cintai, Rindu pada sahabat, tempat kerjaan nya dan juga kampus tempat nya menimba ilmu.

Hingga Mobil putih itu berhenti di Gedung perkantoran tadi, Reno kluar dari mobil, setelh bodyguard membuka kan pintu.

Reno masih memegang benda pipih itu ke telinga nya. ia masih asyik dengan obrolan di ponsel.dan masuk ke Gegung perkntoran.

Delena merasa lega setelah kepergian Reno, nafasnya kini sudah mulai teratur, untuk berapa saat ia masih bisa lega, tapi entah sampai kapan? begitu bnyk pertanyaan dalm hati nya sendiri.

Mobil pun, berjalan pergi meninggalkan gedung perkantoran itu.tiga puluh menit kemudian Mobil berhenti disebuah Restoran.

"kenapa kita kesini? tnya Delena penasaran

"Iya Nyonya ada yang harus kita bicarakan, Ayo silahkan masuk"

frans Membuka kan pintu untuk Delena, dan mereka Masuk bersama ke dalam Restoran yang sudh dipesan tempat nya.

"Duduk lah nyonya " pinta Frans

Delena duduk di depan Frans, pelayan datang membawa dua buah cangkir coklat panas.

Frans memberi kan kotak ponsel pada Delena dah sebuah map coklat di atas meja.

"Ini Apa Maksud nya? tanya Delena penasaran sambil mengerutkan dahi nya.

"Ini ponsel untuk nyonya pakai dan disana ada nomor nyonya yang baru, dan Map ini silakkan nyonya buka"

Delena mngambil sebuah Map coklat di atas meja dan mulai mngambil lembaran kertas di dalam Map, yang tertulis isi surat perjanjian, dengn gemetar ia mulai membaca isi surat itu

Bola mata Delena bergerak kesana-kemari membaca tiap kata yang tertulis di atas kertas putih itu.

Bola mata Delena mulai berkaca-kaca, menahan getir dalam hati nya.

"Bagaimana nyonya,,,,? Apa sudah bisa menanda tangani surat perjanjian itu? tanya Frans menyadarkan lamunan Delena.

",Apa surat perjanjian ini sudah diketahui kakek tetua?"

"Surat perjanjian itu diluar wewenang Tuan Besar Mahesa.

"Poinnya adalah,Tuan Reno berhak mngatur hidup nyonya selama nyonya masih menjadi istri nya, harus menjaga sikap didepan laki laki, karena itu akan mencoreng nama besar klurga Mahesa,menuruti semua perintah nya.

nyonya juga tidak boleh ikut campur urusan hidup Tuan Muda,apalgi yang bersifat pribadi, dan saat ini harus nyonya ketahui juga, kalau Tuan Muda masih memiliki kekasih yang sangat dia cintai.

dan dalam setahun pernikahan ini akan ada perceraian, Tuan muda akan mencerai kan Nyonya, karena pernikahan ini didasar kan ada nya keterpaksaan.

setelah bercerai Tuan muda akan menikah lagi dengn kekasih nya.

Dan points terakhr, seandainya Tuan Muda berhubungan dengan nyonya, lalu nyonya hamil, nyonya harus menggugur kan anak dalam kandungan nyonya, karna Tuan muda tidak ingin memilki anak dari keturunan Nyonya"

"Maafkan saya nyonya...Saya hanya menyampaikan, isi yang tertulis dalam surat perjanjian itu, nyonya silakan tandatangani"

Delena hanya menunduk, ia berusaha ingin berdamai dengan hati nya, tapi tetap saja butiran Airmata, sudah menetes membasahi pipi mulus nya.

Delena sudah tidak bisa menahan tangis yang begitu dalam, badan nya bergetar tubuh nya bergoyang karna isakan tangis yang semakin memilukan, ia hnya bisa meratapi nasib nya, merasa hidup sudah tidak berharga lagi, Andai ia bisa memilih dan terlahir kembali ia tidak ingin memilki saudara kembar yang malah mnghancur kan hidup nya,ia pun tidak ingin punya darah keturunan dari klurga Sanjaya.. tapi nasib berkata lain, ia harus menerima perjodohan yang tidak pernah ia ingin kan,

Delena meraih surat perjanjian itu dengan tangan bergetar, tangan mungilnya sudah menandatangi surat itu.

Tapi Delena masih berharap, secepatnya Davina kembali dan mengganti kan posisi diri nya, sebelum ia ternoda oleh Reno. dan ia pun tidak bisa menolak seandainya itu sampai terjadi, karna ia adalah istri syah Reno, pikiran terus berkecambuk dalam hati Delena.

Tanpa terasa Mobil sudah berhenti di depan kediaman keluarga Ramon Mahesa, Delena Mulai Membuka pintu mobil..

"Maaf nyonya..! Aku lupa memberi kan kartu ini' Frans menyodorkan kartu itu di depan mata Delena.

"Kartu Apa itu Tuan frans? tanya delena penasaran.

"Ini kartun Atm tanpa limit, jadi nyonya bisa belanja kan sepuasnya"

"Tidak usah.. terimakasih! ucap delena sambil geleng kan kepala.

"Ambil lah nyonya, ini sudah menjadi milik nyonya? tolong lah nyonya biar saya tidak kesalahan pada tuan muda"

Delena sempat berpikir sejenak, karna frans sudah memohon, mau tak mau ia harus terima walau Atm itu tak akan ia pakai.

"Baik lah, tapi aku hanya menyimpan nya" Delena mngambil kartu dari tangan frans

"Dan sekali lagi nyonya jangn panggil saya tuan, saya ini bawahan nyonya? panggil nama saya ajah..

Delena hanya mnganguk pelan, lalu keluar Dari mobil, masuk ke dalam Mansion.

*****

🌸 Night clubs 🌸

Malam itu jam sudah menunjukkan sebelas malam, Reno sedang sibuk dengan Dua orang sahabat nya di sebuah Night clubs, Arnold dan Leo dengan minuman wine di gelasnya.

"Ren,,, mengapa kau tidak undng Aku, kalau kau sudah menikah?"

"Hah!" kau hanya sibuk dengn wanita mu, kau selalu bepergian kluar negri"

"Terus bagaimna dengn Anjali..bukan kah kau berencana menikahi nya" ucap leo nyelidik

"Kau tau bukan? aku menikahi wanita itu, bukan kemauan ku, karna kakek sudah ber janji dengn kakek wanita itu, sialnya aku akan dicoret dalm daftar Ahli waris Mahesa, bila tidak mau menikahi nya"

"Kau sudah belah duren? sindir Arnold sambil terkekeh

"Ciih..!! mana sudi aku menyentuh wanita bekas bos bos itu, menjijikkan!!

"Haa...haa...haa... Arnold dan Leo terbahak

"Tapi bagaimana mungkin Kakek tetua tidak tau kelakuan wanita itu diluar"

"Hah!" kakek ku kolot dan dia tidak percaya kalau tidak lihat sendri, tapi tenang saja Aku akan buat jebakan untk wanita itu"

"Sudah lah..Ayo kita rayakan pesta kita ini" Arnold menjetik kan jari tangan nya, manggil tiga wanita seksi yang sudah mereka pesan, tiga wanita itu mnghmpiri sambil menuang kan wine di gelas.